BAB 1

1168 Words
[Pukul 07:00, Amerika.] Seorang gadis berusia tujuh belas tahun baru saja bangun dari tidurnya, ia terlihat sangat segar, dan wajahnya juga begitu cantik. Matanya indah, hidung mancung, dan bibirnya tidak begitu tipis tetapi cukup berisi. “Elsha, akhirnya kau bangun.” Gadis itu langsung menatap pada wanita yang duduk sambil membaca buku tebal. Ia tidak merasa heran jika orang itu ada di sana, itu sepertinya sudah sangat biasa, dan jujur saja ia juga sangat bosan karena harus bertemu dengan orang yang sama setiap baru saja membuka mata. Yah … hanya saja gadis itu tak bisa menghentikan kebiasaan sang ibu, bahkan ia juga tak bisa menyingkirkan wanita itu dari sekitarnya. Ibunya selalu menjadi bayangan, dan setiap kali ia bertanya tentang hal itu hanya akan ada jawaban jika sang ibu sangat menyayangi serta tak ingin terjadi sesuatu yang buruk dengannya. “Tetap di ranjangmu, dan Mommy akan membawakan s**u serta air hangat untuk membasuh kakimu.” “Mommy … kenapa selalu melakukan hal itu?” Elsha yang sesungguhnya tak terima langsung melayangkan pertanyaan. Ia menatap ibunya aneh, tetapi sialnya wanita cantik di depan sana hanya tersenyum sebagai jawaban. Ya … tersenyum dan selalu tersenyum. Itulah hal yang sangat mudah ibunya lakukan. Tapi … ketika berada di hadapan orang lain, ibunya akan memasang wajah datar dengan tatapan mata yang sangat tajam. “Mom … kenapa hanya diam saja?” tanya gadis itu pada akhirnya. “Karena Mommy sangat mencintai dan menyayangimu.” Elsha yang mendengar ucapan itu hanya bisa pasrah. Setahunya semua orang di mansion itu selalu saja melakukan semuanya dengan sesuka hati, ia selalu mendapatkan perlakuan layaknya seorang ratu, dan itu sangat membosankan. Elsha meraih ponselnya, ia kemudian mengirimkan pesan pada seorang pemuda yang tak lain tunangannya. Gadis manis itu tersenyum senang kala mendapatkan balasan dengan cepat, lalu ketika sang kekasih bertanya tentang dirinya, ia pun bercerita jika sedang merasa sangat kesal dengan kelakuan ibunya. Hanya stiker seekor kucing sedang tertawa jahat saja yang ia lihat pada balasan selanjutnya, dan ia yakin sang kekasih juga sedang merasa sangat bahagia karena dirinya menderita. ‘Dia selalu saja mengirim stiker menyebalkan itu, ck … aku tak sabar ingin melakukan beberapa hal buruk pada wajah tampannya.’ Elsha segera menggelengkan kepalanya, ia kemudian meletakkan ponsel pada nakas, dan menatap pada sang ibu yang baru saja kembali ke kamarnya. “Mommy … aku tidak melihat Daddy. Ke mana dia?” tanya Elsha dengan wajah bingung. Biasanya sang ayah akan ada di kamar itu juga, lalu memberikan banyak cerita menarik untuknya. “Daddy-mu sedang menemui Kakekmu.” Sang ibu kemudian kembali tersenyum, memberikan ketenangan kepada sang anak. Elsha yang mendengarnya hanya mengangguk, ia kemudian meraih gelas berisi s**u hangat, dan tanpa banyak kata langsung menikmati s**u itu. Sedangkan sang itu menyiapkan beberapa handuk bersih, lalu juga alas kaki yang siap digunakan oleh Elsha. “Hari ini kau punya beberapa jadwal belajar, kau juga harus mengikuti latihan bersama gurumu.” Elsha yang mendengar ucapan sang ibu hanya mengangguk, ia yang baru saja menghabiskan s**u langsung memberikan gelas kepada sang ibu, lalu mengulurkan kakinya turun dari ranjang. “Mommy … kenapa aku masih harus belajar? Aku sudah bisa menguasai semuanya, bahkan aku bisa mengalahkan paman Rameses dan latih tanding.” “Apa kau hanya akan merasa puas karena hal itu? Bukankah kau belum bisa mengalahkan Cancri dalam latih tanding?” Elsha yang mendengar nama tunangannya hanya diam, ia kemudian menghela napas, lalu menatap sang ibu yang sudah mulai membersihkan kakinya dengan air hangat. ‘Perkenalkan, namaku Elsha Camorra. Aku adalah anak tunggal dari pasangan Li An Camorra dan Marcus Camorra. Kami tinggal di mansion sebelah timur, mansion ini juga milik Kakek Hunt. Aku tak tahu kenapa … tapi sejak dulu tidak akan ada izin untukku keluar dari wilayah mansion. Aku hanya bisa keluar dari mansion dan menikmati kota jika tunanganku datang berkunjung. Ah … aku juga tidak mengerti kenapa Kakek dan kedua orang tuaku selalu saja bersikap berlebihan padaku. Kadang aku ingin menjadi Ran yang bebas dan melakukan apa saja dengan mudah, tapi aku tak bisa melakukan hal seperti itu.’ Elsha menghela napas, ia kemudian menatap pada kakinya yang sudah dibersihkan oleh sang ibu, lalu wanita itu memasangkan sendal rumah berwarna putih dan memiliki bulu yang halus serta lembut. “Baiklah, sekarang waktunya untuk berkeliling mansion. Ingat … kau harus melakukannya dengan rutin, dan itu juga untuk tubuhmu. Bergerak setelah bangun tidur adalah hal yang sehat, tapi kau juga tidak diizinkan untuk melakukan hal yang terlalu melelahkan setelah bangun. Apa kau mengerti?” “Yes, Mom.” Elsa segera berdiri, ia kemudian menatap sang ibu yang mengambil salah satu jaket tebal untuknya. Wanita super perhatian itu memasangkan jaket tersebut,, lalu mengecup keningnya dengan sangat lembut. ‘Aku merasa diriku ini hanya bayi kecil.’ Elsha kemudian menghela napas, ia kembali menatap sang ibu, lalu melangkah bersama wanita itu untuk keluar dari kamar. Begitulah rutinitas yang Elsha lakukan setiap hari. Semuda jadwal, semua hal, ahhh … yang pasti semuanya sudah diatur oleh kedua orang tua dan juga kakeknya. Dia tak bisa menolak, hanya bisa menerima dengan lapang d**a. Elsha selama ini hanya bisa menenangkan dirinya dengan beberapa hal. ‘Mereka terlalu menyayangiku, dan mereka melakukan hal seperti itu juga untuk kebaikanku.’ … Marcus kini sudah duduk sambil menghisap rokonya, ia menghela napas panjang, lalu menatap kaca yang ada di dalam ruangan itu. Wajahnya tampak sangat muda, bahkan ia nyaris lupa dengan wujudnya sebelum menggunakan Alive Water. “Ada apa kau menemuiku pagi-pagi begini?” tanya seseorang. Marcus yang mendengar hal itu lekas menatap. “Aku hanya ingin menyampaikan pesan.” “Pesan?” Marcus mengangguk. “Pemerintah Dunia mulai bergerak, dan mereka menjadikan Nine Dragon sebagai sasaran. Hunt … kau harus berhati-hati, peringatkan semua bawahanmu.” Hunt yang mendengar hal itu hanya bisa diam, ia juga menenangkan dirinya dengan sangat baik. Gerakan Pemerintah Dunia memang selalu tak terduga. Mereka melakukan apa saja untuk mencapai tujuan, lalu mengorbankan siapa saja sebagai tumbal. “Apa Cancri sudah tahu masalah ini?” “Aku belum menghubunginya. Kau juga tahu, jika kami jarang berkomunikasi selama tujuh belas tahun terakhir.” Marcus langsung saja mematikan rokoknya, ia kemudian menghela napas, dan kembali menatap Hunt. “Aku juga sudah mengirimkan pesan kepada Jay. Lebih baik waspada, daripada kita tidak melakukan persiapan sama sekali.” Hunt yang kembali mendengar hal itu hanya mengangguk, ia setuju dengan apa yang Marcus utarakan, dan juga sangat menyukai cara pria itu bekerja. Pantas saja Cancri begitu percaya kepada Marcus, pria tua itu sangat teliti dan memikirkan banyak hal terlebih dahulu. Ia juga sudah sering mendapatkan nasihat dari Marcus, bukan hana sekali atau dua kali, tetapi sangat sering sampai tak bisa dihitung dengan jari. “Aku pergi, ada beberapa hal juga yang harus dibahas dengan wanita merepotkan itu,” ujar Marcus. Hunt yang sejak tadi merenung segera sadar, ia kemudian mengangguk, dan Marcus segera meninggalkan ruangannya. Pria itu berpikir sejenak, sekarang ia juga harus mengatakan banyak informasi kepada para bawahan, serta rekan bisnisnya yang lain. Bukan untuk menakuti, seperti kata Marcus jika semuanya hanya persiapan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD