Selama sekitar seminggu, Tony benar-benar mengajarkan Yana banyak hal mengenai perusahaan. Jika mau jujur, Yana adalah wanita yang sebenarnya cukup pintar. Hanya saja, sewaktu mereka masih kaya, dia sangat arogan dan suka seenaknya sendiri sehingga kemampuannya tidak bisa tercapai dengan sempurna. "Nona benar-benar sangat hebat! Begitu mudah menghapal sejarah perusahaan! Sungguh luar biasa!” puji Tony dengan senyum lebar. Yana tersenyum canggung, merasa tidak enak hati dengan pria muda itu. Walaupun sejak dia menjadi tutor instannya, hubungan mereka sudah semakin dekat seperti teman, tetap saja Yana masih merasa asing dan belum sepenuhnya nyaman dengannya. Bibi Jelita datang menghampiri mereka dengan senyum lebar. "Nyonya, makan siang sudah siap. Apakah saya membawanya kemari saja, ata

