BAB 7: LANGIT DAN KERAK BUMI

1333 Words
“Saya yang memanggilmu tadi,” Lisa terkekeh saat melihat wajah linglung gadis di depannya ini. “Anda kenal saya?” tanya Ellena yang sekarang menatap Lisa dengan bingung. Dia mengenali dengan jelas wanita itu, Alisandra Putri Permana, saudara kembar Alex. Tapi dia yakin, wanita ini tidak mengenalnya. “Sebelumnya tidak, tapi semalam Alex memintaku untuk memastikan Ibumu mendapatkan perawatan terbaik disini,” jawab Lisa yang berjalan mendekati Ellena dan mengulurkan tangan. Dengan cepat Ellena berdiri dan menyambut uluran tangan Lisa. “Lisa, adik Alex,” kata Lisa memperkenalkan diri. “Selamat Siang Bu Lisa, saya Ellena,” kata Ellena sopan. “Jadi, semua Dokter terbaik tadi datang karena Anda yang meminta mereka merawat Ibuku?” tanya Ellena gelisah. Bagaimana dia membayar biaya Dokter-Dokter itu? Sekarang dia khawatir dua milyar juga tidak akan cukup. “Alex yang minta. Kenalkan, ini suamiku, Jackson,” koreksi Lisa yang kemudian memperkenalkan suaminya yang sejak tadi berdiri di sebelahnya. “Jackson,” kata Jackson saat bersalaman dengan Ellena. “Saya, Ellena. Selamat siang Pak Jackson,” kata Ellena sopan. “Terima kasih karena sudah menyempatkan diri untuk mampir kesini. Nanti saya akan berterima kasih juga pada Alex,” kata Ellena. Dia benar-benar takut salah bicara atau menyinggung pasangan di depannya, mereka tampak terlalu ‘wah’ untuknya. Walau hanya menggunakan pakaian kerja, tapi terlihat elegan dan berkelas. “Kau memanggilnya, Alex, berarti kau juga harus memanggilku, Lisa,” kata Lisa sambil tertawa. Dia penasaran sekali dengan hubungan Alex dengan gadis manis ini. Semalam dia bertanya pada Alex dan kembarannya itu tidak mau menjawabnya, hanya mengatakan kalau gadis di depannya ini pernah menyelamatkan nyawanya, dan karenanya, dia berhutang pada gadis ini. Dan itu artinya, dia juga berhutang budi pada gadis itu karena telah menyelamatkan nyawa Alex. “I-itu ..,” seketika Ellena panik. Dia baru sadar kalau seharusnya dia memanggil Alex dengan lebih sopan. Alex pasti sama elegannya dengan wanita di depannya, siapa dia yang seenaknya memanggil Alex hanya dengan nama? Alex adalah langit dan dia hanyalah kerak bumi. Jika reputasinya tidak hancur, dia bisa mengatakan kalau dia adalah bumi pijakan, tapi karena reputasinya yang sudah tidak bersisa, dia benar-benar seperti kerak bumi yang tidak ada artinya. “Jangan tegang begitu, aku hanya menggodamu saja,” kata Lisa sambil tertawa lagi. Dia merasa gadis di depannya ini lucu dan wajahnya menggemaskan saat panik seperti ini. “Apa kata Dokter tadi?” tanya Lisa. dia merasa gadis ini sangat tegang, jadi berusaha untuk mencairkan suasana. Benar perkiraannya, Ellena langsung menjelaskan kondisi Ibunya dan gadis itu tidak terlalu tegang lagi, namun selesai bercerita, gadis itu malah jadi lesu. “Apa ada masalah?” tanya Lisa bingung. “Tidak ada. Saya benar-benar berterima kasih atas bantuan kalian, tapi saya khawatir uang yang saya pinjam dari Alex mungkin tidak cukup untuk membayar Dokter-Dokter sehebat itu,” kata Ellena menyuarakan kegalauannya setelah sekali lagi mendengar kalau Dokter-Dokter hebat tadi adalah Dokter terbaik disini. “Kau tidak perlu membayar apapun, aku sudah membayar lunas semuanya,” kata Lisa dan Ellena terbelalak. “Jangan. Tidak boleh seperti itu!” seru Ellena panik. “Kau tenang saja, aku bayarnya dengan uang Alex,” jawab Lisa tersenyum menenangkan, yang tidak berhasil menenangkan Ellena, wanita itu malah semakin panik. “Kalau begini, aku jual diripun, gak akan sanggup bayar hutang,” kata Ellena dengan wajah nelangsa penuh derita, dia terlalu syok memikirkan begitu banyak uang yang dikeluarkan Alex untuknya. Dia bicara begitu karena berpikir kalau cara paling cepat untuk mendapatkan uang yang banyak adalah dengan jual diri, tapi kalau sampai bermilyar-milyar-milyar, seniat apapun dia menjual diri, dari siang ke malam, sampai pagi lagi yang gak pake tidur-tidur, sepertinya hutang itu juga tidak akan kebayar! Lisa tertegun sebentar karena perkataan Ellena dan wajah nelangsa gadis itu, lalu dia tertawa. “Tidak sopan, Li,” kata Jackson menasehati. Sejak tadi dia duduk di sebelah Lisa sambil kerja lewat ponselnya, tapi telinganya tetap menangkap percakapan Lisa dan Ellena. “Kau lihat wajahnya itu, dia seperti lagi dibawa ke tiang gantungan.” kata Lisa yang masih tertawa dan wajah Ellena memerah malu karena perkataan Lisa. Lisa akhirnya berhenti tertawa saat Jackson meremas lembut pinggangnya, menyuruhnya untuk tidak terus menggoda gadis itu. “Jangan tersinggung, ya. Aku bukan sedang mengejekmu. Hanya saja ekspresi wajahmu sangat menggemaskan.” kata Lisa memberitahu Ellena, namun gadis itu menatapnya dengan ekspresi sedih. “Tapi, dari mana aku bisa mendapat uang untuk membayar hutang pada kalian? Sebulan penghasilanku hanya sepuluh juta, sedangkan Alex kemarin meminjamkanku dua milyar, itu saja butuh waktu puluhan tahun untuk membayar hutang. Sekarang kau membayar Dokter terbaik disini dan itu berarti biaya pengobatan Ibu akan melonjak tinggi. Maaf, jangan tersinggung, bukan aku tidak tahu berterima kasih karena kalian berusaha memberi yang terbaik untuk Ibu, tapi aku benar-benar khawatir tidak bisa membayarnya,” jawab Ellena jujur dengan wajah sedih. Dia bukannya durhaka karena tidak mau memberi yang terbaik untuk Ibunya, tapi dia juga harus tahu diri, bagaimana dia harus membayar semua hutang dan kebaikan Alex dan Lisa? “Memang Alex meminta kau mengembalikan uang itu?” tanya Lisa bingung. Dia tahu sifat Alex dan dia yakin Alex bukan orang yang perhitungan, apalagi untuk orang yang sudah menyelamatkan nyawanya. “Tidak, sih. Alex bilang aku tidak perlu membayarnya. Tapi, kan, aku bermaksud meminjam uang padanya, bukan merampoknya, jadi aku tetap akan mengembalikan uang itu bagaimanapun caranya,” jawab Ellena tegas. “Kalau Alex sudah bilang begitu, kau tidak perlu memikirkan soal uang itu. Alex bilang kau pernah menyelamatkan nyawanya dan hal itu tidak bisa digantikan dengan uang sebanyak apapun. Jadi urusan rumah sakit ini hanyalah salah satu dari cara kami membalas budimu. Lagipula, uang segitu tidak ada nilainya bagi Alex,” kata Lisa menjelaskan. Dia terenyuh dengan pemikiran Ellena, gadis ini sangat baik dan tidak egois. Dia yakin, Alex akan memberikan berapapun yang diminta oleh Ellena karena uang segitu bagi mereka tidak besar, tapi gadis ini malah ngotot ingin mengembalikannya. “Uang segitu tidak ada nilainya untuk Alex?” Ellena bahkan terlonjak dari kursinya karena terlalu terkejut. Sekali lagi Lisa ingin tertawa saat melihat reaksi polos gadis di depannya, tapi dia menahannya dan tetap menjawab dengan ekspresi serius. “Kau minta sepuluh milyar juga akan langsung diberikan olehnya.” jawab Lisa sambil mengangguk membenarkan perkataan Ellena. “Tidak. Tidak. Uang segitu sangat besar. Ini semua sudah lebih dari cukup. Aku membantu Alex karena aku tidak bisa membiarkannya dikubur hidup-hidup saat itu, bukan karena mengharapkan imbalan,” jawab Ellena cepat sambil menggeleng dengan panik. Dia bukanlah orang yang ingin mengambil keuntungan dari kesulitan orang lain dan dia tidak mau orang lain berpikiran seperti itu padanya. Lisa langsung pucat dan matanya terbelalak saat mendengar perkataan Ellena, begitu juga Jackson yang langsung menoleh pada gadis itu. “Dikubur hidup-hidup? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Lisa ngeri. Jantungnya langsung berdetak sangat cepat saat membayangkan Alex akan dikubur dalam keadaan hidup. Dia pikir menyelamatkan itu seperti menolong saat hampir tertabrak atau sejenis itu. “Tenang, Li,” kata Jackson merangkul Lisa yang terlihat panik. Lisa tidak sadar kalau dirinya sudah sangat pucat saat mendengar kalau Alex pernah hampir dikubur hidup-hidup. Dia memang berencana mengorek dari Ellena mengenai apa yang membuat Alex berhutang nyawa pada gadis ini, tapi mendengar jawabannya, membuat jantungnya hampir lepas. “Namamu, Ellena, kan. Duduklah dulu,” kata Jackson tenang dan Ellena langsung kembali duduk, dia menatap khawatir pada Lisa yang pucat. “Ma-maaf, saya tidak bermaksud menakuti Anda,” kata Ellena tidak enak hati pada Lisa. Dia pikir Alex pasti sudah menceritakan kejadian itu pada Lisa, bukankah dulu Alex mengatakan kalau dia harus segera pergi untuk menolong adik perempuannya? Setahunya, Alex hanya memiliki satu adik perempuan, yaitu wanita di depannya ini. “Bisa tolong kau ceritakan kejadiannya?” tanya Lisa. Ellena menatap Jackson ragu, melihat reaksi Lisa, dia agak khawatir kalau wanita ini nanti tidak bisa menerima ceritanya dengan baik. “Ceritakan saja, Ali kuat, koq,” kata Jackson menenangkan. “Aku tadi hanya terkejut. Kau tidak perlu khawatir aku pingsan atau histeris,” kata Lisa yang juga melihat raut kekhawatiran Ellena dan langsung menenangkan diri. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD