Ruangan gelap berdinding batu berelief itu tampak kelam. Remang-remang cahaya lampu tempel sedikit memperlihatkan ekspresi seram tiga orang penyihir yang ada di sana. Aura sekitar yang tadinya dingin, kini berubah panas akibat perang tatapan tajam yang dilakukan oleh mereka bertiga. “Aku sudah beberapa kali bilang, kalau aku tidak mau lagi berurusan denganmu. Kupikir kau tidak cukup tuli untuk mendengar semua itu,” ucap seorang wanita yang menatap orang di depannya dengan tatapan tidak bersahabat. Pria di depannya tertawa kecil, merasa geli dengan tingkah si wanita. “Ayolah, teman lama. Kupikir kau tidak cukup bodoh untuk mengerti sifatku yang selalu memaksakan apapun yang kumau,” jawabnya tenang sambil bersender di kursi kebesarannya. Wanita itu mendengus, kemudian melipat kedua tang

