PROLOG

311 Words
"Suada-chan, tolong dengarkan saya." Pemuda bermata sipit itu memohon dengan mata berkaca-kaca. Gurat penyesalan jelas terpancar dari wajah oriental tersebut. "Sudahlah, Takashi-san. Saya rasa semua sudah sangat jelas. Kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu. Sosok berjilbab hitam itu berusaha mengeluarkan suaranya dengan bulat, meskipun lehernya seakan terasa tercekik saat mengatakan kalimat tersebut. Sementara, lawan bicaranya hanya menekur, bergeming seperti patung. "Dua minggu lagi saya akan kembali ke Indonesia. Maaf bila saya tidak hadir di pesta pernikahanmu. Dengan berat hati ia harus mengatakan kalimat yang barusan keluar dari mulutnya. Sungguh menyayat perasaan. "Saya tidak pernah mencintai Akane." "Hamasaki-san mengandung anakmu. Bagaimana mungkin kamu tidak mencintainya? Lagi pula bukan urusan saya jika kamu cinta atau tidak dengannya. Kenapa harus menjelaskan pada saya? Memangnya saya siapa?" Si gadis terlihat berusaha menahan kesedihan. Namun, matanya mengkhianati. Hampir saja air matanya tumpah. *** Pemuda itu sudah berdiri di sana sejak sepuluh menit yang lalu, bersedekap menyembunyikan kedua tangan di balik sweter abu abu yang saat itu ia kenakan. Tatapannya nanar ke luar jendela. Terlihat hamparan di luar sana mulai memutih. Salju turun seperti butiran gabus yang sengaja dijatuhkan dari Langit. Dingin menusuk tulang. Sesekali ia menggosok-gosok kedua telapak tangan untuk memberi rasa hangat. Bayangan sosok berjilbab itu masih saja mengganggu pikirannya, membuat dingin yang dirasakan semakin terasa mencongkel-congkel tulang. Bukan hanya tulang, perasaan juga. la menyesap minuman hangatnya. Tak terasa bulir-bulir bening meluncur dari tempat penyimpanan. Disekanya air kesedihan itu dengan punggung tangan. Pemuda itu kemudian meletakkan cangkir di atas pinggiran jendela, berjalan menuju meja yang terletak di sudut kamar--berukuran tak terlalu besar itu--dan mengambil sesuatu dari laci meja tersebut. Sebuah foto--seorang gadis berjilbab tengah tersenyum sambil memeluk boneka salju--sosok yang telah mempertemukan dirinya dengan cinta pertama. "Aku sangat merindukanmu," gumamnya seraya menulis sesuatu di balik foto tersebut. *** Footnote : Chan/san : Kata sapaan yang diletakkan di belakang nama orang dalam bahasa Jepang yang bisa diartikan "saudara"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD