Sebagaimana yang sudah disarankan Babe, Ronald memang bertekad untuk meminta maaf pada adiknya itu esok paginya. Dia bahkan sengaja tidak makan malam untuk menghindari perang dingin. Namun begitu pagi harinya mereka bertemu di meja makan, Ronald masih bisa melihat sisa- sisa kemarahan Angel masih membayangi wajahnya. Angel sudah terlebih dulu mengambil piring dan menyenduk nasinya, menganggap Ronald yang baru sampai di meja hanyalah makhluk halus transparan yang wajib diabaikan. Perlahan- lahan, Ronald menarik keluar kursi meja makan dan mendudukinya. Ia memperhatikan pipi adiknya itu dengan seksama. Masih tampak rona kemerahan di pipi Angel, meski tak terlalu jelas sejelas kemaren sore. Warna kebiruannya pun juga sudah tidak ada lagi. Sepertinya emak mereka sudah mengolesi pipi Angel den

