Begitu Elsa kembali, Adam sudah kembali seperti dirinya yang biasa, tersenyum lebar untuk Elsa. Elsa juga sudah terlihat lebih segar dengan make up tipis di wajahnya. “Ayo, aku anterin,” kata Adam. “Terima kasih.” Beriringan, mereka naik lift mumpung sepi. Di lantai satu sebelah kiri, deretan ruang OSIS dan klub-klub eskul berjejer. Elsa belum pernah ke sini sebelumnya. Perpustakaan besar di samping ruang kantor dan guru saja belum pernah Elsa sambangi. Tak seperti yang ia duga, ruang klub ternyata sangat ramai, beberapa dari mereka bersiul-siul menggoda Adam. Seperti biasa, Adam hanya cengengesan membalas teman-temannya. “Abaikan saja mereka. Kita sudah di semester akhir, makanya rada stres,” kata Adam pada Elsa. “Iya, ya. Kakak bentar lagi lulus.” “Kamu sih. Aku mau lulus baru k

