Episode 2 : Membekas

1437 Words
5 tahun kemudian "Baju-baju yang kau desain sangat menarik. Kau menghasilkan banyak uang untuk toko kecil kita." ujar Samuel. Samuel Gumarang, 34 tahun, adalah orang yang secara kebetulan menabrak Ara saat Ara diusir dari kediaman Damon 5 tahun silam. Karena terkejut, Ara kehilangan kesadaran. Saat terbangun, Ara sudah berada di kediaman Samuel dalam kondisi terpasang infus. "Berhenti berbicara seolah bapak hanya punya toko kecil di sudut pasar. Nyaris di seluruh pusat perbelanjaan besar di kota ini, toko dengan brand Sarang ada di sana." ujar Ara. Samuel tertawa pelan. "Kau yang membuatku jadi sukses seperti sekarang, Adaline. Dulu aku hanya desainer ternama, bukan desainer dengan penjualan pakaian terlaris." "Baju-baju itu terjual dengan brand yang pak Sam rintis sejak dulu. Kalaupun dijual dengan brand sendiri, belum tentu penjualannya akan sebaik ini." balas Ara. Sejak kejadian pemerkosaan itu, Ara tidak pernah menyebut dirinya Arabella lagi. Terhadap Samuel, Ara memperkenalkan dirinya dengan nama belakang. Setiap mendengar nama Ara, Ara justru mengingat Jade yang menyebut namanya pada malam kejadian. Samuel bukan seseorang dengan jiwa kemanusiaan yang tinggi. Saat kecelakaan, Samuel membawa Ara karena tidak ingin tersangkut masalah hukum. Siapa sangka, Samuel tertarik dengan buku sketsa yang Ara bawa dan membukanya saat Ara pingsan. Sejak saat itu Samuel bertekad untuk tidak melepaskan gadis dengan bakat menarik seperti Ara. Meski terkesan memanfaatkan kemahiran Ara, nyatanya Samuel mencukupi kehidupan Ara dan tidak membiarkan Ara kekurangan apapun. Ara juga tidak keberatan saat Samuel meminta izin untuk memproduksi dan menjual desain Ara menggunakan brand Sarang. Bagi Ara, sudah diberi makan dan tempat tinggal yang layak, merupakan hal yang patut dia syukuri. Jika saat itu Ara tidak bertemu Samuel, entah akan jadi seperti apa hidup Ara dan Kayli Amanda. Ya, kejadian pemerkosaan itu, membuat Ara hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Awalnya Ara ingin menggugurkan Kayli dan ikut mati bersama anaknya. Beruntung asisten rumah tangga Samuel menemukan Ara dan segera mencari pertolongan. Sejak percobaan bunuh diri tersebut, Samuel menjadi tau kalau Ara korban pemerkosaan. Awalnya Samuel memang curiga saat melihat banyak bercak merah keunguan di leher Ara ketika mereka pertama kali bertemu. Saat itu Samuel pikir Ara gadis bebas yang terbiasa bermain laki-laki. Nyatanya Ara gadis rapuh yang butuh dukungan secara fisik dan mental. Samuel yang tidak pernah peduli terhadap seseorang, tiba-tiba menjadi begitu baik dan memotivasi Ara untuk melanjutkan hidup dengan percaya diri. Samuel mendorong Ara untuk terus berkarya dan hanya fokus pada diri sendiri serta anak yang di kandungnya. Lambat laun Ara mulai menemukan jati diri. Ara membangun benteng pertahanan dan berubah menjadi Ara yang lebih berani. Sampai saat Ara melahirkan seorang putri, Samuel terus berada disampingnya. Di usia 20 tahun, Arabella Adaline sudah menjadi ibu tunggal tanpa suami. "Kau melamun lagi. Setiap kali tidak menggambar, kau hanya menghabiskan waktu dengan merenung. Apa Kayli sudah pulang? Siapa yang menjemputnya?" tanya Samuel. Ara sedikit terkejut saat menyadari Samuel sudah duduk disebelahnya. "Pak Sam begitu memperhatikan Kayli. Kalau terus seperti ini, pak Sam bisa melajang seumur hidup." canda Ara. Samuel terkekeh. "Ada kau dan Kayli, lalu kenapa aku harus menikah?" "Kami terus membebani pak Sam, apa pak Sam akan menikah kalau kami segera pergi?" tanya Ara pelan. Samuel mendekat dan mengecup bibir Ara singkat. Reflek Ara mendorong Samuel menjauh. "Maaf, aku tidak bermaksud. Apa harus kupanggilkan seseorang untuk menemani pak Sam? Biasanya pak Sam butuh teman tidur kalau sudah bertingkah seperti ini." ujar Ara. "Aku hanya ingin mengetahui perkembangan mentalmu, Adaline. Kau masih takut dan gemetar saat disentuh laki-laki. Aku tidak butuh wanita malam ini." jelas Samuel sembari mengacak rambut Ara. "Sekarang sudah jauh lebih baik. Hanya saja, pergerakan yang tiba-tiba seperti tadi, membuat perasaan jadi campur aduk. Antara gugup dan panik. Padahal ini bukan kali pertama pak Sam melakukannya." Samuel tersenyum. "Ini memang bukan kali pertama, tapi kau tidak pernah memberi izin untuk melakukan lebih. Padahal aku ingin sekali mencicipi seperti apa rasanya mencium dan menjelajah seluruh inci tubuhmu." Wajah Ara merona. "Tubuh wanita sama saja. Pak Sam bahkan sudah mencicipi banyak wanita cantik dengan bentuk tubuh yang nyaris sempurna. Aku bukan apa-apa dibanding mereka." "Entahlah, bisa jadi mereka yang bukan apa-apa di banding kau." ujar Samuel santai. Ara tertawa pelan. "Terimakasih untuk pujian yang tidak masuk akal itu. Karena pak Sam terus menggodaku, Kayli jadi salah paham dan memanggil pak Sam dengan sebutan Papa. Untuk yang satu itu, aku akan menjelaskan pada Kayli saat dia sedikit lebih dewasa." "Kau tidak perlu melakukannya. Biarkan Kayli terus memanggilku dengan sebutan Papa. Jangan hancurkan mimpi anak kecil hanya karena hal sepele seperti itu." ujar Samuel. "Itu bukan hal sepele pak Sam. Bapak sudah berkali-kali disalahpahami karena Kayli." jelas Ara. "Ada hal yang justru lebih penting dari itu. Sampai kapan kau akan memanggilku dengan sebutan Bapak? Apa aku sangat tua?" tanya Samuel serius. "Pak Sam sangat tampan dan awet muda. Aku sengaja memanggil sebutan bapak untuk menegaskan kalau aku adalah bawahan pak Sam. Dengan begitu tidak ada yang salah paham terhadap hubungan kita." jelas Ara. "Aku tidak menyukainya, Adaline. Cobalah panggil aku dengan sebutan kakak, atau sayang, atau Papa seperti yang setiap saat Kayli ucapkan." usul Samuel. Ara terkekeh. "Bukankah pak Sam tau aku pernah dipukul seorang gadis gara-gara digandeng oleh pak Sam. Kalau aku mengganti panggilan menjadi sayang atau menjadi papanya Kayli, bisa-bisa wanita yang mengejar pak Sam akan menumpahkan air panas ke wajahku. Pak Sam terlalu terkenal dan digilai banyak wanita. Aku takut terseret arus hanya karena sebuah panggilan." "Kau memang pandai menjawab. Apa kau mau tidur denganku malam ini? Bukankah dokter menyarankan untuk lebih sering berinteraksi dengan laki-laki agar trauma itu cepat teratasi?" usul Samuel. "Terakhir kali kita tidur di satu ranjang, pak Sam justru begadang semalaman. Aku tidak ingin itu terjadi." cibir Ara. "Kali ini aku akan tidur nyenyak Adaline. Tapi kau harus berjanji untuk mau dipeluk." bujuk Samuel. "Baiklah, aku mengalah. Di kamarku atau di kamar pak Sam?" tanya Ara. "Tentu saja di kamarmu." jawab Samuel dengan wajah ceria. *** "Kau tidak minum?" tanya Jade pada Samuel. Saat itu Samuel dan Jade tengah menikmati sebotol anggur di kantor Jade. Lebih tepatnya, Jade mengajak Samuel bertemu untuk membahas masalah pekerjaan. "Hari ini aku tidak bisa minum. Ada sesuatu yang lebih menyenangkan daripada minum anggur." jawab Samuel. "Apa itu tentang Adaline? Kau selalu menolak minum jika menyangkut tentang Adaline." ejek Jade. "Kau benar. Malam ini aku akan tidur sambil memeluk Adaline. Adaline benci aroma minuman keras, aku tidak boleh melakukan apa yang dia benci." ujar Samuel. Jade berdecak pelan. "Entah bagaimana kau bertahan hanya tidur dan tidak melakukan apa-apa pada gadis yang membuatmu tergila-gila. Kau luar biasa." "Mau bagaimana lagi? Adaline ketakutan setiap aku melakukan sentuhan yang tidak dia izinkan. Trauma masa lalu benar-benar membuat Adaline kehilangan kepercayaan terhadap laki-laki. Saat ini, hanya dengan tidur sambil memeluk Adaline, aku sudah merasa puas." jelas Samuel. "Kau puitis sekali. Aku penasaran seperti apa Adaline yang begitu kau agungkan. Kau bahkan sengaja menyembunyikannya. Apa aku terlihat seperti laki-laki yang suka merebut wanita sahabat baiknya?" tanya Jade. Samuel terkekeh. "Aku belum menemukan saat yang tepat. Tapi, kalau kau segera menikah, aku pasti akan membawanya untuk membuat baju terbaik. Kau pasti tidak akan kecewa." "Aku yakin aku tidak akan kecewa jika itu pekerjaan Adaline. Justru aku meragukan kinerjamu. Sejak ada Adaline, kau lebih banyak menghabiskan waktu bermain-main." ejek Jade. "Aku mendapatkan balasan atas perbuatan baik yang kulakukan. Kau tidak perlu iri dengan uang yang mengalir ke rekeningku. Aku membiayai hidup seorang gadis malang yang terpaksa membesarkan anak tanpa suami." balas Samuel. "Kau tidak berencana mencari laki-laki yang sudah memperkosa Adaline? Siapa tau dengan begitu trauma Adaline akan lebih mudah di obati." usul Jade. "Adaline tidak menginginkannya. Bukan hanya takut, tapi sepertinya Adaline dipermalukan sedemikian rupa. Gadis itu tampak marah setiap aku mengungkit tentang kemalangan yang menimpanya." jelas Samuel. "Aku akan segera bertunangan." ujar Jade tiba-tiba mengalihkan pembicaraan. "Kau serius?" tanya Samuel. "Apa aku pernah berbohong?" balas Jade. "Selamat." "Selamat? Kau pikir aku menyukainya? Pernikahan bisnis adalah pernikahan yang paling ingin ku hindari." geram Jade. "Kau harus melakukannya untuk melebarkan sayap perusahaan Damon. Kau tau Hana memiliki ratusan pusat perbelanjaan raksasa di seluruh negeri ini. Sedangkan kau, kau pemilik puluhan hotel dan stasiun televisi. Kalian perpaduan yang sangat pas. Kalian terlahir sebagai pewaris yang luar biasa." puji Samuel. "Tapi aku ingin terus mengembangkan game dan mendapatkan uang hanya dengan duduk santai seperti yang selama ini ku lakukan. Aku benci pekerjaan terikat dan mengharuskan menjadi penjilat." ujar Jade. Samuel tersenyum kecil. "Itu sudah takdir yang harus kau jalani. Berhubung kau akan bertunangan, aku secara spesial akan membawa Adaline untuk jadi desainer kalian. Hana pasti setuju jika itu rekomendasi dariku." "Terserah kau saja. Aku jadi tidak sabar ingin melihat seperti apa Adaline yang nyaris setiap minggu menjadi topik pembicaraanmu." balas Jade. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD