Setelah kembali ke mansion pribadinya, Danieru dan Camilla mulai mengatur siasat untuk lebih dekat dengan keluarga inti keluarga Malaike. Mereka sedang menulis susunan rencana masing-masing dan terlihat cukup serius. Sejak dua jam lalu, ruangan tengah pada lantai atas mansion Danieru sudah dijadikan tempat yang sangat pas untuk mereka berdiskusi. Mereka menghabiskan beberapa mangkuk mie instan hanya untuk memikirkan hal yang sesungguhnya bisa mereka lakukan dengan mudah. “Cukup!” Danieru yang kini mengenakan ikat kepala berupa dasi menatap Camilla yang terlihat sangat betah berhadapan dengan tumpukan kertas. Wanita itu terlihat asyik sendiri, dan sangat menikmati waktu yang sedang mereka jalani saat ini. “Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tersenyum seperti orang bodoh? Apa rencana yang

