Rea sedang sibuk dengan alat tempurnya di dapur. Saat tiba-tiba sebuah tangan kekar memeluknya erat dari belakang. Seraya mengecup tengkuk leher jenjangnya yang putih mulus.
“Tumben sudah bangun? Kelaparan, yah?” goda Rea seraya terkekeh kecil.
“Iya, semalam sudah kamu kuras habis tenaganya,” balas Mike santai.
Rea hanya mencebik sebal, “Kenapa jadi aku yang salah? Kan kamu yang bikin gara-gara,” cibirnya kesal.
Mike tergelak, “Bagaimana kalau hari ini kita habiskan waktu bersama seharian? Selama ini kan, kita hanya bertemu di sela-sela kegiatan bekerja. Tidak pernah bisa jalan-jalan kayak pasangan umumnya. Gimana? Pasti Kak Nico akan memberikan ijin kalau kamu yang minta,” usul Mike seraya mengecupi bahu Rea hingga ke tulang selangka.
Mendapatkan rangsangan seperti itu, Rea tak
