1. Dijodohkan

1150 Words
-Setahun Kemudian- “Baik rapat evaluasi Penilaian Akhir Tahun kali ini kita cukupkan sekian, untuk Rapat Kenaikan Kelas waktunya tetap besok setelah pulang sekolah.”Pak Subagyo, Kepala Sekolah SMA Bakti Mandiri, menurup rapat akhir tahun. “Mmm.. Pak Darel, bisa ikut ke ruangan saya sebentar?” Ucap Pak Subagyo. Ya, Darel adalah nama samaranku sebagai manusia. Darel Brahma. Sudah hampir setahun aku menyamar sebagai guru bahasa inggris di kota terpencil ini. Sepertinya orang tuaku belum menemukan tanda-tanda dimana aku berada selama setahun aku menghilang. Dan itu sangat membantuku untukku menyusun rencana agar aku dapat bersanding dnegan pujaan hatiku tanpa adanya ancaman perang. Aku tak ingin mengambil resiko besar itu. Jika perang terjadi, seluruh dunia, baik dunia supranatural yang terdiri dari dunia iblis, penyihir, peri, shapeshifter, vampire dan dunia paling netral yaitu dunia manusia akan terkena dampaknya. Jika itu terjadi, ‘Sang Pengawas’ akan kembali mengambil alih semuanya membuat penghalang abadi lagi antara di dunia iblis dan dunia lainnya. Sehingga kami para iblis tidak bisa pergi berbaur dengan yang lainnya sebagai hukuman karena menciptakan perang lagi. Jika itu terjadi aku tidak akan bisa menemui Erina kembali untuk beribu tahun kemudian. Aku tidak akan sanggup menjalaninya. Aku tak dapat mengambil resiko besar itu. “Khem!” Suara deheman Pak Subagyo menyadarkanku dari lamunanku, setelah aku sampai dan duduk di ruangan Pak Subagyo. “Pak Darel, Anda baik-baik saja? Apa pekerjaan di sini berat?” ”Oh, maaf, saya baik-baik saja Pak. Saya hanya mengingat kembali hasil rapat tadi. Dan lagi saya sangat betah mengajar di sini.” Ucapku sedikit berbohong. ”Oh syukurlah, saya senang mendengarnya.” Ucap Pak Subagyo. “Hmm, langsung kepada intinya saja ya. Sebenarnya maksud saya memanggil Pak Darel ke ruangan saya adalah karena saya mempunyai permintaan khusus yang sangat pribadi.” Ah, perasaanku tiba-tiba tidak enak. “Pak Darel, selama setahun ini saya sudah memperhatikan Pak Darel. Pak Darel orang yang baik, berhati lembut ketika menghadapi kenakalan anak-anak. Pak Darel juga terlihat tidak pernah marah. Juga dari segi pendidikan sudah sangat mumpuni, seorang magister pada bidangnya. Selain itu saya perhatikan Pak Darel tidak pernah pergi keluar semisal berkencan, jadi saya asumsikan bahwa Pak Darel itu single. Apa saya betul Pak?” ”Iya betul Pak saya masih sendiri.” Ucapku sembari tersenyum yang dipaksakan. Aku tahu arah percakapan ini kemana. Bagaimana ini? ”Ah saya jadi tenang kalau begitu. Jadi kira-kira kalau Pak Darel..” ”Maaf saya tidak bisa!!!” Ucapku dengan lantang memotong kalimat Pak Subagyo. ”Ah begitu ya.. maaf ya Pak Darel saya pikir Pak Darel mau menggatikan posisi saya sebagai kepala sekolah di kemudian hari. Ini permintaan yg saya maksud dengan permintaan khusus saya tadi.” ”Oh jadi maksud bapak apakah saya dapat menjadi kepala sekolah ketika bapak pensiun? Bu..bukan permintaan aneh-aneh Pak?” Ucap saya meyakinkan. ”Hahahaha permintaan aneh-aneh seperti yang Pak Darel maksud?” Pak Subagyo tergelak. “Oh bukan apa-apa Pak.” Ternyata aku terlalu overthinking . Aku menghela nafas. “Kalau itu, dapat saya pertimbangkan Pak.” Ucapku dengan senyum yang tulus. “Ah benarkah Pak Darel??? Saya sangat senang mendengarnya! Jadi.. kapan kita bisa makan malam bersama?” Tanyanya. Lah ko apa hubungannya turun jabatan dengan makan malam? “Untuk apa ya Pak? Makan malam perpisahan maksudnya? Memangnya Bapak akan turun jabatan dalam waktu dekat?” “Yah kira-kira begitulah. Tapi sebenarnya masih ada permintaan lain dari saya. Kalau tadi itu permintaan khusus, kalau sekarang permintaan pribadi. Heheheh.” Tawanya renyah sekali. “Loh saya pikir permintaan bapak cuma 1? Kok sekarang jadi 2? Tadi kan Bapak bilang permintaan khusus dan pribadi. Jadi saya pikir permintaannya satu yang bersifat khusus dan pribadi.” Hatiku mulai tidak enak kembali. “Loh itu ada 2 Pak Darel.. Satu, permintaan yang khusus dan yang kedua permintaan yang pribadi.” Pak Subagyo tersenyum lebar. Sial! Aku terperangkap. “Berhubung Pak Darel sudah menyetujui permintaan saya yang pertama sebagai syarat saya dapat meminta permintaan kedua, jadi Pak Darel, mau ya menikah dengan anak saya?” Ucapnya sambil tersenyum senang. “Maaf dengan sangat Pak, tapi harus saya ralat, saya tidak bilang menyetujui Pak, hanya memempertimbangkan.” Ucapku gemas karena ‘bapak tua’ itu sudah salah dengar. Maaf kalau sudah agak kasar memanggilnya begitu, karena dia memang tua dan aku ini iblis, tidak perlu bersopan santun. Dan lagi dimana ada persyarataan dalam mengajukan permintaan. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. “Looh, tadi saya dengar jelas kalau Pak Darel sudah setuju.” Pak tua itu seakan berpikir. Aku hanya bisa menahan emosi dengan senyum yang dipaksakan dan gigi yang dirapatkan. “Saya yakin bapak salah dengar.” Ucapku lagi meyakinkan sambil menahan emosi yang sudah bergejolak.” “Nak Darel tolonglah bapak tua ini..” Tiba-tiba dia memohon dan memanggilku dengan lebih akrab. “Sebenarnya kemarin saya habis dari rumah sakit, dan ternyata saya didiagnosa terkena kanker tumor stadium akhir. Kata dokter umur saya tidak banyak. Saya sangat terkejut, karena saya sangat menghawatirkan putri saya yang tidak pandai bergaul. Dia senangnya ngerem aja di kamar. Larut dengan buku-bukunya, saya khawatir kalau dia tidak bisa menemukan jodohnya. Saya hanya ingin melihat putri saya bahagia Nak Darel. Dan Nak Darel adalah kadidat terbaik yang saya miliki, soalnya saya sudah hampir kenal semua lelaki di kota terpencil ini. Dan yang masuk kriteria mantu idaman hanya Pak Darel saja. Saya yakin Nak Darel dapat membahagiakan dan tak akan pernah menyakiti putri saya. Tolonglah saya Nak Darel.” Pak Subagyo memohon dengan mata yang berkaca-kaca. “Anggap saja ini permintaan terakhir saya sebelum kematian menjemput.” Aaahhh kenapa jadi gini. Aku ini iblis tapi tetap saja tidak tega melihat orang tua memohon. “Baiklah akan saya PERTIMBANGKAN JUGA ya Pak!” Ucapku menekankan kata ‘pertimbangkan’ agar si tua ini tidak salah dengar lagi. “Aaahhh saya sangat senang mendengarnya. Saya jadi tenang kalau nanti saya akhirnya pergi, karena saya tahu Nak Darel akan menjaga putri saya dengan baik.” Pak Subagyo meraih kedua tanganku dengan kedua tangannya lalu menyalaminya dan menggoyang-goyangkannya dengan semangat, saking senangnya. “I.iya Pak. Tapi masih saya PERTIMBANGKAN ya Pak.” “Iya tidak apa-apa Nak. Saya yakin kalau Nak Darel ketemu putri saya nanti Nak Darel akan langsung suka, ko. Dia cantik dan baik, dan lagi pintar, penurut juga. Jadi gimana kalau makan malamnya besok setelah rapat kenaikan kelas? Putri saya baru pulang malam ini. Kebetulan dia baru lulus kuliah dari universitas ternama di kota dengan jalur beasiswa. Ah pasti serasi deh dengan Nak Darel. Tidak apa-apa kalau mau mempertimbangkan, tapi kasih saya jawabannya nanti setelah bertemu dengannya ya. Saya yakin tidak akan mengecewakan Nak Darel.” “Baiklah Pak. Besok saya akan datang ke acara makan malamnya.” Ucapku menyerah. Tidak ada gunanya juga terus berdebat. “Terimakasih banyak Nak Darel.” *** * * * Bagaimana pendapat kalian tentang Pak Subagyo? XD Karakter Ezra/Darel udah kaya iblis belum sih? Hmmm… Komen ya.. biar semangat buat up hehehehe
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD