Soojii
Aku memperhatikan wanita ini diam diam, ini pertemuan kedua kami, pertemuan pertama sebenarnya aku sudah tertarik dengannya, dia wanita dengan tubuh tinggi padat berisi, dengan rambut lurus yang tergerai bebas melewati bahu, memandangku dengan senyum ramah dan memperkenalkan diri sebagai pemilik rental mobil, meminta tanda tanganku untuk kontrak sewa menyewa mobil dan memperkenalkan sopir yang aku sengaja aku sewa juga karena aku tidak tahu jalan di kota ini padahal aku harus mengunjungi beberapa tempat, sebenarnya aku bisa mengunakan kendaraan Friska tetapi aku tidak ingin merepotkan sopirnya lagipula kendaraan Friska tidak nyaman untukku, setelah mendapatkan tanda tanganku dia lalu pamit pergi dengan senyum ramahnya, pertemuan yang biasa dan sangat singkat.
Aku mulai tertarik saat pertemuan kedua ini, dia ternyata adalah teman baik Friska istri dari adik iparku,aku baru mengetahuinya ketika Friska mengatakan jika sopir yang akan menjemputku tidak.bisa datang dan wanita ini sendiri yang akan menjemputku dan mengatakan jika wanita ini adalah salah satu kenalannya.
Saat dia datang, dia langsung disambut riang oleh Angel anaknya Friska dan untuk kali pertama ada wanita yang tidak peduli dengan keberadaanku, ini sungguh aneh karena selama hidupku aku selalu dikelilingi oleh wanita yang berusaha menarik perhatian ku, menggodaku dan akhirnya akan mengajakku kencan, terus terang beberapa kali aku memang pergi kencan dengan teman teman Friska tentu tanpa sepengetahuan Brandon adik iparku ini,...ya ini rahasia antara aku dan Friska saja, karena aku pun sebenarnya tahu jika Friska atau Brandon sendiri pernah pergi kencan dengan orang lain, itu biasa dalam kehidupan kami sebenernya, hanya sebagai penghiburan...kencan sesaat tanpa hubungan serius.
Dan wanita ini benar benar terlihat tidak peduli denganku,setiap kali aku mencoba untuk dekat dengannya dia akan bergerak menjauhi, dia lebih sering berada bersama Angel dan Roxy anjing peliharaan Friska, menjawab pertanyaan ku singkat, dan benar benar menghindari kontak mata denganku.
" Kau kenal dia dimana ?" Tanyaku penasaran
" Teman nya temanku jaman aku kuliah dulu.jaman kami sering hangout ke club bareng." Jawab Friska singkat
Aku memperhatikannya lagi.
" Anaknya baik kok, seru, salah satu temenku yang jadi favorite nya angel,nah liat aja kelakuan mereka kalo lagi ketemu...." Tunjuk Friska, aku menatap mereka yang masuk kedalam tenda kemah kecil bersama Roxy dan terdengar tawa mereka mengisi seluruh rumah ini, tenda kemah itu tiba tiba ambruk dan tawa itu makin terdengar jelas,...aku menggeleng geleng kan kepalaku, tidak pernah aku melihat wanita bertingkah sekonyol ini, aku berjalan kearah tenda kemah mereka yang sudah ambruk, mengulurkan tanganku pada Angel yang merangkak keluar pelan pelan....aku hendak mengulurkan tanganku pada wanita itu tapi dia terlihat bisa berdiri sendiri,masih sambil tertawa tawa lalu kedua orang ini melewatiku berlalu begitu saja....menuju kedapur dan menuang segelas air putih dari dapur Friska dengan santainya.
Dia benar benar mengabaikan ku....
" Sudah hampir jam 12 siang...." ucapnya padaku, aku tersenyum dan langsung bangkit berdiri,
ya hari ini aku ada janji bertemu dengan partner Bisnisku disebuah restoran yang aku tidak tahu tempatnya dan dia yang akan mengantarkan ku kesana, aku sudah membagi tugas, Friska dan brando mengunjungi patner ku yang lainnya.
Setengah jam awal perjalanan ini di isi dengan obrolan basa basi, kami sama sekali tidak membahas tentang diri kami pribadi lebih banyak ke jadwal kunjunganku saja, ini jelas menunjukan jika dia sedang menjaga jarak denganku,dia tidak mau tau aku ini siapa, baginya aku adalah penyewa rental mobilnya,sudah itu saja, tidak seperti wanita Indonesia yang aku kenal yang akan menanyakan banyak hal tentangku, pekerjaanku,gaya hidupku, kesukaan...statusku single atau sudah menikah, dia bahkan tidak menayakan berapa usiaku.
Dengannya aku hanya membahas soal tempat makan yang cocok untuk menjamu rekan bisnis, dan dia akan memberikan beberapa info tempat yang bagus, menghitung berapa waktu yang aku butuhkan menuju lokasi hotel ke beberapa tempat, hal hal semacam itulah.
Ternyata partner bisnisku sudah sampai terlebih dulu, kami langsung bersalaman dan memperkenalkan diri kami masing masing, aku memperkenalkan wanita ini sebagai temanku, setelah berbasa basi sebentar wanita ini mohon diri untuk duduk menjauh, memberi kami waktu untuk memgobrol bisnis dengan bebas.
" Tidak apa apa duduk saja bersama kami.." Tawar pak Herman, wanita itu menolak dengan halus dan sopan.
Akupun mengulanginya sekali lagi
" Kau boleh duduk disini, ini hanya pertemuan informal, kami hanya saling berkenalan saja." Tawarku, dia hanya menjawab dengan tersenyum manis dan menggeleng halus.
" Tidak apa apa.....saya duduk disana saja..." ujarnya dan akhirnya kamipun membiarkan dia duduk menjauh.
Tapi mataku tidak bisa berhenti mengawasinya,setelah dia duduk dia langsung mengeluarkan earphone dan buku novel nya dan tidak peduli dengan keadaan sekitar, tenggelam dalam bacaan dan kopinya yang hampir dingin karena lupa diminum, bagaimana aku tidak tertarik padanya, tidak pernah aku menemui wanita yang begitu tenang duduk sendirian dengan buku ditangan dan earphone di telinganya, aku sedikit penasaran musik apa yang dia dengarkan dan dia ternyata memiliki senyum yang manis wajah bulatnya itu terlihat mengemaskan dimataku, aku mencuri lihat kearahnya lagi entah dia sedang berbicara dengan siapa, dia terlihat sering melihat layar ponselnya lalu tertawa sendiri.
" Pacarnya yah..." Tanya pak Herman langsung, membuatku tersenyum malu, bagi orang Indonesia ini adalah hal biasa mempertanyakan hal pribadi semacam ini....aku tidak memberikan jawaban hanya tersenyum, tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh pak Herman.
Setelah hampir 2 jam pembicaraan akhirnya pak Herman setuju untuk mengunakan jasaku untuk mengembangkan peternakan miliknya, aku tersenyum lega.
Saat pak Herman mulai berdiri bersiap untuk pergi wanita itu pun segera bersiap siap, merapikan earphone dan mencoba menghabiskan kopinya, dia meminum kopinya sambil berdiri, benar benar kelakuannya seperti laki laki jauh dari kesan feminim,tapi itu terlihat keren sekali dimataku, mengapa dia terlihat mengemaskan....desisku dalam hati.
" Habis ini kalian mau kemana ?" Tanya pak Herman yang aku tau ingin bersikap basa basi padaku.
Aku pun mencoba mengunakan bahasa Jawa yang tadi sempat diajarkan wanita itu dirumah Friska tadi.
" Saya hendak pergi k****u bersama bini saya itu..." Ucapku sambil menunjuk kearah wanita itu,...sesaat setelah aku mengucapkan kalimat itu, kopi yang ada didalam mulutnya langsung tersembur keluar, dia langsung berjalan cepat menghadap pak Herman dan membungkukkan badannya meminta maaf berulang kali, aku melihat kejadian itu dengan kebingungan,sementara itu pak Herman dan assisten-nya tidak.bisa menyembunyikan tawanya, mereka tertawa terbahak bahak dengan kerasnya.
" Maafkan saya pak,...saya tidak tahu dia akan mengunakan kata kata itu, saya tadi hanya mengerjai dia....." Ucap wanita itu....
Apa...jadi dia mengajariku Kalimat yang salah,bagaimana bisa dia melakukan itu padaku.....aku menatap wanita itu benar benar sudah hendak marah, jika sampai pertemuan ini gagal total aku benar benar akan mengamuk padanya....dalam hidupku tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun.
Pak Herman menepuk nepuk pundak wanita itu...
" Tidak apa apa mbak, sesekali kita yang ngerjain bule...." ujar pak Herman, wanita itu terus membisikan sesuatu dan pak Herman makin meledak tawanya...
" Ya benar itu....sampeyan benar mbak......" aku menatap keduanya dengan pandangan bingung, mereka berbahasa dalam bahasa Jawa yang sama sekali tidak aku mengerti,mereka pasti sengaja melakukan itu, mereka pasti sedang
membicarakan aku, aku penasaran apa yang mereka bicarakan.
" Baik pak Daniel, saya tunggu besok dikantor saya yah...." Aku sedikit bernafas lega, jadi perjanjian ini tidak batal....syukurlah.
Entah apa yang dibicarakan pak Herman dengan wanita ini,mereka berjalan beriringan dan assisten yang mengikuti dari belakang Sampai ke pintu keluar, mereka bertiga saling tertawa terlihat akrab sekali dan saat berpisah pun mereka masih saling melambaikan tangan, aku menatap wanita itu dengan rasa kagum, dia mempunyai kemampuan untuk menarik lawan bicara bisa bersikap santai dan nyaman dengannya setelah kesalahan yang dia buat padaku, pertemuan tadi di isi pembicaraan yang serius, dan aneh rasanya melihat pak Herman bisa bersikap sesantai itu, padahal selama pembicaraan tadi dia berbicara sangat serius dan cenderung formal.
Setelah pak Herman pergi, aku langsung menarik lengan wanita itu menyeret nya untuk duduk dimeja ku tadi..dan langsung menginterogasinya.
" Jelaskan apa artinya...." Tanyaku kasar...dia menatap ku dan bukannya segera menjawab....dia malah tertawa terbahak bahak hingga tubuhnya sampai terguncang guncang, aku menatapnya dengan kesal, merapikan kertas kertas yang ada dimeja dengan kasar, dia terus tertawa tanpa henti dan itu membuatku sangat kesal sebenernya, tidak ada yang berani mejadikanku bahan tertawaan, dia benar benar mengerjaiku.
Dia menatapku dengan senyuman masih tergambar jelas diwajahnya, membuat pipi bulatnya berwarna merah.
" Sudah selesai tertawanya....." Sindirku dengan wajah kaku....dia benar benar tidak peduli apakah aku marah atau tidak,sungguh wanita yang tidak ada sopan santunnya.
" Kamu benar benar ingin tahu apa artinya..."
" Jelas......dan aku yakin itu pasti konyol sekali..."
Dia menatapku sambil mulutnya berusaha keras untuk tidak tertawa...
" Kau yakin ? " ....tanyanya lagi,...aku heran bagaimana aku bisa sesabar ini, biasanya aku sudah meledak emosiku sejak tadi, aku tidak peduli ...aku pasti akan memarahi siapapun yang membuat kesalahan denganku, tapi anehnya aku masih bisa menahan emosiku.
" Sini aku bisik in..." Dia menarik lenganku santai, mendekatkan kepalanya kekupingku dan berbisik dengan suara pelan.
" Itu tadi artinya : aku ingin bercinta dengan istri saya "
" Appppppaaaaaaaaa.........." Aku langsung melotot kearahnya, dan dia langsung tertawa lagi sambil menepuk nepuk lenganku berulang kali dengan keras...
" Gilaaa......aku tidak akan percaya lagi padamu....." Omelku panjang lebar,mengutuki keberaniannya menjadikanku bahan tertawaan seperti itu...dan dia terus saja menertawaiku dengan santainya, dan sejak itu lah kami me jadi dekat, aku tidak lagi melihatnya sebagai pemilik rental mobil, aku melihatnya seperti teman lamaku, kami mengobrol panjang lebar setelah itu, dan entah mengapa tiba-tiba saja aku menjadi bebas tanpa beban bercerita padanya, kami mengobrol hampir 2 jam lamanya, aku menceritakan hampir semua perjalanan hidupku padanya, cerita cerita lucu yang aku alami saat kuliah, kami tertawa terbahak bahak,...bagaimana bisa dia melakukan itu, bagaimana bisa aku sebebas itu....selama ini aku sangat tertutup tentang kisah hidupku, dan hanya 2 jam dia bisa membuatku menceritakan seluruh hidupku.
" Tenang, Eris bisa dipercaya kok...ceritamu pasti aman, banyak cerita aib ku ada padanya sejak jaman kuliah dulu..tapi tak pernah sekalipun bocor....."
Tanyaku pada Friska via telpon, yah aku sangat sensitif dengan urusan kepercayaan, aku sering mengalami pengalaman buruk dikhianati teman bisnis,ide ku yang tiba tiba dicuri, hal hal semacam itulah...
" Yakin ya....." Tanyaku memastikan...
" Iya,emang kenapa sih ?....."
" Aku hanya ingin memastikan saja...." Jawabku singkat, jika Friska tidak tertawa maka cerita aku menjadi bahan tertawaan nya kemarin pasti belum sampai ke Friska dan itu berarti dia benar benar tidak menceritakan kepada Friska walaupun mereka berteman akrab, aku bernafas lega....lalu mengalihkan pembicaraan dengan urusan bisnis lagi.
Tapi jujur aku penasaran dengan wanita ini, dengan karakter nya, dengan sikapnya....dan setelah kejadian itu dia sama sekali tidak menghubungiku,ini benar benar aneh, aku rasa hubunganku kemarin baik baik saja, kami mengobrol seru dan panjang...anehnya mengapa dia belum menghubungiku, sekedar menanyakan kabarku....
Bahkan saat aku kembali ke negaraku dia tidak juga mengabariku, aku bertanya tanya apa penyebabnya, tapi aku sendiri gengsi untuk menanyakan kabarnya, aku seperti diserang perasaan dilema yang hebat,ingin menghubunginya tetapi tidak punya alasan untuk menghubunginya, selama ini para wanita itu yang menghubungiku,menanyakan kabarku lalu mengajak ku berkencan, mengapa dia sama sekali tidak melakukan itu.
Lalu akhirnya kesempatan itu datang, aku menelponnya, pertama menanyakan kabar dan memberitahunya jika aku ada kunjungan dikotanya lusa selama seminggu untuk mengecek projects yang aku kerjakan untuk pak Herman
" Bisakah kamu menemaniku sarapan pagi dihotel saat hari pertama aku ada di kotamu nanti ?"
" Tentu saja...." Jawabnya cepat, aku tersenyum lebar mendengarnya, menutup panggilan telpon itu dengan senyum tergambar diwajahku, Mark menatapku dengan heran.
" Wanita baru ?" Tanyanya serius..aku menatapnya sambil tersenyum...
" Biasalah....."
" Hari hati, wanita Indonesia itu seperti lintah, mereka bisa menghisap hartamu dalam sekejap...."
" Tidak semua......" Jawabku.
" Iya,tapi sebagian besar...." Aku tertawa
" Jangan rasis...."
" Aku tidak rasis....mereka melihat kita seperti tambang emas....." Aku mengiyakan peringatan sahabatku ini.
" Ceritakan padaku siapa dia...." Tanya Mark ingin tahu..
" Nanti saja, masih terlalu dini....."
" Kapan kau berangkat ?"
" Besok malam "
" Kau terlihat sangat bersemangat...karena project ini, atau karena wanita itu...." Aku tersenyum,membuat Mark makin penasaran.
" Hmmm...aku jadi penasaran dengan wanita ini...." Guman Mark
" Aku juga......"
Ya,aku penasaran dengan wanita ini, aku benar benar ingin tahu siapa dia sebenarnya.