Vito tampak setengah melamun memperhatikan kegesitan kasir minimarket dua- puluh- empat- jam itu menscan barcode barang- barang yang dibeli Vito. Ada minuman beberapa bungkus besar- besar makanan ringan, kecap dan gula titipan emak. “Sekalian sama pulsanya, Mas?” tawar kasir itu sambil tersenyum ramah. Vito sama sekali tidak mengangkat wajahnya untuk memandang kasir itu –yang sebenarnya terlalu cantik untuk dilewatkan –namun Vito tetap saja melamun memandangi kecap emaknya. “Enggak, Mbak.” “Dimasukkan ke kantong plastik, Mas?” tanya kasir itu lagi ramah. Ia tampak berusaha menarik perhatian Vito yang tampak sama sekali tidak tertarik dengan rupanya. “Kalau iya, Mas harus bayar dua ratus perak.” “Iya.” Mbak- mbak kasir nampaknya mulai kesal. Ia memasukkan barang- barang Vito ke dalam p

