"Kamu bicara apa? Minumlah dulu." Yana meraih segelas air itu dan meneguknya beberapa kali. "Apakah demammu sudah turun?" Yana merasakan tangan besar pria itu menyentuh dahinya. Tangannya besar dan sangat nyaman. "Aku demam?" tanya Yana tidak percaya. Wajahnya polos dan sangat lugu, membuat bibir Conan membentuk senyuman yang sangat manis dengan kekaguman di bola matanya. "Ya, semalam, karena terjatuh di air yang sangat dingin, kamu menggigil dan akhirnya sedikit demam. Sekarang, sepertinya sudah lebih baik. Aku sudah memberimu suntikan. Kafka Bimantara bersikeras membawamu ke rumah sakit, tapi aku mencegahnya sesuai permintaanmu. Nanti kita ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jangan sampai ada sisa cairan di yang tertinggal." Jantung Yana mengetat. Hawa dingin menusukny

