Episode 45

1423 Words

Tanda Merah Di Leher Suamiku 45 "Tentu bisa dong, Mbak. Mbak Siska istirahat saja sekarang, biar badanya besok pagi kembali fit," ucap Beti dengan senyum bahagia. Segera aku pun pergi dan masuk ke dalam kamar, tak lupa kukunci lagi pintu ini. Tak pernah ada dalam sejarah, yang memenangkan kejahatan, mungkin hanya kemenangan sesaat, tapi kekalahan abadi nanti akan segera mereka dapatkan. Kubuka jendela kamar, agar angin malam bisa membantu menyamankan hatiku ini. Tak bisa ditutupi lagi, saat ini hatiku terasa sakit. Lelaki yang kucintai dan kupercayai malah mangkir dan ingin menghancurkanku, demi untuk bisa menikah dengan adik sepupuku sendiri. Jika dipikir, cerita rumah tanggaku tak beda jauh dengan opera sabun yang tiap waktu dimainkan di salah satu stasiun tivi itu. 'Kumenangisss...

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD