Majikan dan pelayan itu saling berpandangan. Wajah Elsa tenang, tidak ada yang bisa menebak apa yang saat ini tengah Elsa pikirkan. Duduknya tegak, tangan terlipat manis di pangkuan. Bibir Ela bergerak-gerak kecil sebelum menjawab, “Baik, Tuan.” Tuan Zachary menghela napas lelah. “Bibi Laurent yang akan bicara dengan kakak kelasmu. Kita sudahi saja permainan kecil ini. Toh ke depannya nanti kamu akan mendampingi Liam mengelola perusahaan.” “Baik, Tuan.” Tuan Zachary membongkar-bongkar beberapa file dokumen di depannya. Mengambil satu kemudian membukanya. “Paman sudah lihat hasil belajarmu. Nilaimu sangat bagus di semua bidang kecuali olahraga, tapi tidak masalah. Di perusahaan tidak terlalu butuh keahlian olahraga.” Elsa duduk di sana. Mendengar ceramah panjang dari Tuan Zachary. Waja

