ceklek...
mendengar suara pintu terbuka Elin pun langsung tertuju ke arah pintu.
dari balik pintu terlihat Arka dengan wajah lelah seperti hari hari biasanya.
cika langsung bergelayut manja di lengan kekar Arka.
" sayang... kamu kok sekarang udah ngga main ke rumah lagi sih...? bunda nanyain tuh... "
ucap manja cika.
melihat tingkah manja cika, sambil bergelayut di lengan Arka. membuat Elin merasa mengingat kembali akan perbuatan ibu angkat nya. yang berselingkuh dari papa angkat nya juga. wajah manis Elin, yang tadi sempat berani... tiba tiba menjadi sedih. melihat Elin yang seperti itu... Arka malah menyimpulkan kalau Elin merasa tidak suka akan kehadiran cika yang langsung bergelayut manja padanya.
Arka pun melepas paksa tangan cika yang melingkar di lengan nya. lalu ia segera menghampiri Elin yang mata nya mulai berkaca kaca...
" El... kamu ngga apa apa kan?"
tanya Arka.
" sayang... kenapa kamu malah nyamperin anak barbar itu sih... jauh jauh aku dateng kemari agar kamu mau ikut bersama ku... orang tua ku mengundang mu untuk makan malam bersama... "
" kamu ini kenapa sih cika... hubungan kita kan cuma pura pura. aku hanya menganggap mu sebagai teman. ngga lebih cik... jadi jangan terlalu berharap tentang hubungan kita yang pura pura ini. kamu sendiri yang mengatakan itu. apa kamu lupa...? "
ucap Arka menjelaskan.
" tapi... orang tua ku udah terlanjur suka sama kamu Ar... kenapa kita ngga jadian beneran aja sih...? toh... kita cocok, sama sama suka iya kan?"
cika pun ikut menjelaskan, dan memberikan saran yang hanya berat sebelah.
" aku ngga bisa cik... maaf, kamu cari saja orang yang baik selain aku. karena aku tidak baik buat mu... "
" ngga Ar... ngga... apa gara gara dia kamu berubah...? heh... kamu, kamu memang mirip dengan adik nya Arka. tapi jangan ngarep bisa jadi keluarga inti, karena Arka hanya menganggap mu adik ngga lebih. jadi jangan sok sok'an kegatelan gitu deh... "
cika pun berkata sambil jari telunjuk nya menunjuk muka Elin yang sudah meneteskan air mata nya.
plakkk...
sebuah tamparan mendarat di pipi mulus cika. cika pun sontak kaget merasakan panas nya tamparan yang di lakukan Elin...
" hey... tante girang, yang kegatelan di sini siapa... yang jelas status nya udah ngga bisa di lanjutin, tapi loe... "
ucap Elin dengan meluapkan emosinya. perkataan nya pun terjeda untuk mengatur nafas nya yang naik turun.
" malah... mohon mohon dengan pede nya kalau kak Arka akan menerima tante. padahal Kak Arka juga udah nolak tante... apalagi yang mau di banggain? hubungan pura pura tante? kalau sampai orang tua tante tau... bagaimana perasaan mereka... tante emang ngga pentes tau ngga di perjuangin... hiks... hiks... Elin paling benci sama orang yang suka berbohong seperti kalian... "
lanjut Elin dengan ucapan yang sempat terjeda tadi... sambil terisak ia menyalahkan mereka berdua. termasuk Arka...
" dasar... bocil ngga ada sopan santun nya yah loe... "
cika pun berkata sambil melayangkan tangan nya untuk menampar balik Elin. namun tangan nya tertahan. karena Arka terlebih dulu mencegah nya.
" CUKUP CIKA... di sini memang akulah yang salah. karena aku mau saja mengikuti aturan mainan kamu. tanpa aku sadari... kamu merenacanakan nya dengan licik... "
" maksud kamu apa Arka... aku ngga tau apa yang kamu katakan... "
cika pun pura pura lupa
" ngga usah sok polos deh kamu cik, aku selama ini menghormati orang tuamu... jadi jangan beranggapan aku setuju apa yang di usulkan oleh orang tuamu... "
ucap Arka dengan lantang.
" jangan gitu dong yang... oke, aku minta maaf... tapi please hari ini saja yah... kamu ikut aku untuk makan malam bersama bunda dan ayah...? "
cika memohon dengan kedua telapak tangan nya di satukan depan dadanya. raut mukanya ia buat sesedih mungkin.
" maaf cika... aku sudah ngga mau, hubungan kita sudah berakhir. semenjak terbongkar nya kebohongan mu. aku juga heran... kenapa bisa orang tua kamu malah mendukung kamu yang jelas jelas udah berbohong..."
" setiap orang tua pasti akan memberikan yang terbaik buat anak nya. begitupun dengan kedua orang tua ku Arka...?"
cika kembali berkata untuk meyakinkan Arka. bahwa dirinya wanita yang patut di perjuangkan.
" aku ngga bisa cika, jadi tolong kamu keluar dari apartemen ku. dan jangan pernah kembali lagi... "
usir Arka yang sudah mulai terpancing emosi nya.
" kamu mengusirku Ar... kamu tega yah, kamu tega hanya dengan adik angkat mu itu yang hanya benalu buat mu... kamu sudah berubah Ar.atau jangan jangan... kalian sudah tidur bersama... "
selidik cika dengan merendahkan Elin.
" CUKUP CIKA... sekarang juga KELUAR, atau perlu aku panggil satpam biar menyeret mu kleuar HAH..."
ucap Arka dengan nada tingginya. sampai sampai membuat cika tak bisa berkata apa apa lagi.
Cika pun keluar tanpa sepatah kata pun. ia benar benar kesal pada Arka dan Elin.
Elin juga terkejut, karena Arka yang terlihat baik dan ramah itu. ternyata bisa meluapkan amarah nya juga. tapi... dia ngga kasar sampai memukul. dia masih bisa tahan. padahal... tangan nya sudah memgepal ingin sekali menonjok sesuatu... mungkin karena cika perempuan, kalau laki laki... udah baku hantam pastinya.
" Elin... maafin kakak yah, kakak belum bisa menjadi kakak yang baik buat kamu..."
ucap Arka lembut... sambil mengelus rambut hitam Elin. yang sedari tadi duduk di meja makan tak jauh dari ruang tamu.
Elin hanya mengagguk menanggapi ucapan kakak angkat nya itu.
" kak, besok Elin pulang kuliah ngga usah di jemput yah... Elin mau cari kerja deket deket kampus kak..."
Elin menjelaskan keinginan nya, sambil memainkan jari telunjuk nya. ia juga menunduk takut dengan tatapan mata Arka yang tadi sempat marah kepada cika.
" El... kenapa nunduk gitu ngomong nya... kamu takut sama kakak?"
tanya Arka sambil duduk jongkok di depan Elin.
Elin menatap wajah kakak nya lalu ia pun mengangguk.
" emang apa yang buat kamu takut... "
" emmm... Elin takut kakak marah seperti tadi... "
jujur Elin dengan gugup.
" kamu ngga usah takut Elin, kakak akan melindungi mu... sini peluk kakak... "
Arka pun menarik lembut tubuh Elin yang masih sedikit ketakutan karena pertengkaran nya dengan cika.
" ya udah... kamu tidur dulu gih... udah malem. katanya besok mau cari kerja...?"
" jadi Elin di ijinin kak...?"
" Hu'um... "
" aaahhh... makasih kak Arya..."
' cup '
tanpa sadar Elin mengecup pipi Arka. ia pun buru buru masuk kamar untuk menghindari Arka sang kakak yang hanya mematung.
dalam kamar ia merutuki kebodohan nya yang langsung nyosor mencium kakak angkat nya sendiri...