Mimpi Bersama Cowok Berkuda

1104 Words
Hari sudah pagi, sejak tadi asisten Widi yang bernama Ida itu yang selalu mengenaikan seragam kerjanya terus membangunkan Widi, namun Widi enggan bangun dan masih sangat mengantuk, itu lah kebiasaannya setiap hari ketika masih di rumah sang Mama dan papanya, ia bangun paling cepat di pagi hari pukul 10, terkadang lebih cepat jika ada jadwal kuliah. Karena kebebasan yang Widi inginkan, akhirnyaa ia ingin sekali tidur puas tanpa ada yang mengganggunya. Tapi, sejak tadi Ida terus membangunkannya dan mengganggunya dari mimpinya yang indah, dalam mimpinya ia bertemu dengan pangeran dan pangeran tersebut mengajaknya jalan-jalan dengan kuda mengelilingi perkebunan. Lalu terbangun oleh suara Ida yang terus menerus menyebutnya ‘Miss’ sungguh ini sesuatu yang menjengkelkan. “Ada apa, Ida?” tanya Widi mengacak rambutnya frustasi lalu bangun dari pembaringannya. “Kamu menggangguku.” “Miss, ada—” “Apa yang ada? Ha? Apa?” Widi lalu menoleh dan melihat ke arah pintu kamarnya dan membulatkan mata ketika melihat Adan yang saat ini berdiri seraya bersedekap di hadapannya, wangi tubuhnya menguar, ketampanannya juga di atas rata-rata, tapi masih menjadi pertanyaan mengapa ia menikah sampai empat kali. “Kamu?” “Miss, tidak boleh begitu, panggil beliau dengan sebutan Tuan Muda Adan,” bisik Ida pada majikannya. Widi memperbaiki dandanannya, apa yang terjadi dalam hidupnya saat ini sangat berbeda dengan hidupnya yang sekarang, ia malah menikah dengan pangeran yang menikah hingga empat kali dan istri-istrinya tinggal satu rumah. Pangeran play boy? Haha itu bukan impian Widi. Adan lalu melangkah dan mendekati Widi yang masih duduk di atas ranjang dengan rambut yang masih acak-acakkan. Lalu Ida melangkah mundur agar menjauh dan tidak mengganggu. Adan duduk dihadapan Widi dengan tatapannya yang membunuh, seolah akan membunuh hatinya saat ini juga, anehnya hati Widi berdebar hebat. Adan menatap wajah Widi dan berkata, “Apa sudah menjadi kebiasaanmu bangun kesiangan?” tanya Adan. “Benar. Aku sudah punya kebiasaan. Memangnya kenapa?” tanya Widi mendesah napas halus dan mencoba mengimbangin jantungnya yang berdetak kencang. “Kamu memang menggemaskan,” kata Adan mengangkat tangannya dan membelai rambut istri ke 4 nya itu. Widi bergidik dan terkejut, pria seperti Adan benar-benar membuat jantungnya berdetak kencang dan hatinya berdebar hebat. Widi berusaha mengimbangi diri. Dan, cup. Ida yang tadi melihatnya langsung melangkah meninggalkan keduanya dengan mata tertutup. Widi membulatkan matanya dan berkata, “Apa sih? Kenapa kamu melakukan ini? Ahh dasar play boy.” Widi meraung kesal. “Anggap saja ini hukuman untuk kamu karena kamu tak mau bangun.” Adan melanjutkan. “Gak lucu,” geleng Widi. “Gak lucu? Mau saya melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar ‘cup’?” tanya Adan menatap wajah Widi dengan nakal. “Haha. Aneh kamu ya, gak usah sok perhatian. Kamu itu bukan tipeku.” “Tapi buktinya kamu menikah dengan saya.” Adan melanjutkan. “Artinya saya sudah menjadi tipemu.” “Jangan salah paham dan jangan geer, karena aku mau menikah denganmu karena aku terpaksa, aku di paksa kedua orangtuaku,” geleng Widi. “Logikanya, siapa wanita yang mau menjadi istri ke 4 mu? Kayaknya gak akan ada deh.” Adan tertawa kecil, karena baru kali ini ia merasakan perbedaan, antara Widi dan ketiga istri lainnya yang benar-benar memanjakannya dan mengharap belaiannya. “Malam ini giliranmu,” kata Adan. “Giliran apa?” tanya Widi menggelengkan kepala. “Giliran untuk tidur dengan saya,” jawab Adan. “Semalam sebenarnya giliran kamu, tapi karena saya lembur kerja jadi saya biarkan kamu tidur sendirian.” “Eh jangan sampai ya. Aku gak mau tidur dengan kamu.” “Haha. Terpaksa harus saya lakukan dong, karena saya juga butuh perhatian dari istri ke 4 saya.” “Apa kamu gak puas dengan istri-istrimu yang lain? Kenapa kamu mau tidur denganku? Jangan menganggapku sebagai pelampiasanmu deh.” “Saya mau tidur dengan mereka pun memiliki jadwal.” “Haha. Gila ya,” geleng Widi. Adan malah senang melihat Widi melawannya seperti itu, biasanya ia akan sangat marah jika istrinya melawannya dan mau berdebat dengannya, namun pada Widi, Adan merasakan hal yang berbeda. Adan malah tidak marah dan menganggap Widi sangat lucu dan menggemaskan. Adan mendesah napas halus dan bangkit dari duduknya. “Saya tunggu dan saya beri kamu sepuluh menit untuk sarapan bersama. Jangan sampai telat, hanya 10 menit.” “Apa? 10 menit? Gila aja. Aku mandi aja 20 menit.” “Saya tidak mau tahu ini sudah menjadi perintah. Dan, kamu harus tahu bahwa perintah saya adalah yang utama. Jangan biarkan semua orang lapar karena menunggu kamu bangun,” kata Adan menggelengkan kepala. “Saya akan menunggumu di sini.” “Tidak perlu. Kamu bisa menungguku di luar. 10 menit, ‘kan? Oke. 10 menit.” “Semua ruangan di rumah ini termaksud kamar kamu itu sudah menjadi hak saya mau ada dimana. Mau di sini atau di ruangan manapun, kamu juga harus mengingat itu.” “Rumah ini terlalu banyak aturan. Terlalu banyak embel-embelnya. Menjadi istri ke 4 saja sudah membuatku mimpi buruk, apalagi melihat kamu ada di kamar ini. Aku benar-benar tidak sanggup.” Widi lalu melangkah menuju kamar mandi. Sementara Adan duduk di sofabad meraih majalah fashion edisi bulan ini, semua istrinya berhak meminta kepadanya mau pakaian edisi yang mana, ataupun mau beli apa-apa, semua berhak dan Adan menyiapkan satu persatu kartu kredit dan ATM untuk istri-istrinya. Salah satu istrinya yang belum menerima kartu darinya adalah Widi. Jadi, ia akan memberikannya nanti. Sudah menjadi tanggung jawab Adan untuk menafkahi istri-istrinya, dengan kartu yang ia berikan, semuanya bisa berbelanja sepuasnya, mereka tak perlu takut dengan limit yang mereka punya karena limit itu tidak terbatas. Adan sengaja untuk tidak memberikan limit karena istri-istrinya harus tetap tampil cantik didepannya. Bagi Widi, Adan dalah playboy, tidak ada pria sejati yang sampai beristri empat dan ia adalah salah satu wanita terbodoh di dunia karena mau menjadi istri ke 4. Sungguh, ini mimpi buruk bagi Widi. Widi yang saat ini sedang mandi dan mengunci pintu kamar mandi rapat hanya bisa mengomel dengan sendirinya. Ia mengomeli diri sendiri, kesal pada mama papanya karena ia harus menikah dengan pria yang sebelumnya tidak pernah diinginkan Widi, ia harusnya menikah dengan pria yang ada didalam mimpinya, pria yang akan mengajaknya berkuda, pria yang akan memberikannya kehidupan yang baik dan indah. Tapi malah ia mimpi buruk seperti ini. Ia tidak bisa menyalahkan siapa pun karena ini bukan keinginannya juga. Ia harus menyelamatkan keluarganya dari hukuman keluarga Broto. Keluarga kaya raya yang ada di Indonesia, crazy rich negara ini, orang terkaya ke 4 di Indonesia. Siapa lagi kalau bukan keluarga ini. Keluarga campuran Amerika-Indonesia. Adan terus menunggu dan melihat jam yang sejak tadi berjalan detiknya, sudah lima menit, namun Widi malah belum selesai mandi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD