BAB 18_ DIA MISS HARRAM!

1061 Words
"Kenapa? Takut istrimu tahu, ya? Bukan seharusnya aku yang marah? Dia telah merebutmu dariku sayang, " ucapnya mendayu dan seperti biasa, aku akan bertekul lutut. Ayu Ruminang menarik lenganku, bergelayutan manja. Tapi kali ini, aku benar-benar takut. Tetiba ingatanku tentang tendangan di lenganku, tentang tukang yang dibuat sekarat oleh istriku, membuatku berpikir ulang untuk bersikap biasa-biasa saja. "Bukan begitu sayang. Dia sudah tahu tentangmu bahkan sebelum kami akad. Dia tidak mempermasalahkannya asal kita jangan ketemu di sini. Yuk! Kita keluar! Tunggu aku di luar, pleease... " mohonku mencoba melepaskan diri. Aku khawatir sekali, Luna melihatku. Bagus kalau dia hanya marah, bagaimana kalau aku yang dicincangnya atau jambak-jambakan dengan Ayu?! Aku mengepak kepalaku sendiri. "Mana sih istrimu itu, sayang. Aku ingin berkenalan. Janji deh, aku tak masuk. Cukup di sini saja. Bukankah aku cukup pengertian? " Aku menggeleng keras. "Ayo, sayang! Jangan di sini. Please. Istriku itu galak sekali. Aku tak mau berurusan dengannya. " Terserah Ayu mau memandangku tak punya harga diri sebab takut istri. Nyatanya aku takut sekali Luna melihat kekasihku. "Hhhmmm... Aku sudah cukup bersabar tak bertemu denganmu selama 1 bulan ini ya, sayang. So please, aku tak mau pisah. Aku kangen, " rajuk Ayu kembali bergeloyot padaku. Belum sempat aku melepaskan diri lagi, tiba-tiba terdengar suara yang kukenal. "Mas, ada tamu?" Jantungku sekarang sudah copot! Toloong!! Aku tak sanggup lagi, walau sekedar menoleh. "Hay!! Kamu Luna? Aku Ayu. Kekasih Yudha. Dia sudah cerita kalau kau menerima kami tetap bersama. Jadi, kuharap kita bisa bekerja sama ya, " ujar Ayu menjulurkan tangan kanannya sedang tangan kirinya masih menggandeng lenganku. Lututku lemas. Pucat wajahku ketika melihat sorot mata Luna menatap Ayu. Mata indah itu melebar, tajam seperti akan menerkam Ayu. Meski wajah Luna tertutup, aku melihat ada keringat menetes di keningnya. Luna ternyata sangat kaget sekali. Mengapa kehadiran Ayu begitu sangat membuatnya terkejut sampai-sampai dia mematung begitu? Ayu hanya tersenyum menatap Luna, lalu menatapku. Pandanganku pada istriku tak berkedip. Sesuatu sedang terjadi dalam dirinya. Aku merasakan, Luna sedang shock. Separah itukah? Bukankah dia sudah tahu tentangku dan Ayu. Aku juga tidak membiarkan pacarku itu masuk. Aku masih menjaga janjiku. Tapi mengapa Luna masih tetap bergeming? Aku melepaskan tangan Ayu. Kudekati istriku. Rasa bersalah memenuhi rongga dadaku. "Dek? Maaf ya. Ini di luar rencana. Aku...akuu akan mengantar Ayu pulang. Sekarang kau masuklah, " pintaku dengan lemah lembut. Luna masih diam. Kupegang tangannya. Sangat dingin. "Lepaskan, " lirihnya datar. Aku tak bisa menolak permintaannya. Aku takut dia semakin marah. Terdengar suara mobil sedang berhenti dari luar gerbang. Luna mengangkat tangannya seolah memberi isyarat. Aku menoleh. Sebuah mobil putih mewah bahkan jauh lebih mewah dari mobilku. Harganya ratusan milyar. Bugatti Centodieci. Mataku membeliak melihat mobil yang diproduksi hanya 10 buah di dunia itu. Lalu sekarang ada di depan gerbangku?!!! "Selamat bersenang-senang. " Suara Luna pelan di telingaku namun sangat menusuk hatiku. Wanita bercadarku melangkah meninggalkanku bersama pacarku. Sekarang apakah aku harus senang? Harusnya aku senang! Tapi perasaanku berkata lain. Aku ingin istriku di sini! Bersamaku. Tanpa Ayu tentunya. Aku mengangkat kakiku, mencoba akan mengejarnya. Tapi tanganku ditarik Ayu. "Sayang! Serius kamu mau ngejar dia terus ninggalin aku?! " rajuknya. Aku berusaha melepaskan diri dari tangan Ayu tapi wanita itu sangat kuat tenaganya. Situasi ini membuatku muak. Kenapa wanita-wanita zaman sekarang kuat-kuat cendrung bar-bar!! "Lepaskan! " seruku. "Sayang?! Kamu bentak aku? " pekik Ayu. Aku tak peduli tapi ketika kakiku akan mengejar Luna, istriku itu sudah menghilang bersama mobil mewah yang sedari tadi menunggunya. Aku pias. Seperti patah arang. Tiba-tiba rasanya di hatiku seperti ada rongga yang kosong. Sepi. Meski Ayu ada di depanku saat ini. "Kenapa sih, sayang? Nanti juga dia balik. Lagian kita udah 1 bulan lo gak pernah ketemu. Tak rindu? " goda Ayu Ruminang mengeluarkan lidahnya sedikit menjilat telingaku. Aku merinding dan refleks mundur. Wanita itu menatapku keheranan sebab biasanya jika dia begitu, aku akan langsung memeluknya dan menghabiskan waktu bersama. "Aku kan sudah bilang, jangan datang ke rumah ini. Istriku tak senang! Kita bisa buat janji di luar! Kenapa menyebalkan sekali sih?! " Aku meremas rambutku kesal dan masuk rumah, meninggalkan Ayu di luar. Wanita itu masuk mengejarku. "Ya, Maaf sayang. Lagian kenapa sih, dia keberatan aku ke sini. Aku kan yang lebih dulu di sini. Harusnya dia yang tahu diri, " repet Ayu menarik-narik ujung bajuku. Persis seperti anak kecil yang merajuk meminta permen. "Ya wajarlah keberatan. Dia disini menantu keluarga ini! Kamu bukan siapa-siapa di keluargaku! Kalau sampai kakekku tahu tentang ini semua, habislah aku!! " Kudorong vas bunga yang ada di sampingku itu. Pecah. Aku ingin Ayu pergi! Aku sedang tak baik-baik saja sekarang. Wanita yang menjadi pujaan hatiku itu diam mematung setelah mendengar kalimat yang terlontar dari mulutku. Mungkin aku kelewatan tapi sungguh, aku sedang bingung dengan diriku sendiri! Tanpa berkata apa-apa, Ayu meninggalkanku dengan membawa mata yang memerah seperti menahan amarah. Aku ingin mengejarnya namun entah kenapa kaki serasa sangat berat. Aaah!! Aku frustasi!!! POV AUTHOR Luna menatap kosong kaca mobil yang sedang melaju. Jantungnya berdetak sangat kencang. Marimar yang di sampingnya bahkan tak berani menegur lebih dulu. Sesekali Gaston melihat bossnya dari kaca atas. Tampak seperti sedang berpikir sesuatu yang rumit. Laki-laki keriting itu mengangkat matanya memberi kode pada Marimar. Wanita bergigi emas itu hanya mengangkat bahunya, tak punya jawaban. "Kalian pernah mendengar tentang seorang wanita yang menjadi simpanan Eville?" tanya Luna membuka mulut. Kedua anak buahnya itu sedikit terkejut saling berpandangan. Mendengar nama Eville saja mereka pias. Bayangan bagaimana Tuan dan Nyonya mereka harus menjadi tumbal kejahatan iblis itu. Luna tak tahu jika penyebab terbunuhnya kedua orang tuanya adalah Eville. Luna hanya tahu, Eville berusaha memperkosanya. "Apa pentingnya kau membicarakan iblis itu, My Angel? " tanya Marimar. "Aku pernah melihatnya ketika aku disekap Eville. Dan sekarang, aku melihatnya lagi di depan rumahku, " ucap Luna perlahan. Kedua bola mata Marimar membeliak kaget. "Apa kau yakin, My Angel? Mungkin hanya orang yang mirip! " seru Marimar. "Wanita zaman sekarang banyak yang sama wajahnya, My Angel. Tak mungkin Eville mengirimkan gundiknya padamu! Jika dia tahu posisimu, dia pasti akan menculikmu, " papar Gaston. "Wanita itu datang bukan untukku tapi untuk suamiku, " jawab Luna dengan nada yang berat. Marimar dan Gaston menahan nafasnya. Keduanya seperti sedang akan menghadapi badai kembali. "Lalu siapa wanita itu, My Angel? " tanya Gaston. "Dia adalah wanita simpanan para mafia kelas kakap. Pembunuh berdarah dingin, pandai bersilat lidah, memiliki pesona dewi Afrodit, lambang kecantikan dan sensualitas. Dialah..." Miss Harram!!!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD