18. Perhatian Alexander

1333 Words

Minggu sore, Florence turun dari bus dan berjalan ke rumah Robert, membawa banana bread kesukaan pria itu ditangannya. Kulitnya yang putih bersih terlihat bersinar dibalut warna hijau emerald dari gaun yang dipakainya. Rambut ikalnya yang dibiarkan terurai panjang ke punggung menambahkan daya sihir siapapun yang berpapasan dengannya untuk menghentikan langkah dan menatap kearahnya. Entah untuk merasa iri, atau untuk mengagumi kecantikannya. Seorang wanita membukakan pintu depan dan langsung terlihat kaget melihat Florence. “Ya? Ada yang bisa saya bantu?” tanya wanita itu ke sambil menatap Florence lekat dan mengamatinya dari ujung kepala ke ujung kaki. “Uhm… Kuharap aku tidak salah alamat. Tapi Dokter Robert mengundangku,” balas Florence was-was. “Oh….!” Sahut wanita itu dengan bibir

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD