Hurt

1452 Words
Happy Reading Kakak Ipar sialan itu, dari awal aku menentang takdir yang tuhan ciptakan untuk bertemu dengan manusia picik seperti Kakak Ipar. Ia menolehku dengan tatapan sinis seperti singa yang mau menerkam mangsa, aku menghampiri orang sialan itu. "Bukanya kau biang kerok dari semua ini?" Ucapku kepadanya "Ehhh, bukannya seharusnya orang tua tahu kelakuan b***t anaknya?" Jawabnya dengan datar. Tanganku lagi-lagi melayang ke pipinya kakak Ipar membuat kulitnya memerah, tamparan ini berhasil membuatku lega sekali. Kakak Ipar memegangi pipinya dengan ke dua tangannya karena kesakiya, tak terima dengan perlakuanku, ia mencoba menamparku kembali. Aku pegang tangannya membuat menghentikan segala perbuatannya kepadaku. Aku bergegas keluar meninggalkan Kakak Ipar yang sudah ku berhasil di buatnya Babak belur. Aku menghidupkan mesin Mobil, dan aku lajukan mobil itu dengan kecepatan sedang. Katanya Jonathan mau bertemu denganku di Kaffe terdekat perusahaan, jadi aku bergegas ke sana Jonathan ternyata sudah sampai terlebih dahulu di Kaffe ini, terlihat sekali pandangannya mencari-cari Objek yang sedang ia tunggu. Aku menghampirinya dengan perasaan gugup, apa kalian tahu apa yang aku khawatirkan? Aku Khawatir kalau Jonathan memaksakan diri untuk pernikahan ini. Jonathan menyambut kedatanganku dengan senyuman yang terukir di wajahnya, jika di lihat lebih lama lagi rupanya dia jauh lebih tampan dari pada biasanya. Aku membalas senyumannya, lalu ku tarik kursi untuk aku duduk didepannya. "Hai, Baru datang? Mau pesan apa?" Tanya Jonathan kepadaku dengan Lembut. Rupanya dia tidak seburuk yang aku pikirkan, banyak sekali pikiran buruk datang menjumpai kepalaku memengaruhi Perjodohan ini. Namun siapa sangka akulah yang terlalu Naif menghadapi ini semua, dia sangat baik sekali padaku di lihat dari senyumannya saja. Saat itu juga kami mulai berbincang satu sama lain, Basa-basi menayangkan seputar Hobi, Suka tempat apa, Suka olahraga apa dan yang lainnya. Kami banyak sekali persamaan yang ada, dia orangnya ternyata sangat baik dan mengerti apa yang aku inginkan. Rupanya dia terlalu baik untuk aku miliki seutuhnya, aku merasa tidak pantas jika aku menjadi Istri nya karena aku adalaj wanitakotor. Aku sangat Khawatir memiliki Pasangan Hidup sebaik Jonathan. Jonathan meraih tanganku, ia mengelus-ngelus punggung tanganku dengan hangat mencoba menjelaskan semuanya akan baik-baik saja. Sebuah panggilan masuk dari Nomor yang tidak aku Simpan berhasil membuat Ponselku bergetar dan menyala. Aku meminta ijin terlebih dahulu kepada Jonathan untuk mengangkat Pangilan ini, aku keluar dulu dari Kaffe. "Hallo mbak, Kami dari Kaffe Yebin, kami ingin memberitahu seseorang ingin bertemu dengan anda di Kaffe kami, katanya ada hal yang sangat penting." Aku kembali masuk kedalam Kaffe dan meminta Izin kepada Jonathan untuk pergi karena ada urusan mendadak. * * * * Seorang wanita berambut Pirang sedang menungguku sendiri sambil meminum Segelas s**u Coklat didepannya. Aku membuang nafas dengan kasar, lalu bergegas untuk menemuinya. Wanita itu seperti tidak asing dalam penglihatanku. Wanita itu menyodorkan sebuah benda bewarna putih yang tak lain adalah test pack, test pack itu mempunyai dua garis merah, aku benar-benar tidak tahu apa maksud wanita yang ada dihadapanku. Pengakuan wanita itu cukup membuatku terkejut saat memasuki Frekuensi pendengaranku. Kemarin lusa lebih tepatnya, aku membeli alat tes kehamilan karena aku yang tak kunjung datang bulan. Aku sangat khawatir sekali meinggat kejadian 2 minggu lalu mataku melihat Adrian dalam keadaan telanjang. Aku memberanikan diri memebeli Alat itu, aku memakai alat itu sengaja di Toilet Kaffe ini karena aku takut kalau melakukannya di Rumah. Panduan cara memakainya aku lihat di Internet, aku praktekan waktu itu di Toilet. Aku keluar dari toilet karena sudah selesai mempraktikkannya. Karena ceroboh, tak sengaja aku menabrak wanita ini, membuat barang-barang kami berjatuhan. Aku mengambil Test Pack yang tergeletak di lantai, yahh aku pikir itu miliku tanpa sadar itu tertukar. Wanita dihadapanku meminta maaf scara tulus kepadaku. Wajahku membeku, tidak tahu harus berbuat apa untuk kedepannya. Garis biru yang tertukar itu sudah mulai membuat hidupku berubah, aku putus dari Adrian karena aku bilang kepadanya aku hamil dan aku akan menikah dengan seseorang yang tidak aku cintai. Bagaimana bisa takdirku tertulis di sebuah cerita yang begitu Rumit? Aku tidak tahu cara untuk mengakhiri ini semua. Aku bahagia sekaligus sedih menerima fakta seperti ini, sedihnya dengan terpaksa aku harus menyakiti Jonathan untuk membatalkan pernikahan kita, dan senangnya adalah aku tidak merusak keperawanan aku. Meski Jonathan tampan, tapi saat aku menatapnya tidak ada rasa cinta tumbuh di dalam hati ini. Begitupun dengan Jonathan, aku bisa lihat dari pandangan matanya bahwa dia tidak tertarik padaku. Aku tidak tahu alasan dia menerima perjodohan dari ayah. Maka dari itu aku sangat ketakutan melihat Jonathan sebagai pria paling baik yang pernah aku temui. Aku tidak tahu harus bilang dari mana, saat aku mau membatalkan pernikahan ini. Aku terjebak di situasi yang sangat sulit sekarang. Ayah dan Ibu telah menyebar undangan begitu banyak, hari itu juga mereka telah memberi tahu semua rekan bisnisnya bahwa aku akan menikah lusa ini. Dengan harta berlimpah yang di miliki keluarga Kami, mengurus pesta pernikahan bukanlah hal yang sulit untuk di lakukan. Gedung sudah disediakan, Baju mewah sudah siap, dan makanan enakpun tidak sulit untuk mendapatkannya. Wanita itu pergi keluar meninggalkan aku seorang diri yang lagi menyeruput secangkir kopi. Wanita itu benar-benar minta maaf dan meminta Tes Pack yang tertukar, sayang Test Pack itu ada di rumahku. Aku akan segera mengirimkan miliknya melalu Jasa Paket. * * * * Aku membuang penglihatan ku agar tidak melihat sosok Pria yang membuatku Jijik. Adrian berdiri tepat di hadapanku, mengajaknya untuk ke suatu tempat. Dia menarik tanganku dengan kasar dan menyeretku untuk memasuki mobilnya. Aku sekuat tenaga berusaha melepaskan cengkraman tangan Adrian yang begitu kuat. Namun tenagaku tidak sekuat itu. Tanganku satu lagi aku daratkan di pipi Adrian membuatnya melepaskan cengkramannya. Aku meniup poniku karena kesal, lalu berusaha menjauh dari pria sialan itu. Tidak sudi lagi aku bertemu dengan pria pengecut seperti dia, akan lebih bersyukur jika dulu tidak bertemu dengannya. "Rose, tunggu dulu!" Adrian mengejarku dan menarik kembali tanganku. Aku membalikan tubuhku repleks, dan membantingkan tanganku agar dia bisa melepaskan cengkramannya. Sebenarnya apa yang mau dia bicarakan padaku, kenapa masih menemui aku?. "bukannya kau tidak mau bertemu denganku lagi?" Bentaku kepada Adrian "Aku tahu apa yang sebenarnya terjadi 2 minggu yang lalu." Jawab Adrian memelas Apa Adrian pikir dengan dirinya mengetahui kejadian 2 Minggu yang lalu itu bisa mengubah segalanya? Apa dia bisa membatalkan pernikahanku dengan Jonathan? Dia benar-benar terlihat menjijikan. "Kalau kau tahu, lalu apa yang bisa berubah dari hidupku? Bahkan kau tidak tahu aku sesedih apa sekarang, bagaimana bisa kau dengan percaya diri bertemu denganku?" Mataku mulai membendung air mata. Aku tahan badanku yang bergetar dari tadi. "Aku bisa jelaskan semuanya Rose!" Jawab Adrian berusaha menenangkan aku. 2 Minggu yang Lalu Pengaruh Alkohol saat itu sangat kuat untuk waktu yang lama. Setelah aku jatuhkan tubuh Adrian ke Ranjang, aku membuka seluruh Pakaian yang menutupi tubuhku karena cuaca di Jakarta saat itu benar-benar panas sekali. Hanya Lingere dan Celana dalam saja yang aku pakai saat itu, aku tidak peduli dengan apapun karena Pengaruh Alkohol itu sendiri. Belahan dadaku hanya tertutupi setengahnya saat itu, kubiarkan setengahnya terbuka. Aku jatuhkan tubuhku ke Ranjang yang sebelahnya Ada Adrian. Tangan Adrian tiba-tiba melingkar di tubuhku, akupun membiarkannyaa. Area Terlarangku hanya tertutupi oleh kain segitiga, dan aku hanya memakai lingere tipis yang kesanya sia-sia karena tidak menutupi tubuhku, tapi saat itu aku tidak peduli sama sekali. Adrian mengangkat tubuh nya sendiri dari Ranjang, dia terduduk cukup lama hingga akhirnya dia meninggalkan Ranjang. Adrian ternyata kebelet Buang Air Kecil, dengan kondisinya yang setengah Waras dia pergi ke Kamar Mandi, kulihat dengan dengan Samar-samar dia beberapa kali menabrak tembok. Saat berada didepan pintu, tidak sengaja Adrian tersungkur membuatnya terjatuh menghantam Ember yang berisi Air. Air dalam ember itu kemudian membasahi seluruh tubuhnya. Dengan Pengaruh Alkohol yang masih kuat, ia melanjutkan kegiatannya. Adrian membuka Kaos yang menutupi tubuh nya yang sudah ia pahat dengan sempurna, dilanjutkan ia membuka resleting celananya, dan terakhir celana dalamnya. Sekarang benar-benar dalam keadaan telanjang, tidak ada sehelai benang pun menutupinya. Dia menjatuhkan tubuhnya menindih tubuhku, dengan segala kekuatanku aku tendang tubuh Adrian agar tidak menempel ke tubuhku. Malam itu kami hanya melakukannya sebatas itu, kami hanya tidur bersama dan memakai selimut bersama meski keadaan tubuh kami telanjan* kala itu. Pagi Harinya pikiranku sudah benar-benar waras karena sudah tidak ada lagi pengaruh Alkohol. Namun saat pagi itu aku tidak tahu apa yang terjadi pada malam hari hingga membuatku sangat Kaget ketika Aku hanya memaki lingere dan celana Dalam, sedangkan Adrian Tanpa ada sehelai kainpun yang menutupinya.*flashback off* Bisa kulihat dari raut wajahnua dia berusaha sebaik mungkin untuk menjelaskan kejadian dua minggu yang lalu. iapun meminta maaf kepadaku dan memohon agar hubungan kita bisa terjalin kembali. Namun nasih terlanjur menjadi bubur, itu sudah terlambat. hubungan kita benar-benar telah berakhir. ...Bersambung..... yang baca terima kasih, jangan lupa baca part selanjutnya, kritik dan saran saya terima yahh, yg baca sehat selalu oke oke
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD