Sekitar 3 jam kemudian, Yana Jazada dibiarkan beristirahat di kamar sendirian. Wanita itu segera membuka mata setelah berpura-pura tidur sejak tadi. Dia mencoba mendengarkan baik-baik keadaan di luar. “Bagaimana ini? Kenapa tidak ada yang datang untuk menolongku? Apa saja kerjaan Ryan? Benar-benar tidak berguna!” batinnya dengan perasaan jengkel. Yana bukannya tidak ingin bersyukur dengan adanya bantuan dari pria itu, tetapi dia benar-benar harus segera keluar dari rumah sakit secepat mungkin sebelum Kafka menggila. Dari sambungan telepon beberapa saat lalu, dia bisa merasakan kalau pria itu tidak ingin melepaskannya dalam bentuk apapun. Ketika Yana berniat turun dari ranjang, tiba-tiba saja sebuah ketukan pintu terdengar. Yana terkejut melihat seorang perawat bermasker medis memas

