Semoga saja

881 Words

Kini Qiran pun memasuki mobil ayahnya untuk segera pulang. Gadis itu menoleh ke arah belakang, dan benar saja Satria mengikutinya hingga gerbang kampus. Beruntung pria itu tidak mengikuti ke mana arah mobil ini melaju. "Haaah," Qiran pun mendesah lega. Sungguh amat sangat lega. Sedangkan Martin menatap bingung ke arah putrinya yang tiba-tiba mendesah lega. Seperti anak kecil yang berhasil lepas dari kejaran angsa. Karena penasaran, Martin pun bertanya. "Kamu kenapa?" Tanya Martin. "Eh... Enggak apa-apa kok, Pi?" Jawab Qiran singkat. "Kayak habis dikejar angsa," ucap Martin. "Lebih parah dari pada angsa," ucap Qiran membuat Martin terkekeh. "Kamu mau makan apa siang ini? Biar Papi traktir," ucap Martin. Sedangkan anak gadisnya justru menatap bingung ke arah Martin. Tatapan matanya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD