“Lo sakit, Nes?” Ines menggeleng dengan mata masih setengah terpejam. Vinny segera mengobrak- abrik kamar Ines, atau lebih tepatnya memreteli isi kamar itu satu demi satu. Ia memeriksa setiap celah, setiap sudut. “Lo ngapain sih, Vin??” tanya Ines gusar. Vinny tidak peduli, melainkan terus memeriksa isi kamar Ines. “Lo nggak sedia mi instan atau cemilan apa gitu, Nes, di kamar lo?” “Kenapa emang? Lo laper?” “Bukan masalah gue laper atau enggak. Tapi masalah lo yang laper, Nes. Ya, lo sekarang ‘kan hidup sendiri. Lo harus jaga kesehatan, ‘kan?” Ines mendengus sambil memalingkan mukanya ke jendela kamar. “Dari dulu gue juga hidup sendiri, kok.” Tangan Vinny terhenti sejenak, lalu ia menoleh ke arah kawannya itu. Memastikan temannya itu baik- baik saja. “Lo harus jaga kesehatan lo dem

