Sinta melihat hasil rekaman kediaman Dirgantara di laptopnya. Tidak ada apa pun, di dapur juga hanya ada ART yang sedang memasak makanan. Tetapi tunggu—Sinta menghentikan video itu, meneliti wajah salah satu ART di sana.
“Marsha!? Jangan-jangan Tasha—”
“Kenapa Marsha jadi ART, apa orang tuanya bangkrut?” Sinta bergegas mencari artikel tentang keluarga Marsha. Sinta terkejut, orang tua Marsha bahkan baru merayakan ulang tahun perusahaan mereka secara besar-besaran. Tampak di sana ada potret kebersamaan orang tua Marsha dan Kakak-kakaknya. Sinta kembali melihat layar laptopnya, gambar itu juga sudah dia perbesar dan benar saja itu Marsha, mantan sahabatnya.
“Mbak Sinta, ayo kita sarapan!” Panggilan Santi membuyarkan lamunan Sinta.
“Iya sebentar!” Sinta segera turun ke lantai bawah dan
