Flashback thirty four years ago… . . “Peter...” Pemuda berambut hitam pekat dan berkaca mata itu memutar kepalanya ke samping. Lebih tepatnya, melihat pemuda berambut seputih salju yang tadi memanggilnya. Satu alisnya terangkat, tanda bahwa dia sedang bertanya. “Ada, apa?” Yang ditanya menghembuskan napas gelisah, dia terlihat sangat lesu sampai-sampai warna mata merahnya yang bening itu tampak redup. “Aku merasa aneh akhir-akhir ini.” Peter sontak memandangnya bingung, “Merasa aneh bagaimana maksudmu?” Pemuda berambut putih dengan mata merah tersebut tidak langsung menjawab. Dia terdiam untuk waktu yang cukup lama, dan selama itu dia hanya menggonta-ganti posisi duduknya membuat Peter merasa gemas ingin memukul. “Warlock, ayo katakan!” desak Peter yang sudah merasa tidak sabar.

