1.Hilangnya kesucian...

1187 Words
Seorang gadis cantik, dari tadi merasa gelisah.Sudah satu jam lebih, dia duduk di restorant itu. Sambil sesekali dia merasa bosan memainkan ponselnya, sepertinya dia sedang menunggu seseorang. Bahkan dia sudah hampir menghabiskan orange jus yang dari tadi dia pesan, dia hampir berdiri untuk pergi meninggalkan restoran , hingga akhirnya dia mengurungkan niatnya, karena sepertinya seseorang yang dia tunggu sudah datang. Seorang pria tampan berwajah blasteran datang menghampirinya.Pria itu adalah Andreas, pria muda, tampan, sukses, dengan postur tubuh bak model kelas dunia, sedang berjalan ke arah meja Elis. Elis adalah seorang gadis cantik berwajah Timur Tengah, tubuh langsing, dengan kulit putih berseri. Dia adalah putri dari salah satu pengusaha terkenal di negeri ini. Secara diam-diam dia telah menjalin kasih dengan Andreas selama 4 tahun. "Maaf Sayang, aku terlambat," ucap Andreas sembari mengecup kening Elis, yang di balas dengan senyuman oleh Elis. "Nggak papa sayang ...," ucap Elis. "Apa kamu sudah pesan sesuatu?" tanya Andreas. Kemudian memanggil salah satu pelayan. Pelayan pun datang ke depan meja mereka, menyapa mereka dengan sangat ramah. "Iya Tuan. Anda mau pesan apa?" tanya sang pelayan sopan setelah dia sampai di meja itu. Mendengarkan dengan seksama, siap untuk mencatat pesanan yang akan mereka pesan. "Kamu mau pesan apa Sayang? " tanya Andreas kepada Elis. "Aku minum aja." Tersenyum kearah sang kekasih. "Baiklah, dua orange juice, " ucap Andreas. "Baiklah, tunggu sebentar Tuan ..." Tidak selang beberapa lama pelayan itu telah kembali dengan dua orange juice. Setelah nya dia pergi meninggalkan dua orang itu. "Ada apa sebenarnya Sayang, kenapa kamu suruh aku menemui kamu di sini?" Elis mulai meminum orange juice nya. "Sebenarnya ... ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," ucap Andreas. Elisa terlihat tidak begitu nyaman, gadis itu memijit kepalanya. Berusaha tersenyum ke arah Andreas, meskipun dirinya dalam keadaan tidak baik-baik saja. "Kenapa kepalaku jadi pusing kayak gini?" Tiba tiba badan Elis terasa panas, kepalanya teras pusing. Gadis itu tampak gelisah menahan sesuatu yang bergejolak di jiwanya. "Ada apa Sayang? sepertinya kamu butuh istirahat." Elis sudah tidak terlalu fokus dengan pertanyaan Andreas. Sang kekasih berdiri mendekat. Mengelus punggung Elis, rasa pusing dan aneh yang muncul secara tiba-tiba, membuat gadis itu menurut saja ketika Andreas memapahnya ke sebuah ruangan di hotel itu, kebetulan restoran yang di kunjunginya berada di sebuah hotel berbintang . Seorang pelayan yang tadi memberikan minuman tersebut , berjalan ke arah Andreas. Menyerahkan kunci kamar hotel itu kepada Andreas, setelah menerima kunci kamar, Andreas memberikan segepok uang kepada pelayan itu, kemudian laki laki itu membawa tubuh Elis yang lemah ke dalam sebuah kamar hotel yang sudah dia pesan dari tadi. Kamar yang sudah dia persiapkan, untuk melakukan aksinya. Setelah sampai di kamar hotel, Andreas langsung membaringkan tubuh Elis yang lemah. Elis yang berada di bawah obat perangsang, semakin tidak bisa mengendalikan diri nya, hawa panas dan rasa yang aneh itu seolah datang bersamaan menyerang tubuhnya. Tanpa dia sadari, Ia telah menarik tangan Andreas. Tubuh besar itu pun ambruk menimpa tubuh mungilnya, kadang akal sehatnya menyuruhnya untuk berhenti, tapi sekali lagi hasrat itu terlalu menggebu. Bahkan kini Elis begitu berani memautkan bibirnya dengan bibir Andreas, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Andreas membalas kecupan bibir sexi itu, gadis itu sungguh dalam keadaan tidak sadar. Hawa panas itu semakin membara, helai demi helai benang yang membalut tubuhnya, ia tanggalkan dengan suka rela. Akal sehatnya semakin hilang, hasrat itu semakin menggebu, membuat Elis Lupa diri. Andreas hanya bisa menelan air salivanya, melihat betapa indahnya sosok Elis yang terkungkung dibawahnya, Andreas tersenyum miring ke arah Elis, senyum yang penuh dengan amarah dan dendam. Akhirnya setelah 4 tahun lamanya dia berpura-pura, topeng kepalsuan itu berhasil ia tanggalkan, hari ini semua tujuannya akan segera tercapai. Laki-laki itu hanya diam ketika tangan nakal Elis melepas satu persatu benang yang membalut tubuhnya. Entah mengapa, malam ini dia tidak bisa mengendalikan hasratnya, semakin dia melawan, rasa itu semakin menyiksanya. Hembusan nafas Andreas yang begitu dekat, semakin menarik Elis ke dalam sebuah lembah nikmat yang penuh dosa. Elis yang malang, Elis berusaha mendorong tubuh Andreas, tetapi karena pengaruh obat itu, membuatnya semakin tak terkendali, otaknya berusaha melawan tapi tubuhnya tidak berdaya. Belaian lembut sang kekasih terasa begitu memabukan, membuatnya lupa diri. Dua insan yang tengah di mabuk asmara, telah melebur menjadi satu. Melakukan penyatuan mereka untuk yang pertama kalinya. Sang gadis menggeliat, bulir bening menetes di wajah cantiknya, rasa sakit yang luar biasa ia rasakan, bercak merah di sprei menjadi sebuah saksi hancurnya kehormatan yang ia jaga selama ini. Tanpa ia sadari ia telah terjebak dalam permainan sang kekasih. Haruskah seseorang yang begitu ia percayai menghancurkan nya sedemikian rupa. Andreas memandang ke arah Elisa yang yang tergolek tak berdaya di sampingnya.Gadis itu benar-benar tak sadarkan diri lagi. "Kehancuranmu akan di mulai dari hari ini Ellisa, aku akan membalaskan setiap rasa sakit yang kamu berikan kepadanya, hingga kamu merasa di neraka." Karena rasa lelah yang luar biasa akibat pertempuran tadi, Andreas tertidur dengan mebawa Elis ke dalam pelukannya. ** Elis membuka matanya perlahan, kemudia gadis itu memijit kepalanya yang terasa sakit.Dia berusaha mengingat apa yang terjadi dengannya, gadis itu merasa aneh dengan selangkanganya yang terasa nyeri, dia masih tidak menyadari Andreas tidur di sampingnya, dan benar saja dia terlonjak kaget, begitu mendapati Andreas di sampingnya. "Ada apa ini? apa yang sudah aku lakukan, tidak! ini tidak mungkin." Elis terisak, begitu menyadari apa yang telah terjadi pada dirinya, sesuatu yang selama ini dia jaga hancur sudah. Sesuatu yang hanya akan dia berikan kepada suaminya kelak, hancur sudah, Andreas membuka matanya perlahan, setelah mendengar suara isakan. "Elis ... kamu sudah bangun?" tanya Andreas. "Kenapa An. Kenapa ini harus terjadi sebelum malam pernikahan kita, apa yang sudah kamu lakukan?" "Aku? itu tidak seperti yang kamu pikirkan, " ujar Andreas. Kemudian Andreas menyambar sebuah laptop yang entah sejak kapan ada di kamar hotel itu. "Lihatlah ini. Supaya kamu tau, apa yang telah terjadi," ucap Andreas menyerahkan sebuah rekaman video kepada Elis. Elis terkejut melihat video tersebut, bagaimana mungkin? dia begitu liar di vidio itu, bahkan Andreas tampak menolak dirinya, sungguh dia begitu malu, melihat dirinya yang tampak sangat menjijikan. "Maaf ... aku sengaja merekamnya, karena aku tau. Pasti kamu akan bertanya seperti ini," ucap Andreas penuh drama. "Tapi kenapa? aku tidak menyadari itu semua." Elisa terlihat sangat bingung. "Tentu Sayang. Karena kamu di bawah pengaruh obat perangsang, ada seseorang yang mencampur obat itu di dalam minumanmu." "Apa! tapi siapa yang tega melakukannya? untuk apa?" tanya Elisa sedih. "Tentu saja. Untuk mengambil keuntungan seperti ini. Tenanglah, aku akan menikahimu diam diam, aku akan bertanggung jawab untuk ini semua." Andreas berusaha merengkuh Elisa ke dalam pelukannya. "Tidak An, aku harus mencari pelayan yang tadi malam." Elis tidak peduli, dia mengambil semua pakaiannya yang berantakan dan memakainya kembali, walau ada sesuatu yang terasa perih di bagian bawahnya dia tidak peduli. Dia langsung keluar dari hotel itu untuk mencari pelayan tadi malam. Andreas tersenyum puas, setelah menghubungi seseorang, yang ternyata adalah pelayan yang dia suruh tadi malam menaruh obat perangsang di minumannya Elis. "Carilah, sampai ke ujung dunia Sayang ... kamu tidak akan pernah menemukannya." Andreas tersenyum puas, melihat bercak darah di sprei putih itu. "Bonusnya adalah kesucianmu. Welcome to the game Honey ... wait to the next episode...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD