Hari yang Aneh

1067 Words
Masak apakah bu ? Harum sekali baunya.. ucap Alex polos berdiri di belakang ibunya, ibu alex seketika itu yang sedang memainkan tangannya di atas penggorengan menoleh sebentar ke belakang, dan tersenyum, lalu cepat ibunya melihat kembali ke penggorengan menjawab. Ibu sedang goreng tempe Alex.. makanan ini kesukaanmu dan ayahmu, kalian berdua memang sangat suka sekali d Makan ini.. kata ibu alex yang masih memainkan tangannya di atas penggorengan dengan sepatula. Alex tangan kanannya perlahan meraih tempe yang sudah matang berada di samping kompor yang sedang di tiriskan. Perlahan ia mencicipi tempe goreng yang telah ia pegang, kemudian Alex berlari - lari kecil menuju belakang rumah, yah selayaknya dia yang masih menginjak umur 5 tahun. alex yang sedang riang mendadak terhenti, pandangannya lurus ke depan, seakan ia tidak percaya dengan apa yang di lihatnya, ia memicingkan mata dengan rasa heran di matanya. Dalam pikirannya ia berguman apakah aku salah lihat ? Perasaan hari kemarin aku masih melihat bangunan mewah di belakang rumah, dan kenapa sekarang hanya pohon - pohon besar dan tandus yang ku lihat ? Kemudian alex menoleh ke belakang, ia melihat ibunya masih menggoreng, lalu tanpa ragu alex beranikan diri segera berjalan mendekati pepohonan, setelah sampai ia perlahan berjalan sambil memegangi batang demi batang pohon, dalam pikiran alex ia berucap, ini benar - benar pohon, lalu ia terhenyak kaget mendengar suara langkah kaki yang mendekat berada di belakangnya, kemudian alex menoleh membalikkan tubuh, ternyata ibu alex sudah tepat berdiri di belakangnya. Kenapa kamu main disini alex ? Ayo kita masuk ke dalam.. ucap ibu alex di depannya, ibunya tidak marah kemudian ia membentangkan kedua tangannya melihat alex tersenyum, alex segera berlari langsung saja memeluk sang ibu, kemudian ibunya menggendong alex sambil tersenyum, tertawa dan bercanda, yah selayaknya mereka sebagai ibu dan anak, kemudian alex di bawa masuk, ibu alex mengarahkan alex di ruang makan lalu mempersiapkan makanan, setelah alex menikmati tempe goreng yang masih ia kunyah. Kau kenapa main di sana alex ? Tanya ibu alex sambil menyuapinya. Lihat - lihat pohon saja bu.. jawab alex polos sambil mengunyah makanan di mulutnya. Lalu ibunya memperhatikan alex, lalu setelah menelan makanan alex berkata. " kenapa rumah besar di belakang kita tidak ada ya bu.. ? cuma pohon - pohon besar saja yang ada.. ucap alex polos, ibunya tersenyum dan perlahan tertawa, lalu kembali tersenyum. He he.. alex.. di belakang rumah kita memang tidak ada rumah alex.. kalau kamu paham, yang kamu lihat rumah itu hanya halusinasi kamu saja.. kemarin kamu sakit halusinasi, maka semalam pak ustad kodri ke sini mengobati kamu, nah kalau kamu tadi melihat pohon besar di belakang rumah, berarti kamu sudah sembuh. Ucap ibu alex sangat sabar menjelaskan, ibu alex sangat sayang kepadanya alex yang mendengarnya menjawab. O.. iya bu.. ucap alex singkat, namun dia sedikit keheranan, sambil memegang tempe goreng di tangannya. Yaudah alex.. alex sekarang sudah besar, satu bulan lagi alex sudah masuk sekolah, lihat badan kamu alex, sudah besar sekali, seperti anak sekolah kelas dua SD. Hehe..! Ucap ibu alex tertawa kecil, alex hanya terdiam, kemudian ibunya kembali berkata. Alex harus rajin makan, makan ikan yang banyak, biar alex tambah pintar, alex pastinya punya cita - cita, sekolah yang rajin ya.. biar alex jadi orang sukses. Coba ibu ingin tahu cita - cita alex mau jadi apa ? Ucap ibu alex bertanya kepadanya, alex yang mendengarnya sangat senang lalu menjawab. Alex ingin jadi tentara bu. Biar alex bisa menembaki penjahat.. cus ! cus ! cus ! Jawab alex sambil memperagakan ia sedang menembak target. Ha ha.. tawa senang sang ibu melihat tingkah anaknya, lalu sang ibu berkata. Yasudah.. Alex main di depan sana.. itu robot - robotan kamu di meja depan, ibu sekarang mau beres - beres dulu. Segera ibu alex berdiri, sambil membawa piring sehabis menyuapi alex menuju dapur. Alex segera berjalan ke ruang depan dan meraih robot - robotan yang berada di atas meja, kemudian ia bermain di teras depan rumah bersama robot - robotan miliknya. hari terlewati, tibalah hari pertama ketika Alex bersekolah, dan pasti dia masih kelas 1 SD. dengan pertama kali diantar oleh sang ibu bersekolah, namun itu berlangsung selama satu minggu dia diantar oleh ibunya. kemudian Alex mulai terbiasa berangkat sekolah sendiri dan yang pasti ia bersama teman-temannya berangkat bersekolah, alex mulai banyak menemukan teman, dan ia cukup terkenal di kalangan anak-anak nakal. di sekolah alex setiap hari hanya berkelahi, selalu memukul teman yang lemah. ya itulah pikiran Alex ketika masih anak-anak, dan memang ketika dulu adaptasi di sekolah itu sangatlah ekstrem, dengan menunjukkan kehebatan berkelahi, dan yang pasti jika ingin menjadi raja kelas harus berkelahi dengan cara mengalahkan lawan. Memang ketika itu tubuh Alex cukup besar, dan dia pun cukup populer untuk anak kelas 1 SD yang suka dan terkenal berkelahi. Di kelas alex mulai membentuk kelompok-kelompok yang tergolong anak-anak nakal, dan di sekolah alex sebagai ketua diantara mereka. entah apa yang dipikirkan Alex di waktu itu, ia menjadi sangat liar, sangat Ambisi dan merajai mereka yang lemah karena memang di zaman Alex ketika bersekolah, kekerasan seperti itu sangatlah lumrah, main tangan sudah menjadi hal yang sangat biasa, hingga sampai akhirnya alex sempat beradu mulut dengan anak kelas 3 SD. ketika itu anak kelas 3 SD sengaja mencari keributan dengannya, yah dengan hal yang sangat sepele, sengaja mereka berpapasan, anak itu menyenggol pundaknya kepundak Alex, lalu sekilas dan spontan saja mereka saling menatap, dan akhirnya terjadi baku hantam di sekolah saat itu. Namun Ketika berkelahi Ia dipisahkan dengan anak-anak lain, perkelahian itu tidak sebatas itu saja, mereka sepakat untuk meneruskan perkelahian setelah pulang sekolah. Lonceng berbunyi, tanda waktunya anak-anak sekolah berpulang ke rumah masing-masing, alex yang mendengar itu bergumam dalam hati. inilah yang aku tunggu dan aku nantikan. alex seperti berambisi dengan berkelahi, apalagi Sesudah pulang sekolah dia pasti sudah ditunggu dengan anak kelas 3 SD itu, dan diketahui Ia bernama Roni. Roni pun sedikit nakal, Al di sekolah dan terkenal suka membuka rok anak-anak perempuan dari belakang. Tanpa ragu alex segera membereskan buku-buku yang berada di meja, dan Terlupa guru meminta ketua kelas memimpin untuk berdoa di saat akan menuju rumah, ketua kelas pun mengimbuhkan lau, doa bersama-sama pun dimulai. ditengah doa alex menoleh kearah teman-temannya untuk mereka para teman membantunya, Lalu setelah itu doa pun telah selesai, satu persatu persatu para murid berbaris keluar kelas bersama, ada yang bernyanyi, dan ada yang berdesak - desakan namun para kelompok Alex atau biasa yang disebut dengan pasukannya berada di dalam kelas, mereka mengobrol sebentar sambil menunggu sekolah itu cukup sepi baru mereka akan keluar kelas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD