B.D.B 02

1125 Words
Didalam kama, Alexy sedang menatap langit-langit kamarnya yang bergambar awan biru. Dia masih kesal saja pada Daddy nya, Dominic yang mengekangnya dan menganggapnya sebagai anak kecil yang terus diawasi. Jujur saja, Alexy sangat kesal jika hidupnya terus diawasi. Dia ingin bebas seperti merpati, kemana pun dia terbang tidak ada yang melarang. Tapi meskipun dia kesal dengan Daddy nya, Alexy sangat menyayangi Dominic. Menurut Alexy, Daddy nya sosok hero yang sangat keren. Alexy mengagumi Daddy nya. Alexy juga mengingat mimpi buruknya yang selalu muncul setiap malam. Dia mengingat betapa menakutkannya mimpi itu. Dimana di dalam mimpi itu terdapat banyak darah dan mayat bergelimpangan. Alexy tidak tahu apa maksud dari mimpinya. Itu hanya mimpi, tapi terasa sangat nyata. Dominic dan Jean tidak mengetahui Alexy mengalami mimpi buruk setiap malam. Alexy bukan anak cengeng yang harus menceritakan apapun, sedetail apapun itu. Alexy ingin menjadi pribadi kuat yang tidak mengandalkan siapapun. Tidak ada yang salah tentang itu bukan? Drrrtttt Drrtt Ponsel Alexy berdering. Nama Bangkai tertera dilayar. Bangkai yang di maksud itu adalah Sky Benneth, sahabat Alexy dari sejak taman kanak-kanak. "Apa si Kai." Alexy sedikit malas. Alexy memanggil sahabatnya dengan panggilan Kai. "Mimpi buruk?" Tanyanya. Ya, Kai tahu jika Alexy sering bermimpi buruk. "Aku belum tidur. Ada apa? Merindukanku?" Goda Alexy. Tentu saja dia tahu jika sahabatnya menyukainya. Tapi Alexy terlalu malas untuk menjalin hubungan dengan pria. Alexy tidak ingin memiliki hubungan bukan karena memiliki kenangan pahit tentang cinta. Hanya saja Alexy terlalu malas untuk menjalin hubungan yang menurutnya merepotkan. Bisa saja kalau Alexy mau menjalin hubungan dia tinggal menunjuk satu pria yang dia inginkan tanpa perlu susah payah pendekatan dan lain-lain. Pria mana yang tidak mau dengan Alexy. Cantik, kaya dan memiliki otak cerdas, meskipun memiliki sikap barbar tidak menyurutkan kaum jantan ingin memiliki Alexy. 'Jangan bercanda, aku tadi lihat motor kesayanganmu dibawa oleh pria bertubuh besar.' kata Kai memberitahu. "Serius? Kemana?" Alexy penasaran kemana Daddy nya membawa motor kesayangannya. 'Kerumah kamu, kemana lagi. Memang kenapa? Ketahuan lagi?" Tebak Kai. Alexy tidak menanggapi Kai dan lebih memilih berdiri untuk melihat keluar jendela. Dan yang dikatakan oleh Kai benar. Motor alexy terparkir di depan. Alexy pun segera berlari dan membuka pintu. "Daddy.. Aku mencintaimu!!" Teriak Alexy di depan pintu. "Berisik kamu, Lexy." Teriak Dominic dari dalam kamarnya. "Daddy lanjutkan saja. Lexy tidak akan menguping. Tapi bilang Mom.. Jangan keras-keras." Teriaknya lagi sebelum kembali kedalam kamarnya. 'Kamu gila, Lexy.' kata Kai yang mendengar teriakan sahabat gilanya. "Biarin." Jawab Alexy cuek. Nyatanya memang Alexy sering mendengar Daddy dan Mommy nya mendesah. Dan Alexy cuek saja, tidak memperdulikan aktifitas malam Daddy dan Mommy nya. 'Btw Lex!! Nanti besok mau lihat pertandingan cricket?' tanya Kai. "Tentu, jemput aku dirumah." Alexy menyanggupi ajakan Kai. 'Okay!! Nanti aku jemput kamu di rumah.' ucapnya. "Yasudah aku mau tidur dulu." Bohongnya, padahal nyatanya Alexy tidak pernah tidur di jam-jam sebelum jam lima pagi. 'Baiklah!! Ingat aku kalau kau bermimpi buruk.' guraunya. Padahal Kai tahu jelas jika Alexy berbohong jika ingin tidur. Kai tahu jam tidur sahabatnya. "Makin mimpi buruk. Bye!!" Alexy langsung menutup panggilannya. Dan benar saja, Alexy tidak menutup matanya. Sekarang malah membuka sosial medianya. Melihat isi komentar dari pria yang terang-terangan mengatakan tertarik kepada Alexy. Setelah melihat media sosial, kantuk tiba-tiba mendera. Tapi bukan tidur, Alexy malah pergi ke balkon kamarnya. Sebelum pergi, Alexy mengambil satu kotak nikotin untuk dia nikmati sebelum tidur. Alexy memang merokok, tapi tidak candu. Hanya sesekali jika ingin dan kalau merasa penat. Alexy juga mengambil bir dan beberapa cemilan yang ada di lemari es nya sebagai teman. Tok Tok.. Pintu terketuk, belum Alexy mempersilahkan masuk, si pengetuk pintu sudah masuk duluan. "Ada apa?" Tanya Alexy tidak menoleh siapa yang datang ke kamarnya. Karena memang sudah tahu siapa yang datang. "Kebiasaan." Dimitri datang dan mengambil putung rokok yang dipegang Alexy, lalu mematikannya. "Apasi." Kesal Alexy kepada adiknya. "Kau tahu ini tidak baik, tapi masih saja merokok." Dimitri juga mengambil kotak rokok itu lalu menyiramnya dengan bir. "Rese!! Ada apa?" Tanya Alexy menanyakan kedatangan adiknya. "Ini." Dimitri memberikan botol kecil yang diketahuinya sebagai obat tidur. Jean langsung merampas obatnya dari tangan Dimitri. "Jangan bilang siapa-siapa. Terutama pada Dad dan Mom. Kalau tidak aku akan mengadukanmu tentang memiliki senjata api." Ancam Alexy yang mengetahui jika adiknya memiliki senjata api entah dari mana. "Kau untuk apa mengkonsumsi obat itu?" Tanya Dimitri tentang obat tidur itu. "Tentu saja membantu tidur. Kau pandai, pasti tahu itu obat untuk apa. Pergilah!! Aku mau tidur." Kesal Alexy kepada adiknya. "Kau juga tahu itu tidak baik dikonsumsi dalam jangka panjang." Dimitri membalikan ucapan kakaknya. Alexy menghampiri Dimitri dan mengetekinya. "Anak kecil mana tahu urusan orang dewasa." Alexy menjitak kepala adiknya pelan. Terkadang dia kesal dengan Dimitri yang terlalu pintar menebak sesuatu. Tapi tidak dipungkiri Alexy kagum dengan kepandaian yang dimiliki oleh adiknya. "Sudah sana pergi, bocah. Anak baik tidak boleh tidur larut malam." Alexy mendorong adiknya. "Jangan terlalu ketergantungan obat itu, Lexy." Dimitri memberitahu. "Iya, iya. Dan panggil aku kakak, adik kurang ajar. Sana pergi husst!! Pengganggu kecil." Alexy menutup pintunya sebelum adiknya menggurui nya. "Tidak mau, Alex!! Dan aku bukan anak kecil." Teriaknya dari depan kamar Alexy. Alexy tidak menanggapi Dimitri dan memilih untuk merebahkan diri. Tapi sebelum itu Alexy meminum obat tidurnya lebih dulu. Dua pil kecil Alexy ambil, yang sebenarnya anjuran dokter hanya satu saja. Menurut Alexy satu pil tidak mempan untuknya. Alexy mencoba memejamkan matanya. Dan tidak lama obat pun bekerja. Alexy tertidur. Tapi setelah dia tertidur, Alexy langsung kesuatu tempat di tengah hutan. Ya, itu adalah mimpi buruknya. Alexy selalu terbangun dan tiba-tiba ditengah hutan. Kalau bukan mimpi apa lagi? Tidak mungkin dia memiliki kemampuan teleportasi. "s**t!! Mimpi buruk sialan." Maki nya. Alexy memang tidur, tapi dia dapat melakukan apa yang dia mau di dalam mimpi itu. "Helo.. Apa ada orang!!" Teriak Alexy di tengah hutan. Tentu saja tidak ada orang yang menjawabnya. Sebenarnya Alexy sedikit takut. Karena dia tidak mau melihat mayat bergelimpangan. Beruntunglah hari ini tidak ada mayat-mayat tergeletak. 'Alexy.' panggil seseorang entah dari mana asalnya. Alexy melihat sekeliling dan tidak ada siapapun disitu. "Siapa kau? Tunjukan wujudmu, sialan." Alexy meminta si pemilik suara keluar. Dan dari ujung jalan, Alexy melihat seseorang mendekatinya dengan perlahan. Mata Alexy menyipit untuk melihat jelas siapa orang itu. Tapi nihil, seolah orang itu makhluk tak berwujud. 'Aku mencintaimu.' ucap pria itu. "Jangan membual, sialan." Kesal Alexy. Dia pun berlari menghampiri orang itu. 'Tapi aku harus membunuhmu.' Ucapnya lagi. Dan- DOOORR Alexy tertembak dibagian perut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD