Pertemuan Dua Sahabat

1017 Words

Terjadi. Keduanya menjadi pusat perhatian Terhitung sejak kaki mereka menginjak pelataran parkiran belakang kampus, yang berseberangan dengan rumah reot Rori. Tidak ada suara - suara menyakitkan. Hanya saja tatapan penuh penghakiman itu sama menyakitkannya.    Vanila rasanya lemas meskipun ia berusaha tenang dan kuat. Sungguh, ia perlu membiasakan diri menjadi pusat perhatian dan menjadi objek dari tatapan penuh penghakiman para manusia julid.    Kedua mata Vanila membulat kala tangan lentik namun kokoh itu tiba - tiba menggenggam jemarinya. Vanila menatap Rori kemudian. Rori hanya tersenyum.    "Dingin banget tangannya Mbak Vanila. Tenang, ya. Kita lewatin mereka semua sama - sama. Mbak Vanila nggak sendirian. Saya bakal sepenuhnya bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan sehingga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD