Not Any More

1340 Words

Aroma sedap yang terkoar semerbak di ruangan ini, menjadi alarm alami Lena untuk terbangun. Ia memutar bola matanya saat mengetahui Daren yang sedang memasak. Hah, kali ini ia bersumpah tidak akan masuk ke dalam pesonanya lagi! "Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Daren yang menyadari Lena sedang menatapnya tajam. "Memangnya kenapa?" "Hah, sudahlah, kau lapar tidak? Aku sudah membuatkan bagian untukmu," tawar Daren sambil menata masakannya di meja makan. Lena memicingkan matanya sambil berpikir, sejujurnya ia tiba-tiba lapar saat ini. Tapi Lena teringat harga dirinya, sebelum pria b*****t itu tau alasan kenapa dia marah padanya ia tidak akan menanggapinya. Gengsi?—katakan seperti itu. Tapi... Setelah di pikir-pikir urusan gengsi tidak ada hubungannya dengan kondisi perutnya sa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD