Chapter 4

988 Words
Beeepp....  beeeepp.... "Lucy buruan, Gama udah nungguin kamu dari tadi di luar" Seru Liora. Tak lama gadis 17 tahun itu terlihat berlari menuruni tangga. "Hati-hati sayang nanti kamu jatuh" tegur Liora khawatir. Lucy meminum s**u di gelasnya dan memabawa kotak bekal sebelum mencium pipi Liora. "Lucy berangkat dulu ma" Ucapnya. Liora mengusap dadanya "Dasar ya anak gadis jaman sekarang" celetuknya. Lucy berlari menghampiri Gama dan masuk ke mobil lelaki itu. "Lama benget sih" dumel Gama. "Sorry tadi buku pr ketinggalan" kata Lucy beralasan. Gama memutar bola matanya malas sambil mulai mengemudikan mobilnya lagi mengantar Lucy ke sekolah karena kebetulan arah tempat kerjanya melewati sekolah Lucy. "Kamu gak jemput Nadine lagi ya?" Tanya Lucy. "Dia lagi dinas keluar kota" Jawab Gama. Lucy diam beberapa saat "Apa kamu sangat mencintai Nadine?" tanya Lucy lagi. "Anak kecil tau apa. Diam aja deh gak usah tanya tanya hubungan orang" Lucy memanyunkan bibirnya "Aku udah 17 tahun tau bentar lagi punya ktp" "Ktp kan cuman kartu doang. Buatku kamu itu masih kecil" balas Gama "Udah cepat turun jangan sampai telat, bikin malu aja" Gama menghentikan mobil di depan gerbang sekolah Lucy. Lucy membuka pintu tapi dia berbalik mencubit lengan Gama "Aww.... Rese banget sih ini anak penyu" Protes Gama. Lucy menjulurkan lidahnya mengejek lalu segera berlari. Lucy berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya, tapi tiba-tiba seseorang melompat entah dari mana arahnya menghadang langkah Lucy. "Felix!! Bikin kaget orang aja tau gak sih" protes Lucy. Felix tertawa. "Selamat pagi calon ibu dari anak-anakku" ucap Felix. "Ish siapa juga yang mau nikah sama kamu. Orang kaya kamu mah pergi aja ke laut sana temenan sama duyung" Lucy melewati Felix. Lelaki satu kelasnya itu merebut tas Lucy dan membawanya lari. "Felix! Balikin tasku bentar lagi udah bel ini!" Teriak Lucy mengejar Felix yang membawa lari tasnya. Felix teman yang sudah begitu dekat dengannya. Lucy mengenal Felix saat smp tapi saat itu belum begitu akrab hingga waktu perpisahan sekolah lelaki itu mulai mengganggu Lucy hingga mereka jadi teman seperti sekarang. Tak menyangka di kelas dua ini malah satu kelas dengan Felix. "Ayo sini ambil kalo bisa" Felix tertawa melihat Lucy yang tidak bisa menangkap cowok nakal itu. Lucy menyentuh kedua lututnya dengan nafas tak karuan menatap kesal ke arah Felix "Please balikin tasku. Felix kamu bandel banget sih jadi orang" "Yah gitu aja kok nyerah sih padahal kan aku belum puas ngerjain kamu" Cowok itu berjalan mendekati Lucy, secepat kilat Lucy mengambil tasnya dan mengigit tangan Felix. "Aw aw aw. Hei kamu udah kaya kucing peliharaanku gini sih suka gigit orang" protes Felix. Lucy menarik sudut matanya mengejek Felix. "Bodo amat" ucapnya. Felix berjalan bersisihan dengan Lucy. "Kayaknya bakal rabies nih" ucap cowok itu sembari mengusap tangan yang di gigit Lucy. Gadis itu menggeplak lengan Felix cukup kuat. "Emang aku anjing gila apa" ucapnya marah. Felix mencubit kedua pipi Lucy. "Emes deh liat kamu marah" "Tapi aku eneg liat muka kamu" sambil mendorong wajah Felix. Cowok itu tertawa "Ntar sore aku kerumahmu ya" ucap Felix. "Untuk apa?" "Ketemu calon mertua dong masa mau nyulik bapak kamu sih" Lucy memutar bola matanya "Bisa aja bercanda nya" ucap dia dengan nada malas. "Jadi boleh gak nih" "Boleh kok. Tapi kamu jangan macam macam ya atau-" "Kamu bakal cium aku" Sahut Felix memotong kata-kata Lucy. "Mimpi aja sana" Sambil mendorong pipi Felix. "Pulang aku yang antar ya" "Sip sekalian bawa buku pr ya" kata Lucy mengingatkan. "Oke" jawab Felix. ---- Motor sport Felix berhenti di depan rumah Lucy. Mereka sama-sama melepaskan helm. "Yuk masuk. Ada mama di rumah" "Yah padahal aku maunya berduaan sama kamu" Felix mengedipkan sebelah matanya. "Sekali lagi kamu ngomong kaya gitu aku selotip nih" ancam Lucy. Felix mengambil helm di tangan Lucy kemudian dia memperbaiki rambutnya. "Biasa aja kali kaya gak pernah berdua sama aku" ujarnya sambil turun dari jok motor namun saat melihat Lucy mengeluarkan selotip besar dari tasnya secara refleks Felix mengangkat tangan. "Okey okey aku gak ngomong gitu lagi" Lucy tersenyum jahil pada Felix. "Halo tante cantik" sapa Felix begitu dia sampai melihat Liora duduk menonton tv dan menyalami tangan mama Lucy dengan sopan. "Loh Lucy ini anak siapa kamu bawa pulang?" Tanya Liora. Lucy duduk di sofa depan Liora "Nemu di jalan mah" Jawab Lucy seenak jidatnya. "Wah gimana sih tante sama calon menantu masa gak kenal. Ini aku Felix calon suami dari anak tante" ucap Felix. Lucy menghela nafas rendah "Ini Felix mah, dia teman kelas Lucy orangnya memang suka bercanda. Jadi kita cuman mau ngerjain tugas, bolehkan mah?" ucapnya. "Ooh.. Mama sampai kaget ngira kamu beneran bawa calon mantu buat mama" Liora terkekeh pelan. Felix mengusap rambutnya sendiri "Yah gimana sih calon suami kok gak di akuin" ujar Felix. Lucy menatapnya tajam. Felix nyengir tak berdosa. "Ya udah kalian belajar aja gak papa, kamu Felix kan? Tante baru lihat kamu temenan sama Lucy" tanya Liora "Nah ini nih tante. Aku sudah kenal sama Lucy itu dari smp tapi dia gak mau kenalin aku sama calon mertua. Jahat kan dia tante" Felix menatap Liora. Tak lama sebuah bantal sofa melayang mengenai kepala Felix. "Drama aja sih kerjaan kamu. Mah gak usah dengerin kata-kata anak sableng ini" celetuk Lucy kesal. Liora tertawa "Tante tinggal dulu ya siapin cemilan buat teman belajar kalian" "Wah ini yang di namakan calon mertua idaman" Felix mengacungkan kedua jempolnya. Lucy memijit kening, ini salahnya membawa Felix datang. Cowok itu tidak bisa diam. -- "Besok aku datang lagi boleh kan tante" pamit Felix setelah menyalami tangan Liora. "Boleh. Sering sering aja main kesini" Felix menatap Lucy "Yes! Ini sih namanya udah dapat lampu hijau buat ngelamar" seru Felix terang terangan. Liora tak berhenti tertawa dengan sikap Felix. "Tante masuk duluan ya" ucap Liora. Lucy mendekat dua langkah ke arah Felix. "Tadi yang udah di pelajari jangan di lupa siapa tau besok ada ujian dadakan lagi kamu sibuk minta contekan" "Gak bakal lupa kok apa lagi belajarnya sama calon masa depan" sahut Felix. Lucy tertawa "Udah sana pulang" "Jadi ceritanya ini kamu ngusir aku?" tanya Felix saat mengambil helm sebelum dia pakai. "Gak ngusir cuman ngedepak aja" "Lah apa bedanya?" "Beda dong, beda cara penulisan nya" "Iya kamu menang aku ngalah" "Hati-hati ya" Lucy melambaikan tangan. Felix juga melambaikan tangan. Motor Felix melewati sebuah mobil yang terparkir tidak jauh di depan rumah Lucy. Lucy tau itu mobil Gama dan si pemilik pasti ada di dalam sedang melihatnya saat bersama Felix. Siapa peduli, Gama juga sering membawa perempuan datang kerumahnya. Bersikap seolah tak peduli. Lucy menutup pintu rumahnya. _____,_____ To be continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD