p*********n Satu Guild

1956 Words
"Guardian," ucap Satria sambil menyeringai, tubuhnya langsung terasa sejuk. "Maksimal defend!" "Time distortion!" "Full magic resistance!" ucap Satria menggunakan tiga tehnik guardian sekaligus, tentunya hal itu membuat pria dengan armor paling bagus terkejut sebab sangat jarang ada orang yang bisa menggunakan tiga tehnik sekaligus dalam waktu yang sama. Saat itu juga dari langit terlihat kilatan petir yang besar menyambar ke arah Satria, dari depannya juga muncul kobaran api besar yang membara melesat menuju kearahnya, dari belakang Satria langsung muncul kabut putih yang dingin membentuk bongkahan-bongkahan es keceil yang melesat menuju Satria. Dari atas langit juga muncul panah-panah berapi yang banyak bagaikan hujan, dari samping kiri dan kanan Satria juga terlihat panah-panah api dan es yang melesat cepat. Sementara dari beberapa penjuru tampak sebuah tekanan udara bagaikan tebasan pedang yang dialiri petir, ada juga yang disertai api membara. Ditambah lagi ada tiga tebasan udara yang juga melesat bersamaan dengan tebasan udara yang terlihat bagaikan jarum-jarum angin. Dari kejauhan juga terlihat sebuah peluru melesat menuju Satria tapi semakin lama jumlah peluru itu semakin bertambah bagaikan menggandakan diri, ditambah lagi ada sebuah sinar petir yang menyambar dari s*****a yang gunner tembakan menuju Satria. Semua serangan itu melaju bersamaan menimbulkan berbagai cahaya gradasi berbagai warna yang berbeda. 'Bbbhhhaammmrrrr' 'Bbhhhooommmrrr' 'Dddhhhaaammmrrr' 'Ddddhhhooommrr' Suara dentuman dahsyat terdengar secara beruntun, asap dan debu-debu langsung membumbung tinggi ke udara dari tempat berdiri Satria. Saking kuatnya benturan itu tanah yang mereka pijak seakan bergetar bak gempa bumi, cekungan tanah menganga langsung tercipta di sekitar tempat Satria berdiri menandakan betapa kuatnya benturan yang terjadi. Semua wanita yang diikat di kejauhan terlihat mulai kehilangan harapan untuk bebas, sebab serangan sebanyak dan sekuat itu pasti sulit dihindari oleh Satria. "Kelihatannya dia sudah hancur menjadi abu," ucap satu swordman sambil melihat kea rah asap hitam dan debu yang membumbung. "Tiga sihir tingkat empat itu sudah mengenainya dengan telak, sekuat apapun fighter pasti tidak akan bisa menahannya," kata satu wizard sambil menggenggam tongkat sihirnya dengan erat. "Tapi aku dengar dia tadi menggunakan tehnik milik guardian," ucap satu ranger. "Tidak mungkin, dia tadi jelas-jelas menggunakan tehnik pukulan fighter," sanggah satu fighter. "Tidak, aku juga mendengar dia menggunakan tiga tehnik guardian sekaligus," kata Gion. Mendengar hal itu mereka semua langsung terkejut bukan main, padahal jelas-jelas mereka lihat tadi Satria menggunakan tehnik bertarung seorang fighter. Tapi mereka tidak bisa membantah kata-kata ketua guild mereka sendiri. "Wizard!" ucap Satria yang masih berdiri kokoh di tengah kepulan debu dan asap, hanya ada beberapa luka lebam kecil saja di tubuhnya bersama dengan beberapa bagian pakaiannya yang robek. "Kelihatannya mereka pantas untuk dijadikan kelinci percobaan kekuatan maksimalku," gumam Satria sambil menyeringai. "Top tier magic: Thunderbolt!" ucap Satria sambil mengangkat tangan kanannya ke atas. Saat itu juga langit mendadak gelap, tanah terasa bergetar disertai riuh angin yang bertiup. Semua orang langsung menengadah ke atas saat melihat kilatan-kilatan petir yang begitu terang di langit, semua wizard, sorcerer, priest, cleric dan alchemist yang ada di tempat itu langsung tertegun hingga tanpa sadar menjatuhkan apapun yang mereka pegang tanpa terasa. "Mustahil.." ucap seorang sorcerer. "Ini.. sihir tingkat tujuh," timpal seorang wizard. Samar-samar tubuh Satria kembali terlihat tanpa luka yang berarti, sontak saja semua orang di sana semakin terkejut. Gion dan para guardian sangat kaget melihat kondisi Satria yang baik-baik saja setelah menerima banyak serangan dengan telak. Bahkan guardian saja belum tentu bisa selamat dari serangan tadi. Satria tampak tersenyum dengan tangan kanan yang langsung digerakan ke bawah, saat itu juga sebuah sambaran petir besar dari langit langsung turun ke bawah menghantam alun-alun desa tempat mereka berdiri. Riuh angin yang menyertainya terdengar bergemuruh, semua orang sudah tidak bisa berkutik lagi melihatnya. 'Tttaaarrrr' 'Ddddhhhoooommmmrrrrr' Petir menyambar dengan cepat dan menimbulkan dentuman yang dahsyat, tanah bergetar kencang diiringi dengan deru angin yang riuh bergemuruh. Bongkahan-bongkahan tanah langsung berhamburan ke udara dan hancur menjadi debu, cahaya terang yang menghantam tanah membuat para wanita yang diikat menutup matanya. Satria memang sudah memperhitungkan agar sihirnya tidak mengenai mereka. Tubuh orang-orang dari Guild Rhino itu langsung hangus terbakar menjadi abu setelah tersengat petir yang begitu kuat, bahkan guardian yang daya tahannya kuat juga tidak mampu menahannya. Sejak awal level mereka semua memang sekitar belasan atau yang paling tinggi adalah level 40, bahkan guardian yang ada di sana paling tinggi levelnya mungkin sekitar level 20. Dibandingkan job class lainnya memang guardian cukup sulit untuk meningkatkan levelnya karena damagenya kecil, EXP (experience) yang mereka dapatkan juga kecil jika berhasil mengalahkan monster atau menjelajahi dungeon. Hanya dalam sekejap saja para guardian anggota Guild Rhino langsung terbantai oleh sihir tingkat 7 atau tingkat tertinggi yang dikuasai oleh Satria. Kini di alun-alun desa langsung tercipta lubang hitam menganga yang besar karena hantaman sihir petir yang digunakan Satria, asap kembali mengepul dari lubang tersebut. Satria sendiri masih berdiri di tengah-tengah lubang dengan nafas yang tersengal-sengal, bagaimanapun sihir tingkat tinggi itu memang menguras banyak MP (mana point) miliknya. "Ternyata aku masih bisa menggunakan sihir tingkat tujuh. Tapi tanpa tongkat sihir dan item pendukung lainnya rasanya cukup menguras banyak mp miliku," kata Satria sambil menatap sekelilingnya. Samar-samar debu-debu dan asap mulai memudar, kini langit sudah mulai berwarna merah temaram setelah kegelapan yang menghalanginya lenyap. Matahari di ufuk barat tampak sudah mulai terbenam, namun saat Satria mengalihkan tatapannya dari langit mendadak saja dia terkejut saat melihat Gion sang ketua guild masih selamat dan agak jauh dari lubang besar. Meski begitu terlihat kalau tangan kirinya sudah lenyap, sebagian kaki kirinya juga sudah menghitam. Tampaknya dia masih sempat terkena sihir Satria sebelum bisa menjauh dengan sempurna. "Jangan bergerak! Jika kau bergerak maka mereka akan aku habisi!" ancam Gion dengan nafas terengah-engah, dari tepi bibirnya juga terlihat mengalir darah. Gion menghunuskan pedang di tangan kanannya mengarah kepada wanita yang diikat. "Aku tidak menyangka jika NPC juga bisa mengancam seperti itu, tapi jika dilihat lagi kelihatannya perlengkapan milikmu adalah yang terbaik dibandingkan yang lainnya. Pedang dan armor milikmu kelihatannya sudah di enchant meski dengan kualitas rendah," ucap Satria tanpa khawatir sedikitpun. "NPC? Apa yang kau maksud hah? Siapa sebenarnya dirimu? Mengapa fighter sepertimu bisa menggunakan tehnik guardian dan menggunakan sihir tingkat tujuh?" tanya Gion. Dari jawabannya saja Satria sudah yakin bahwa Gion bukanlah seorang player sepertinya melainkan  seorang NPC. Sejenak terlintas sebuah ide di kepala Satria. "Aku adalah Satria, orang biasa yang ingin dikenal dunia apa adanya. Kau tidak perlu tahu banyak hal dariku, cukup yang bisa kau lihat dan kau dengar saja," jawab Satria sambil melangkahkan kaki kanannya sedikit. "Sudah aku bilang jangan bergerak!" bentak Gion yang langsung mendekatkan ujung pedangnya ke leher wanita yang terlihat ketakutan. "Assasins," ucap Satria merubah kembali job class miliknya ke assasin. "Sebaiknya kau jangan gegabah melakukannya," ucap Satria yang tiba-tiba sudah ada di samping kanan Gion dan berbisik di telinganya. "Aaarrrgghhh.." Gion menjerit karena tangan kanannya tiba-tiba sudah terpotong tanpa dia sadari. Pergerakan Satria sama sekali tidak bisa dia lihat, tangannya bahkan tanpa terasa sudah terpotong. Kini dia menyadari betapa jauhnya perbedaan kekuatan dirinya dengan Satria. Tapi tanpa ampun Satria langsung menusukan tangannya ke tubuh Gion hingga tewas bersimbah darah. Melihat hal itu para wanita yang diikat terlihat ketakutan. "Kalian tidak perlu khawatir, aku hanya melakukannya kepada pembunuh berdarah dingin seperti mereka. Aku bukanlah orang jahat yang suka berbuat jahat tanpat alasan," kata Satria sambil menebas tali-tali yang mengikat wanita menggunakan kukunya. Meski Satria sudah mengatakan bahwa dia tidak akan menyakiti mereka tapi para wanita itu terlihat masih ketakutan, mungkin karena trauma melihat banyak warga desa yang dibantai oleh Gion dan anggota guildnya. "Priest," ucap Satria mengubah job classnya. "Greater healing: recovery!" ucap satria menggunakan sihir penyembuh tingkat 6 untuk menyembuhkan para wanita itu sekaligus. Saat itu juga cahaya gradasi berwarna kuning menyelimuti tubuh para wanita yang berkumpul, perlahan luka-luka di tubuh mereka kembali pulih tanpa meninggalkan bekas sedikitpun. "Kalian sekarang sudah baik-baik saja," ucap Satria setelah melihat luka-luka di tubuh mereka sudah sembuh. "Terima kasih banyak tuan," ucap beberapa wanita itu dengan derai haru. "Sebaiknya kalian segera mengumpulkan orang-orang yang terluka, nanti akan aku obati mereka setelah memadamkan api yang membara itu," kata Satria sambil bergegas menuju ke rumah-rumah warga yang terbakar. "Wizard," ucap Satria. Dengan menggunakan sihirnya dia dengan cepat bisa memadamkan api-api yang sedang membara membakar rumah-rumah penduduk desa. Para wanita yang ditolongnya segera mengumpulkan orang-orang yang terluka. Setelah mendengar bahwa musuh yang menyerang sudah dibinasakan, satu-persatu orang yang bersembunyi di hutan-hutan atau rumah langsung keluar dan berkumpul di alun-alun. Satria langsung mengobati yang terluka, setelah itu dia memerintahkan semua warga desa untuk mengumpulkan orang-orang yang sudah meninggal untuk dikuburkan. Pada malam harinya semua mayat warga desa sudah selesai dikuburkan, sebagian warga mulai bergerak membersihkan tempat tinggalnya meski duka masih terasa. Satria juga membawa wanita yang dia selamatkan di hutan kepada keluarganya lagi. Suasana haru, senang, duka dan sedih bercampur aduk di hati para warga desa hari itu. Bagi yang rumah-rumahnya sudah hancur mereka terpaksa tinggal di gudang penyimpanan yang ada di desa. Malam ini Satria menginap di salah satu rumah petani yang anaknya diselamatkan oleh Satria di alun-alun. Dari mereka Satria mendapatkan informasi bahwa nama desa itu adalah Desa Taki, yang merupakan bagian dari Kerajaan Luxurie. Mendengar namanya saja Satria langsung tahu tentang Kerajaan Luxurie, yaitu salah satu nama Kerajaan Besar yang ada di dalam game Mythical World RPG. Tapi dia rasanya belum sempat menjelajah sampai ke Desa Taki selama ini. Sedangkan guild yang dipimpin oleh Gion ternyata bukanlah guild yang terdaftar di Kerajaan Luxurie, sebab semua guild yang terdaftar pasti mengenakan logo guild mereka di setiap armor anggotanya. Hal itu bertujuan untuk menilai apakah guild itu memiliki reputasi baik atau buruk, jika memiliki reputasi buruk maka Kerajaan akan membubarkannya. Setelah berbincang cukup lama dan menikmati hidangan dari keluarga petani itu Satria pergi keluar untuk merasakan udara malam di dunia game yang selama ini dia mainkan. Satria duduk di sebuah batu sambil menatap bulan di langit, tangannya mengepal erat saat mengingat perlakuan teman sekelasnya. Jika bisa dia sangat ingin kembali ke tempatnya muncul ke dunia ini dan mencari jejak mereka untuk membalaskan dendam. Tapi dia sadar bahwa harus lebih bersabar dan hati-hati sebab masih banyak hal yang belum dia ketahui, jika dia gegabah menyerang mereka saat ini tanpa armor, item, s*****a dan informasi yang cukup mungkin saja dia yang akan mati. Terlebih di pihak mereka juga ada beberapa yang memainkan game MW RPG, dia masih belum tahu seberapa tinggi level dan kemampuan mereka, bisa saja mereka sekarang malah sudah tau lebih banyak hal dibandingkan dirinya tentang dunia ini. "Tapi kenapa kami semua datang ke dunia ini? Apakah semua player yang memainkan game MW RPG juga masuk ke sini? Atau bagaimana?" batin Satria, jujur saja masih banyak pertanyaan besar dibalik keberadaannya di dunia game ini. Meski sebenarnya dia tidak terlalu peduli terhadap pertanyaan seperti itu, baginya dunia seperti inilah yang dia impikan. Jika memang semua player MW RPG datang ke dunia ini maka bisa dipastikan masih banyak orang-orang kuat lainnya yang berbahaya, terlebih orang-orang kuat yang tergabung ke dalam Decagram yaitu 10 guild terbesar dan terkuat di game MW RPG. Jika Satria gegabah dan malah berhadapan dengan mereka tanpa informasi yang cukup maka dia pasti akan kalah telak. "Hemh.. Mungkin memang aku harus sedikit demi sedikit mempelajari dunia ini dan menikmatinya. Lagipula terburu-buru untuk membalaskan dendam rasanya tidak terlalu menyenangkan," ujar Satria sambil melihat nickname Loner King yang mengambang di tangan kirinya. Selama ini Satria memang bukanlah tipe orang gegabah yang bergerak tanpa strategi dan informasi, karena ketenangan dan kehati-hatiannya itulah sampai saat ini dia adalah salah satu pemegang rekor kemenangan PvP di MW RPG. Dimana dia adalah peringkat kesepuluh dari sepuluh orang yang belum pernah kalah dalam PvP (player vs player) alias duel satu lawan satu, dengan total jumlah pertandingan lebih dari 500 duel PvP. "Aku akan menikmati petualanganku di dunia ini, tentunya tanpa melupakan tujuanku untuk membalas dendam kepada mereka. Tunggu saja, mereka pasti akan aku buat menyesali semua perbuatannya kepadaku!" tegas Satria sambil menatap bintang-bintang di langit. Bersambung…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD