BAB 2

2711 Words
        Elang menoleh kemudian dia tersenyum ke arahku. Hari ini Elang lagi memakai kaos berkera berwarna putih dan celana jeans biru dan sepatu warna putih dan tak lupa dengan jam tangan yang melekat dipergelangan tangannya hasil pemberianku padanya.         Aku berjalan memutarsupaya bisa duduk menghadap Elang aku duduk dipangkuannya dan mengalungkan tanganku yang sebelah kiri ke lehernya aku langsung aja meraba wajahnya yang kokoh itu dan dia memeluk erat pinggangku agar tidak jatuh. "Kenapa kamu ga masuk ke kamar aku aja tadi kenapa harus nyuruh bibi buat panggil aku?" Tanyaku padanya sambil mengelus rambutnya. "Nanti kalau aku masuk kita bakalan lama berangkatnya, kita udah telat." Jawabnya sambil mengelus lenganku yang sedang di atas kepalanya.         Kami memang bersahabat tapi beginilah sikap kami satu sama lain dan jangan lupa kami menggunakan kata "aku-kamu" bukan "gue-lo" karna apa? Sahabatku yang satu ini asli Keturunan Jawa banget! Sampai sampai aku panggil abangnya dia itu Mas dan adik-adiknya manggil aku Mbak, bayangin dong.         Dan dia bilang ke aku kalau mau sahabatan sama dia itu dan menganggap emang sangat dekat jangan pake "gue-lo" karna itu menandakan tidak ada kedekatan diantara kami. Aku sih sebenernya ga setuju-setuju banget tapi karna dia yang minta yaudah deh aku harus apa? Pertemanankan bukan diukur dari panggilan sebenernya. Dan dia juga manggil aku "acha" padahal yang lain panggil aku sebutan chacha tapi dia lain sendiri katanya itu panggilan sayang dia ke aku ya sudah deh aku iyakan aja apa maunya dia.         Aku sama dia itu udah sahabatan  dari kita SMP. Kita satu sekolah terus sampai kuliah juga sama. Gatau apa yang buat aku cocok ke dia yang pasti aku nyaman banget sama dia. Aku bisa jadi diriku sendiri dan cerita apa aja ke dia dan satu lagi orangtua kami juga sama-sama udah pisah. Tapi masih lebih mendingan keluarganya. Nanti deh kapan-kapan aku ceritain khusus tentang Elang ya.         Kalau ada yang lihat aku sama Elang pasti ngiranya kita pacaran padahalan enggak. Sampai teman-temanku bilang kalau aku jodohnya nanti pasti sama dia. Apa sih aku aja ga pernah mikirin itu sedikit pun. "Cha kamu ganti baju lagi gih aku ga suka kamu pakai baju kayak gini, pakai baju yang tertutup dong cha jangan kayak gini." Wajahnya langsung lesu melihat pakaian yang ku kenakan hari ini.         Yah dia emang selalu ga suka kalau aku pakai pakaian yang terbuka dia ngejaga aku banget sama kayak kakak-kakakku. Dia ga suka kalau banyak cowok-cowok diluaran sana yang memperhatikan bentuk tubuhku mending dia aja yang lihat. Alsan Elang simpel, katanya kalau di luar sana ga baik kalau dia baik masih bisa jaga kalau di luar enggak. Apa coba itu kayaknya maunya dia aja kan? "Gapapa deh Lang aku kan nyaman sama pakaiannya, kamu tau aku gimana lagian kamu bilang tadi kita udah telat nanti kalau aku ganti baju lagi waktunya lama loh gapapa ya." Aku menjawabnya dengan manja dan sambil menelungkupkan kepalaku ke cerukan lehernya kalau udah kayak gini biasanya dia langsung luluh. Aku berusaha membujuk Elang saat ini. "Yaudah deh kamu selalu gitu. Yaudah ayo kita pergi sekalian makan. Kamu belum makan kan?" Jawabnya sambil mengelus rambutku.         Aku menganggukkan kepala kemudian Elang langsung membangkitkanku agar aku berdiri dan dia juga langsung ikut berdiri. Elang langsung menggenggam tanganku dan menuntunku untuk keluar rumah dan masuk kedalam mobil. Kemudian Elang langsung melajukan mobil fortuner hitamnya.         Sesampainya di mall kami langsung menuju ke salah satu toko baju khusus wanita yang bermerek mahal. Kan tadi udah aku bilang, aku lagi menemani Elang buat beli kado untuk adiknya tercinta! Ya dia sangat menyayangi adiknya tercinta yang perempuan, itu permata hatinya kalau kata Elang.         Adiknya itu baru saja ulang tahun kemarin tapi Elang belum membelikan kado karna Elang pada saat situ sibuk dengan pekerjannya. Apa pekerjaannya? Nanti aja deh aku kasih tau pokoknya nanti aku sediain part khusus hanya untuk elang!         Akhirnya ada tiga potong pakaian yang aku pilihin buat adiknya dan Elang langsung menyetujuinya dan kemudian aku juga beli dong. Mana pernah aku mau kalah, kalau belanjain punya orang pasti aku harus ikutan dapat kali ini tiga baju juga. Untung saja Elang tidak melihat bagaimana bentuk ini baju kalau dia lihat pasti dia marah-marah lagi karna terlalu terbuka mungkin bagi dia buat aku mah kagak!  Disaat aku mau bayar untuk bajuku sendiri elang langsung menarik kartu kreditku. "Acha biar aku aja yang bayar kamu simpan aja uang kamu." Itu jawaban Elang dan dia langsung memberi kartu kreditnya ke si mbak-mbak kasir. Si mbaknya tersenyum penuh arti ke Elang kayaknya dia suka deh lihat Elang kelihatan dari matanya si Mbak kasirnya yang sama senyum terus dari tadi. Langsung aja deh aku panas-panasin nih mbak. Aku nggak suka ada yang natap Elang kayak gitu. "Tapikan kamu selalu bayarin belanja aku kalau kita belanja bareng. Kali ini biar aku aja deh Lang gapapa ya." Aku menjawabnya dengan suara lembut sambil menggandengan lengannya dan menciumi bahunya dan menyenderkan kepalaku dibahunya, si mbak yang melihat langsung merah matanya. Elang menatapku dan menjawab sambil mengelus punggung terbukaku. "Gapapa Cha ga masalah kok sama aku, kalau kamu belanja sendiri disitu aja pakai uang kamunya kalau lagi sama aku kamu pakai uang aku, aku kan ga pernah marah Cha. Aku sayang kamu Acha." Si mbak yang melihat langsung lesu waktu Elang ngomong gitu ke aku jadi ga tega. "Yaudah deh makasih ya. Aku juga sayang kamu." Aku langsung memeluknya dan dia menicum puncak kepalaku.         Yap begitulah persahabatan yang kami jalani makanya banyak orang yang bilang kalau kami pacaran bukan sahabatan. Makanya banyak juga mantanku yang minta putus karna sikap aku sama Elang itu lebih daripada sikap aku ke mereka.          Dan yap kalau aku belanja sama Elang pasti selalu dia yang bayarin pokoknya aku ga boleh mengeluarkan uang sepeserpun! Mbak kasir tadi langsung memberi paper bag belanjaan kita ke Elang, Elang menerimanya dan tersenyum ke mbak kasir kemudian dia merangkulku dan membawaku kelantai atas untuk makan.         Kemudian kami menjatuhkan pilihan untuk makan disebuat tempat yang khusus untuk makan seafood dan eskrim. Karna itu adalah makanan kesukaannku. Yah Elang tau semua tentangku dan begitupun aku juga tau semua tentang Elang. Setelah kita pesan makanan ke pelayan kita langsung ngobrol dengan posisi kita yang sedang duduk berhadapan. "Setelah ini kamu mau kemana?" Tanya Elang ke aku sambil membenarkan rambutku dan membuat kebelakang telinga. "Hari ini sama besok aku free. Main yuk sama yang lain." Jawabku sambil menopang dagu di kedua tanganku. "Besok aja ya kita mainnya sama yang lain. Sore nanti aku tugas Cha. Habis ini kamu kerumah aku aja ya. Ica nyariin kamu katanya kenapa selama dia disini kamu ga main kerumah. Alea juga udah bisa ngomong loh sekarang. Nanti malamnya aku jemput kamu kita pulang kerumah kamu, aku nginap dirumah kamu deh." Alea itu anaknya Mas Reza abangnya Elang. Alea sekarang umurnya udah dua tahun gitu, kalau Ica itu adiknya Elang yang aku bilang yang paling dia sayangi! Namanya sebenernya Sheila tapi panggilannya Ica. "Beneren ya kamu nginap dirumah aku?" Tanyaku dengan manja. "Iya acha tunggu aku selesai tugas ya." Elang tersenyum kearahku sambil menggenggam tanganku. Aku mengangguk dan tersenyum kemudian pesanan kami datang dan kami langsung memakannya! Karna aku sangat-sangat lapar. Hari ini pesananku sangat-sangat banyak! Yap makanku sangat banyak tapi tidak membuat berat badanku cepat naik. Dan aku bersyukur akan hal itu. Makanku dengan lahap dan membuat Elang menggeleng-gelengkan kepalanya melihatku.         Sesudah makan kami langsung kerumahnya Elang, tiga puluh menit sepanjang perjalanan kemudian kami sampai dan langsung masuk ke dalam rumah. "Aleaaaaaaaa Aunty Chacha datang loh. Aleeeaa kangen gaa sama Aunty." Teriakku begitu masuk kedalam rumah. Ya aku udah sangat dekat sama keluarga Elang, tak berapa lama Alea datang digendongan Ica kemudian agak sedikit berlari menuju kearahku dengan tawanya. Dan aku mengambil Alea dari gendongan Ica. "Aaaaa aunty kangen banget sama Aleaa katanya Alea udah bisa ngomong coba panggil Aunty Chacha coba bilang Aunty mau denger dong." Aku mencoba untuk menggoyang-goyangkan Alea dalam pelukanku. "Anty Chaa" jawabnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Aku dan Elang yang masih disitu langsung ketawa. "Aaaaaa Aleaaa. Aunty sayang banget sama Aleaaa." Aleaa pun tertawa setelah aku menciumnya. "Acha aku siap-siap dulu ya kamu main disini dulu oke? Tunggu aku pulang jangan kemana-mana ya Cha" Elang memelukku dari samping dan mencium Alea. "Iya Lang nanti hati-hati ya" Aku tersenyum ke arah Elang. Elang langsung mencium pipiku dan mencium Alea dan setelah melepas pelukanku dia mencium Ica yang berada di sebelah kiriku. "Ini kado buat ulangtahun kamu, maaf ya baru kasih sekarang pasti kamu suka deh soalnya mbakmu yang pilih." Elang memberikan kadonya ke Ica sambil tersenyum dan melirikku, aku yang melihat hal itu pun tersenyum. Ica langsung memeluk Masnya. "Makasih ya mas Ica pasti suka kok, Ica juga ga dikasih kado gapapa yang penting Ica selalu bareng sama Mas udah lebih cukup kok." Setelah itu Ica langsung melepas pelukannya dan Elang langsung mencium dahi Ica kemudian naik keatas.         Ya ica sangat menyayangi Masnya yang satu ini. Laki-laki pertama yang pasti papanya dan kedua dia bilang masnya yang ini bukan masnya yang pertama, alasannya kenapa? Nanti deh ya aku kasih tau disaat part khususnya Elang. Aku sama Ica langsung kekamar Ica dan membawa Alea karna katanya ada yang mau Ica ceritakan ke aku. Biasa dia mau cerita tentang pacarnya.         Malam pun tiba menunjukkan pukul  21.15 wib Mas Reza abangnya Elang yang pertama sudah pulang dan istrinya Mbak Rere sedang menidurkan anaknya, sedangkan Ica dan aku berada di ruang tengah sambil menonton TV menunggu Elang yang katanya tadi udah dijalan.  Tak lama Elang masuk ke dalam rumah dan duduk disampingku. Yang posisinya sekarang aku berada di tengah-tengah antara Ica dan Elang kebetulan sofanya yang memang menampung untuk tiga orang dia langsung menjatuhkan kepalanya kebahuku dan memelukku dari samping. "Capek Mas?" Tanya ica yang melihat Masnya sepertinya memejamkan matanya di bahuku. Yang ditanya mala menganggukkan kepalanya. "Kamu mandi dulu gih baru itu makan sebelum kita pulang." Aku mengelus-ngelus lengannya yang ada di perutku. Dia mengangkat kepalanya dan menatapku dari samping. "Kita langsung pulang aja yuk mandi dirumah kamu aja, udah capek banget aku. Kamu suruh mbak Atik masak ya biar aku makan dirumah aja." Dia menatapku dengan wajah lelahnya, kasihan sekali anak satu ini. Aku pun mengangguk dan mengusap wajahnya sambil tersenyum. "Ica, Mas tidur dirumah mbak Acha ya kamu tutup pintunya bagus check semua jendela juga baru kamu tidur ya. Salam sama Mbak Rere dan Mas Reza nanti. Kamu juga jangan tidur terlalu malam ya." Elang bangkit dan langsung mengacak rambut adiknya dan berjalan keluar rumah. "Iya Mas hati-hati ya." Ica pun ikut bangkit dan jalan keluar rumah aku mengikuti mereka dari belakang. Sesudah di depan aku langsung ngehadap Ica karna Elang sudah masuk ke dalam mobil. "Mbak pulang dulu ya Ca, salam sama Randy ya." Randy itu pacarnya Ica yang dia curhatin keaku tadi. Sesudah itu aku langsung masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan rumah Elang.         Begitu sampai rumah tadi Elang langsung lari ke ruang makan untuk makan yang sudah dimasakin oleh ART, aku langsung naik ke atas nyiapin air hangat buat Elang dan baju Elang. Yap baju Elang banyak disini karna Elang sering banget nginap dirumahku. Aku tadi udah mandi disana tapi emang belum ganti baju. Jadi aku ganti baju aja, saat aku ganti baju Elang langsung masuk kekamar mandi aku langsung mencharger seluruh hpku dan hp Elang dan mematikan hp kami, ya kami selalu mematikan hp kami disaat charger pada malam hari.         Kemudian aku langsung duduk di meja rias untuk membersihkan wajahku dan pakai pelembab malam di wajahku, kemudian aku memakai loution dan memakai parfum vanilla punyaku. Ya malam-malam pun aku harus memakai parfum. Aku langsung mengikat rambutku asal dan menyisakan anak rambut di leherku.         Saat ini aku lagi pakai tanktop berwarna hitam tanpa bra dan hotpans putih. Kenapa aku ga pakai bra? Karna pada malam hari bagus untuk wanita tidak memakai bra katanya, jadi aku ikutin aja dan aku nyaman banget akan hal itu. Yah beginilah stelanku kalau mau tidur selalu begini kadang kalau ga ada Elang aku bahkan hanya memakai pakaian dalam saja sudah cukup.         Lima belas menit kemudian Elang keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kaos polos warna putih dan celana boxer garis-garis warna coklat pas selututnya. Dia sambil mengusap-usap kepalanya yang baru selesai keramas, dia yang lagi ngelihat aku lagi di meja rias langsung membuang handuknya di sofa dan memelukku dari belakang.         Elang menciumi leherkku yang bebas dari apapun. Yah aku sama Elang tidur sekamar, selalu sekamar kalau dia menginap di rumahku. Disaat aku nginap dirumah Elang kalau tidak ada Ica aku tidur sama Elang tapi kalau Ica ada aku tidur bareng Ica. Ga akan ada yang larang akan hal itu termasuk keluarga kita! Hello ini jakarta jadi semuanya bebas termasuk hal itu sudah biasa! Aku kegelian atas apa yang dilakukan Elang ke aku, aku juga udah ngelusin lengan Elang yang berada diperutku. "Lang udah ahhhh geli tau." Jawabku yang mulai terpancing dengan permainannya. "Kamu selalu kalau mau tidur dengan memakai baju kayak gini buat aku langsung mau nerkam kamu, kamu selalu buat aku tegang tau Cha." Jawabnya sambil menarik lenganku untuk duduk dipinggir ranjang. "Dasar kamunya aja yang ya ga tahanan udah ahh katanya kamu ngantuk tidur yuk biar kamunya bisa istirahat." Kataku sambil melipat kakiku dan tersenyum manis kearahnya.         Elang malak mengelus pipiku dan aku perlahan meraskan sentuhan itu diwajahnya dan memejamkan mataku. Ga tau bagaimana pastinya aku udah merasakan sesuatu yang kenyal ada di bibirku sekarang.         Yaa Elang menciumku dengan sangat lembut. Aku mulai kehabisan napas, aku membuka sedikit mulutku dan mau menjauh. Tapi Elang malah menahan tengkukku supaya memperdalam ciuman kami dan dia barhasil memasukkan lidahnya kedalam mulutku. Untuk bertukaran saliva kami dan dia terus mengecup bibirku menggigit dengan lembut bibirku dan mengabsen setiap deretan gigiku, kemudian dengan tersenyum dia melepaskan ciuman kami. "Selalu saja manis rasanya. Kalau udah sama kamu capek aku hilang jadi lebih semangat lagi. Aku mau lagi ya cha." Kata-katanya begitu manis kurasa, kemudian aku menganggukkan kepalaku dan tersenyum kemudian aku memejamkan mata karna pada saat itu Elang langsung mencium bibirku kembali. Kali ini melumat tidak selembut tadi karena ciumannya sudah seperti menuntut. Perlahan tapi pasti aku pun membalas ciumannya dan mengalungkan tanganku kelehernya kemudian dia memindahkanku kepangkuannya agar lebih leluasa.         Dia terus merasakan bibirku tanpa niat memberiku menghirup udara sebentar saja aku pun terbuai dengan yang Elang lakuin aku menikmatinya. Kemudian aku merasakan seperti ada yang menusuk perutku aku tersenyum selalu jikalau udah seperti ini Elang pasti langsung turn on.         Elang langsung melepaskan bibir kami kemudian beralih ke leher jenjangku dan menciuminya kalau udah seperti ini aku langsung terbang tinggi dan aku langsung mendesahh "aahhhhh langg" mendengar suara desahanku dia langsung lebih semangat lagi untuk melakukannya dia berpindah terus merasakan keseluruhan leherku.         Tangannya yang kiri memeluk pinggangku agar tidak jatuh tangannya yang kanan mulai meraba-raba buahku yang berada sebelah kiriku. Aku langsung menjulang keatas dan mengeratkan peganganku dileher Elang. "Kamu nakal selalu tidak memakai bra dan sekarang lihat puncakmu sungguh keras dan aku sungguh tidak kuat untuk tidak mencicipinya." Aku langsung tersipu malu untuk mendengar perkataan Elang. Kemudian aku merasakan Elang mulai meremas dadaku yang masih berlapisan tanktop hitamku.         Aku pun semakin merasakan hal yang sungguh luar biasa nikmatnya. Kemudian dengan tidak sabar Elang langsung menidurkanku di atas ranjang dia membuka bajunya sendiri dan dia juga langsung membukakan tanktop yang ku pakai tadi kemudian melemparkannya sembarangan.         Dia langsung tersenyum lebar setelah apa yang dilihat didepan matanya kemudian dia membukakan pahaku agar dia mampu berada diatasku yang kami masih sama-sama memakai celana. Kemudian dia menindihku dan mulai menciumku kembali tapi tangannya tak tinggal diam, tangannya mulai menyentuh wajahku ke bahuku dan kemudian mulai meraba-raba buah dadaku. Tapi belum mau menyentuh puncakku.         Dia mau mempermainkanku sepertinya, dia terus mengelus sesekali meremasnya dan membuatku melengkung keatas karna sudah ga tahan. Dibawah sana kewanitaanku merasakan seperti ada yang mau keluar. Ya aku sepertinya udah basah sekarang dibawah sana. Hanya Elang yang selalu bisa buat aku kayak gini. Kemudian dia turun menciumi leherku kemudian dia melangkahi buah dadaku dia malah menciumi perut aku. "s**t lang bukan yang itu naik lagi!" Kataku kasar kepada Elang disaat kayak gini aku pasti langsung ngomong kasar karna ga sesuai sama yang aku harapkan. Dan Elang selalu melakukan hal itu keaku kalau aku udah kayak gini.         Dia selalu bisa mempermainkanku. Elang terkekeh dan dia senang akan hal itu kemudian dia masih menciumi perutku dan tangan kanan kirinya menangkup kedua bukit kembarku dan meremasnya secera bersamaan dan itu membuat aku senang dan menyentil secara bersamaan puncakku yang udah keras dan aku akhirnya mendesah "Aaaaaaaaahhhhhhhhhhh terus lang"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD