10

1577 Words
Alana masuk ke dalam kamarnya saat ini. Hari ini rasanya campur aduk bagi Alana. Ia merasakan sebal, sedih, senang dan bahagia di satu waktu yaitu hari ini. Entah lah rasanya dia sangat nano-nano hari ini. Ia senang karena Kak Alex madih sangat perhatian sekali kepada dirinya. Namun disisi lain ia juga masih kesal karena Arkan yang benar-benar sangat menyebalkan hari ini. Ia pun saat ini berganti baju dan setelah nya ia membuka kembali handphone nya. Dan ia saat ini dikejutkan dengan grup kelasnya yang sangat ramai sekali. Ia pun dengan penasaran langsung membuka grup kelasnya itu. Social Two X Group Bimo: Tolong di baca lagi ya guys buat urutan kelompok sama temennya. Alana: Bim? Itu apaan deh? Pembagian kelompok apaan Weh? Ica: Loh, Alana belum dikasih tau sama Arkan? Lo satu kelompok kok Anna: Iya satu kelompok sama Arkan kok Lo di tugasnya Bu Nia Arkan: Emang gua belum bilang sama Lo? Mada sih? Alana: BELOM! Tugas apaan sih ini? Cuman sesaaat kan? Bimo: Sayang nya ini satu semester penuh kelompokan ya Lan. Alana: SERIOUSLY? Boleh minta pindah kelompok atau ga? Arkan: Ga boleh. Setelah itu Alana tidak lagi membalas pesan di grup. Ia semakin kesal saja dengan Arkan. Kenapa juga Arkan tidak memberi tahu nya sedari tadi. Ck, padahal ia sudah berencana tidak ingin terlibat dengan hal apapun yang berkaitan dengan Arkan. Tapi mau bagaimana lagi jika ia sudah harus kelompokan dengan Arkan dan satu meja dengan Arkan seperti pada saat ini. "Arghh Arkan kenapa sih Lo nyebelin banget" teriak Alana dengan kesal. Alana pun saat ini terlihat di kamarnya saja denga perasaan dongkol. Pagi harinya, Alana ingin diam dan puasa ngomong dengan Arkan, ya walaupun mereka berdua memang tidak pernah atau tudaj intens berbicara. Namun kali ini Alana benar-benar ingin berhenti berbicara dengan Arkan. Rasanya ia ingin segera naik ke kelas 2 dan berharap tidak sekelas lagi dengan Arkan. Karena Arkan yang membuat hari-hari nya menjadi buruk. Alana kali ini berangkat bersama dengan Gara lagi. Dan lagi-lagi saat ia sudah sampai bawah, Alex sudah pergi keluar. Alana pun sedang menunggu Gara kali ini. Alana pun menunggu sedikit lama dan mungkin dirinya akan telat. "Ishh ini mana sih Gara kok ga muncul-muncul sih" ujar Alana kesal. Tak beberapa lama terdapat satu motor yang memasuki rumah Alana dan motor itu dikemudikan oleh Aksa. Alana pun heran kenapa Aksa yang kesini dan kenapa bukan Gara. Ia pun akhirnya bertanya kepada Aksa tersebut. "Gara nya kemana Kak? Kok Kak Aksa yang disini?" tanya Alana itu. "Mobilnya bocor tadi ban nya. Terus nyuruh gua deh. Yuk lah Lan, mumpung masih jam segini, bisa gua kejar Lo ga telat nya" ujar Aksa tersebut. "Lha sama aja dong gua ga telat tapi Lo nya telat kak" Ujar Alana saat ini. "Udah cepet naik aja biar itu bisa dipikirin nanti. Lo naik deh ini pakek helm nya terus pegangan yang kuat. Gua ga mau modus ya, cuman gua mau ngejar waktu jadi agak ngebut. Tapi Sans gua ga bakalan bahayain kita, tapi ya tetep doa-doa aja lah ya hehheeh" ujar Aksa membuat Alana jadi takut. "Lo beneran ya kak bawa motornya jangan bahayain woy. Jadi takut gua tuh malahan denger omongan Lo" ujar Alana dan ia pun menaiki motor itu. Setelah. Ya ia pegangan dan mereka pun berangkat juga. Aksa cukup ngebut membawa motornya dan Alana hanya bisa berdoa-doa saja semoga mereka tidak apa-apa. Mereka berdua pun sampai di SMA 45 lima menit sebelum bel. "Syukur deh ga telat Lo, kalo gitu gua berangkat dulu ya. Jangan nakal Lo, inget sama Gara ya" ujar Aksa kepada Alana sedikit bercanda pada saat ini. "Yahh, gua inget nya tuh sama Lo Kak, gimana dong wkwkwk. Canda kak, udah sana berangkat. Nanti telat lagi" ujar Alana dan Aksa pun berangkat. Setelah melihat Aksa pergi, Alana pun masuk ke dalam sekolahannya. Ia berjalan menuju ke kelasnya yang sudah pasti sudah banyak orang disana. Dari arah berlawanan dengannya, saat ini terlihat ada Arkan yang berjalan ke kelas dengan tas di bahunya. Arkan terlihat menatap Alana, sementara Alana hanya memutar bola matanya dan ia fokus ke pintu kelasnya tersebut saat ini. Mereka masuk bersamaan membuat teman-teman nya pun heboh sekali karena mereka mengira bahwa Alana dan Arkan datang bersamaan kali ini. Sementara dua orang yang membuat heboh itu saat ini hanya diam saja tidak menanggapi apa yang sedang di bicarakan oleh teman-temannya tersebut. Saat ini Alana diam saja sampai pembelajaran pertama selesai. Ia diam saja bahkan hingga istirahat pertama. Arkan tampak bingung juga dengan kenapa Alana karena sedari tadi Alana hanya diam-diam saja. Namun Arkan ya hanya diam saja karena ia pikir tidak ada hubungannya dengan dirinya. Alana saat ini bersama dengan Ica dan Anna pergi ke kantin. Ica dan Anna tampak bingung sebenarnya kenapa dengan Alana kali ini karena Alana hanya diam saja dan bahkan terlihat tidak semangat untuk masuk sekolah. Ini sangat berbanding terbalik dengan Alana kemarin yang walaupun sedang banyak masalah kemarin Alana masih bisa tersenyum dengan senang sekali. "Lan, Lo kenapa deh? Atau Lo pusing? Kok Lo kayak ga semangat gitu hari ini? Gua ngerasa aneh deh sumpah" ujar Ica bertanya kepada Alana. "Hah? Ga papa kok. Gua cuman kesel aja sama si Arkan tuh. Lagian itu tugas nya Bu Nia kenapa kelompokan nya itu sampe satu semester sih. Kesel banget kenapa harus sama dia deh" ujar Alana kepada mereka berdua itu. "Oalah itu, wkwkwk ya gimana dong Lan, kemarin sebenarnya kelompok nya itu milih. Cuman pas Lo sama Arkan ke UKS jadi Arkan pas sampe ke kelas itu dalam posisi dia juga ga bisa milih temen sih. Jadi ya karena cuman tinggal Lo berdua otomatis deh kalian satu kelompok" ujar Ica menjawab. "Pusing deh gua tuh kalo disuruh satu kelompok sama dia kayaknya. Lo tau kan dia tuh aneh, kadang dingin kadang nyebelin tapi kadang juga sok-soakan. Cuman keknya kalo sama cewek-cewek dia bener-bener cari muka banget gila. Untuk aja ga punya cowok kayak gitu gua" ujar Alana tersebut. "Tiati Lo Lan, jangan terlalu ngomongin yang ga ga. Ntar malah Lo yang jatuh cinta sama dia kan berabe jadinya wkwkw" ujar Anna memperingati. "Gara masih ga akan terganti deh pokoknya" jawab Alana saat ini. Pembicaraan mereka terhenti ketika terdapat beberapa orang yang duduk di meja mereka. Mereka pun langsung menatap ke arah orang-orang itu. Dan ketika melihat siapa saja orangnya, jelas mereka sangat terkejut kali ini. Yang ikut duduk di meja kantin mereka itu adalah Alex, Dean, Nino dan beberapa teman mereka yang lainnya. Alana pun juga cukup terkejut ketika Alex duduk di depannya sementara disampingnya jika ia tidak salah ingat namanya adalah Dean salah satu orang yang dekat dengan Alex juga. "Kenapa? Kok ga di lanjut makannya? Boleh kan kalo kita join? Udah pada penuh meja nya" ujar Dean sembari menatap Alana, Ica dan Anna saat ini. Mereka pun menatap ke seluruh kantin, padahal jelas-jelas masih ada beberapa kursi yang kosong ya meskipun mejanya sudah terisi semuanya. Namun mereka tetap mengangguk saja karena jelas mereka tidak keberatan. Malahan mereka bertiga sangat senang sekali pada saat ini di kantin. Alana saking senangnya saat ini. Bahkan ia makan dengan lambat agar ia memiliki banyak waktu bersama dengan Alex itu. Meskipun tanpa sapa dan tanpa bicara, tapi kehadiran Alex disini sudah membuat mood nya membaik. Sementara itu Arkan yang duduk tak jauh dari meja Alana itu sedang melihat wajah Alana yang mana saat ini terlihat bahagia. Hal ini tentu nya sangat kontras sekali dengan saat tadi di kelas dan juga saat belum datang gerombolan Alex dan teman-temannya itu. Alex pun saat ini paham sekali. Ga salah lagi, diantara gerombolan Kak Alex itu pasti ada yang di sukai sama Alana. Keliatan banget perbedaannya, tapi siapa? Batin Arkan bingung. "Ck, lagian ngapain juga gua mikirin hal yang ga penting gitu anjir bikin pusing aja sih. Udah lah ga usah mikirin itu lagi" ujar Arkan secara tiba-tiba membuat teman-teman nya cukup terkejut karena tanpa angin tanpa hujan Arkan mengatakan hal itu. Mereka pun saat ini menatap ke arah Arkan itu. "Lo kenapa deh Kan? Ngagetin aja anjir bikin merinding tau ga sih. Lo mikirin apa emang? Sampe kayak gitu ya serem gua jadinya" ujar Miko. "Hah? Ga papa kok ga penting juga. Udah belum makannya Lo pada? Kalo belum gua duluan deh, mau ke lapsetidor" ujar Arkan kepada teman-temannya. Yang ia maksud dengan lapsetidor adalah Lapangan Basel Indoor. "Lo duluan aja deh Kan, ntar kita nyusul deh ya" ujar Miko dan Arkan pun mengangguk. Saat ini Arkan meninggalkan kantin untuk pergi ke lapsetidor. Sementara itu Ica dan Anna masih menunggu Alana selesai makan. Mereka juga heran karena Alana makan dengan lambat, padahal dari kemarin Alana yang selalu makanannya habis pertama kali. Atau karena efek ia sedang kesal dengan Arkan makanya ia makan dengan lambat karena tidak nafsu makan. Entah lah. Mereka saat ini tetap menunggu Alana selesai. "Turnament Minggu depan jadi Lex?" tanya Nino kepada Alex tersebut. "Jadi, di GOR 25" jawab Alex kepada mereka semua yang ada disana. "Oke deh siap. Kita mulai latihan jadinya kapan? Nanti atau besok?" tanya Dean kepada Alex untuk memastikan agar dia bisa mengumpulkan teman-teman anggota basket yang lainnya. Alex masih tampak berpikir lagi. "Besok aja deh nungguin Coach masuk aja. Karena gua belum bisa nentuin tim nya" ujar Alex dan mereka berbicara lagi hingga makanan mereka habis. Dan saat sudah habis mereka berpamitan kepada Alana, Ica dan Anna. Setelah itu giliran Alana, Ica dan Anna yang meninggalkan kantin pergi kelas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD