Bab 5.

998 Words
Lily menggeliat. Sesak sekali, dia melepaskan pakaian tipis yang menutup di helai terakhirnya hingga terlihat gunung kembar yang bulat dan padat dengan ujung yang merah marun, begitu menggoda. Seorang pria yang masuk ke dalam kamar tersebut tersenyum kecil melihat tingkah sang wanita yang berada di atas ranjang. "Kamu menggodaku?" Dia, Naga Bisaka, kepala Preman di kota ini. Dia memiliki kelompok yang sangat besar, dan itu tak main-main. Bahkan banyak pengusaha yang takut dengannya. Pelan, bibirnya yang menyeringai berjalan sesuai dengan langkah kakinya. Dia berjalan ke arah sang wanita, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Lily, wanita yang dijebak oleh sahabatnya sendiri. Mata Lily berkabut, dia melihat pria itu semakin mendekat padanya. Oh Tuhan, siapa dia? Kenapa aku berada di ruangan ini bersama orang asing? Dimana sebenarnya ini? Ruangan ini terlihat sangat berbeda, Caren, Gero, dimana mereka? Aku sangat menginginkan mereka di sini! Dimana mereka sebenarnya. Lily memainkan gunungnya yang kelihatan seperti Mochi, enak di makan, kenyal dan dingin di mulut. Wajahnya memerah dan Naga menikmati pandangan ini. "Seksi, nama kamu, Lily 'kan?" Suara Naga terdengar parau. "Aku mau menghisap ujung gunungmu!" Dia menunjuk ke arah barang berharga milik Lily. dan melepaskan tangan wanita tersebut yang bermain di sana. Naga menarik tangan Lily, menjulurkan lidahnya yang ujungnya begitu lancip, panjang dan runcing bermain di puncak gunung Lily. Wanita itu merintih dan mendorong kepala Naga untuk melepaskan puncaknya yang sudah mengeras dan kini terasa perih. "Uuuh," Lagi-lagi Lily mendesah saat Naga menghisap seperti bayi. Jangan lakukan ini padaku, aku mohon! Dia terus berteriak tapi suara itu tidak tembus sama sekali! Sungguh menyedihkan. Siapa saja, tolong aku! "Akh," Naga mengerang. Pisangnya mulai mengacung dan itu sangat menyiksanya. "Akh," Tubuh wanita itu bergerak karena rangsangan. "Hm" Lily mendongak, saat Naga meraih miliknya. Tangan Naga menyelip dengan nikmat pada goa surga Lily. dia masih berusaha mendorong kepala Naga agar menjauh dari gunungnya. "Ah," Lily tidak bisa membuat Naga menjauh. Sedangkan dia sudah menggila! Dia benar-benar gila, dia tidak bisa menahan gairah di tubuhnya. Wangi Lily benar-benar nikmat sekali. Naga mendengar sayup suara Lily mendesah. "Mau aku masukkan sekarang!" Dia membisikkan ditelinga. Wanita itu tak bisa menjawab, hanya ada desahan yang keluar dari mulutnya. Lily pun sangat terkejut. "A, Apa-apaan!" tangannya mendorong tubuh pria di hadapannya. Antara sadar dengan tidak, Lily tidak bisa melihat dengan jelas. Lalu di saat dirinya membalikkan tubuh. "Ak," Nyawa Lily terasa lepas sesaat, sewaktu sebuah pisang yang besar masuk ke goa kenikmatannya. “Ini baru separuh Lily, jadi jangan meringis seperti itu, aku merasa sedih melihatmu! Aku mendapatkan hadiah malam ini dengan susah payah! Jangan kecewakan hati pria tampan ini. Kau tahu, aku tak punya banyak waktu untuk bersenang-senang! Ayo kita nikmati.” wajah Naga menyeringai, dia menyapu wajah Lily dengan ibu jari. “Siapa yang menjualmu sampai menggunakan obat perangsang seperti ini! Benar-benar menyedihkan.” Lily mendesah, “Ugh,” "Kenapa?" Naga berbisik pelan, dan dia kini melumat telinga Lily pelan. Naga terpesona pada kulit mulus wanita ini. Dia sangat bersih, kulitnya bersinar dan itu berbanding terbalik dengan kulit Naga yang hitam manis dan keras. Dia seperti kayu jati jika di istilahkan. Mahal dan langka! “Tuan, siapa anda? Kenapa melakukan ini pada saya? Kita tidak saling mengenal.” Lily terbata-bata mengatakan itu. Seluruh jiwa raganya sangat lemah hingga tidak bisa bicara dengan benar. “Jangan sentuh saya, Tuan.” “Aku adalah Tuan untuk malam ini, dan kau bertugas untuk memuaskan diriku! Dengarkan aku Lily, kita akan melakukannya dengan pelan dan nikmat! Jadi jangan takut, aku pria yang baik.” Naga memuji dirinya sendiri, dia masih mencumbu Lily. Dia sengaja menarik tubuhnya dan menekan tangan dipinggul wanita tersebut. Wajah Lily berubah, dia seperti terjebak pada sesuatu. “Tuan,” “Bantu aku, sayang! Biar kita sama-sama basah." senyum nakal Naga membuat Lily semakin takut. “Kau tidak boleh nakal.” wanita ini menggeleng, "Jangan." Lily memohon, dia berada di alam nyata dan khayalan. Mata wanita itu benar-benar berkabut. Dia tidak bisa bergerak saat Naga kembali mencumbu bibirnya. Dia juga ingin ini cepat selesai. Dia harus membuka keperawanan wanita yang ada di hadapannya. Sekarang bukan saatnya untuk merasa kesal dan gagal. Napas Naga terengah-engah, dia memasukkan dan mengeluarkan pisang besarnya dengan pelan, lalu berangsur menjadi cepat. Dia terus mendesah dengan napas menderu. Darah kental bersembunyi di balik kedua kaki Lily. Pria ini pun mengecup lembut dan tentu saja membuat Lily terpekik kuat. Tak pernah ada satu manusia pun yang berani mengecup mesra miliknya yang berharga di antara kedua kaki tersebut. Ini gila dan sangat luar bisa panas. Naga membalikkan tubuh Lily. "Kamu manis sekali, aku tidak bisa berhenti mencumbu!" bisiknya yang membuat bulu kuduk Lily berdiri. Lily terdiam, akhirnya dia tak mampu untuk menolak pria besar yang ada di hadapannya, wangi coffe dan perut kotak-kotak terlihat sangat memukau. “Ah,” desah Lily. Wanita itu telah terpojok, tak mampu untuk menghindar, apa dia harus menerima kelakuan brutal pria di hadapannya? Dari pada kenyataan, sejujurnya Lily lebih merasa ini seperti mimpi. "Ini milikku." Naga meremas gunung kenyal Lily dan menghisapnya kembali dengan kuat. "Ah," Lily mendesah kembali sambil mengejang. Pria itu benar-benar gila. Dia pandai sekali bercinta. “Tuan, apa saya bermimpi?! apa anda tidak nyata? Saya tidak mengenal anda sama sekali, tolong Tuan berikan saya penjelasan.” “Anggap saja ini mimpi, aku yakin kau juga menikmatinya jika beranggapan seperti itu Lily. Semua yang ada di sini adalah milikmu, termasuk aku. Desahlah yang kuat, tak akan ada yang mendengarnya." Naga tersenyum. Desahan Lily semakin membuatnya b*******h. “Tuan, apa saya boleh seperti itu? Saya dan anda belum menikah, kita tidak bisa Tuan, tolong menjauhlah dari saya.” Wajah Lily memerah menahan rematan Naga yang lembut memainkan puncak gunung, sedangkan jempol pria itu memutar ujung gunung. "Ekhh," Suara Lily melemah seketika, tapi tubuhnya menggeliat menerima sentruman gairah dari Naga.  "Kamu perawan yang imut! Apa seseorang sedang menjebakmu?! lihat darah ini, terus, Lily! Teruskan! Kamu harus mendesah lebih kuat. Aku ingin mendapatkan lebih dari ini. Jangan berpikiran yang aneh-aneh, kita nikmati saja setiap detik dan menitnya.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD