ESS - Chapt 21.2

2310 Words

     Titik air hujan terdapat di kaca kafe, juga kepulan dari kopi di atas meja menjadi pilihan Rosie menghangatkan suasana juga hatinya. Sudah satu jam lamanya Rosie membolos di hari pertamanya masuk kuliah, ia ingin memaki dan berteriak mengapa. Ya, hanya pertanyaan itu saja yang merasuk ke jantung hatinya.      Semakin lama hujan menunjukkan keberadaan. Kini Rosie menaruh uang di meja sebagai alat pembayaran satu gelas kopi kemudian ia bangkit, meski hujan ia tidak peduli dan memilih untuk meninggalkan kawasan universitas bergengsi di New York. Rosie berjalan sambil memeluk dirinya sendiri, tas juga buku yang mulai basah terkena air hujan.      Di punggung jalan Rosie melihat papan nama tujuan jalan. Ia bimbang harus ke mana, pulang atau bermain sebentar dengan perasaannya yang kacau.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD