9. Tetangga Kamar

1492 Words
Pagi ini sangat canggung, kulihat keluarga ihsan sudah duduk ditempat mereka masing-masing mata mereka tertuju kearahku dan suamiku yang menggandeng erat tanganku. Aku belum berani duduk sampai suamiku berkata “ Del, kamu bisa duduk disini “ Sambil membuka kursinya Aku sedikit ragu karena tepat disampingku ada Suny sedang disebelahnya lagi tengah duduk seorang pria yang semalam mencegah Suny menghampiriku jadi lebih baik aku duduk diantara suami dan manta……n kekasihku “Membayangkan nya saja membuatku geli, apa pantas disebut mantan kekasih? Dia bagian dari malam-malam laluku” hatiku berbicara sendiri. “ karena kita sudah berkumpul semua disini Baba ingin berbicara dengan kalian semua, seperti yang kita lihat ihsan sudah menikah dan isterinya ada disini ……baba harap hal buruk yang menimpa keluarga kita saat ini bisa menjadi yang terakhir kalinya karena tidak ada lagi toleransi bagi siapapun anggota keluarga yang melanggar tradisi yang menjadi ketentuan keluarga kita sejak lama “ Kalimat panjang yang diucapkan ayah ihsan sangat panjang dan aku tidak mengerti apa maksudnya tetapi semuanya diam dan tidak menjawab, aku takut ada kalimat buruk terselip yang menuju padaku di dalamnya “ dan untuk kamu Ihsan…… baba akan mengawasi semua hal yang kamu lakukan mulai sekarang, cari pekerjaanmu sendiri untuk membiayai isterimu mulai sekarang dan selesaikan kuliahmu tanpa ada gangguan sedikitpun, beritahu isterimu tentang peraturan tinggal dirumah ini dan apa hukuman bagi yang melanggar ………baba tidak mau melihat atau mendengar apapaun tentang kesalahan yang ditimbulkan nya nanti” “ bah……! Jangan risaukan Ihsan, ihsan bisa cari kerja dan akan menyelesaikan kuliah ihsan tanpa kendala tapi…… apa boleh jika ihsan dan delin tinggal diluar” PREEEEEENG Ayah Ihsan melempar sendok kelantai membuat kami semua kaget , entah apa yang diucapkan ihsan sehingga membuat ayahnya marah “ sekali lagi aku dengar kamu akan tinggal diluar rumah setelah kekacauan yang dibuat akan aku pastikan isterimu tidak bisa kembali kenegaranya” Tangan Ihsan mengepal dan aku menggenggam erat tangannya hingga membuat dia tersenyum dan meredakan emosinya. “ Ihsan mau pindah kelantai atas atau tetap dikamar lama” ibu ihsan mulai mencairkan suasana “ aku harus berbicara dengan Dwlin…… tapi sangat nyaman tinggal dikamar lama karena lebih luas dan tidak perlu menyiapkan barang baru “ “ kalau memang itu maumu ya sudah tapi tetap tanya pendapat delin, anne tidak mau kalian merasa canggung karena suny sedang pulang dan akan tinggal untuk waktu yang lama” “ oke, Anne” “ Delin………” Mamahnya Ihsan memanggil namaku membuatku sedikit gugup “ kamu bisa panggil Anne mulai sekarang atau panggil mama kalau belum terbiasa dan selamat datang dikeluarga ahmad, ihsan bisa akan memperkenalkan semua yang duduk disini” Aku hanya tersenyum entah apa yang dibicarakan nya pada ihsan dan padaku barusan “ mama bilang selamat datang di keluarga ahmad dan kamu bisa panggil mama “anne” panggilan mama dalam bahasa turki atau panggil mama juga oke” Aku hanya menganggukan kepala “ kami adalah 4 bersaudara , ini Emira anak kakak perempuan sekaligus anak pertama dan disampingnya adalah suaminya Ilhan mereka punya dua orang anak perempuan melek dan Elif” Aku mengangguk saat suamiku menjelaskan “ sedangkan ini Azra dan disampingnya Feza suaminya , Feza adalah kakak ku sebelum suny” Aku tersenyum saat keduanya tersenyum menatapku “ dan Suny, aku yakin kamu udah tau karena bertemu sebelum yang lain dia adalah kakak laki-laki ku setelah Feza “ Aku tidak berani menatap nya sekarang karena Suny begitu dekat dan sesekali aku bisa mendengar setiap hembusan nafasnya . “ afetos” ucap ayah ihsan “ afetos “ jawab yang lain serempak Mereka mulai menikmati makanan mereka masing-masing begitu juga denganku aku mencoba menikmati sarapan pagi pertamaku bersma keluarga suamiku” Entah harus sedih atau bersyukur dengan apa yang terjadi sekarang, hatiku masih diselimuti banyak ketakutan tentang hal yang akan terjadi nanti , besok maupun yang akan datang. Dia sangat tenang menikmati makanan nya aku bahkan mendengar suara tegukan air yang berselancar ditenggorokan nya segera kutepis semua pikiran kacauku dan mengambikan jus untuk suamiku “ Del……I will go to University now because i have schedule aku lupa mengabari.Apa kamu ok di rumah sendiri?” Semua orang melihat kearah ihsan dan melihat kearahku secara begantian “ i’m oke San, you can go” Aku menjawab dengan suara pelan karena merasa kaget jika ihsan harus kuliah sekarang dan meninggalkanku lagi dirumah ini setelah kejadian kemarin malam ,begini nasib memiliki suami seorang pelajar batinku berkata. Setelah membantu membereskan meja makan aku mengikuti langkah suamiku pergi menuju pintu depan untuk mengantarnya , Ihsan melingkarkan tangannya dipinggangku dan membawaku kedalam pelukannya dalam waktu yang bersamaan dia juga mencium ujung kepalaku dan berkata “ aku akan cepat pulang setelah selesai “ “ jangan begini nanti ada yang lihat” “ kalau ada yang lihat kenapa? “ “ aku malu……” “ aku mau……” PAMAN………! Teriakan ini membuatku kami terperanjat dan saling melepaskan pelukan, dua gadis kecil berhamburan menghampiri kami “ aku tau kenapa paman sekarang tidak menggendongku, karena paman sudah tidak sayang dan menggendong orang lain” “ Tapi paman, ibu bilang paman ada isteri…… apa dia isterimu?” Jawab gadis kecil disebelah nya mereka kembar “ kata siapa paman tidak sayang……kalian gadis paling cantik di turki , sini paman peluk” Dua gadis kecil bergelayutan dibahu Ihsan aku tersenyum melihat nya, aku merindukan Riim anak ku sedang apa dia sekarang ? Batinku berteriak . “ ini isteri paman, kalian bisa panggil abla Delin” “ dia cantik paman…… apa aku masih jadi yang tercantik” “ tentu…… kalian yang tercantik di turki dan abla yang tercantik setelah kalian” YEEEEEY Sorak mereka “ paman, aku ingin ikut naik mobil” “ aku juga” “ Melek……, Elif paman harus pergi kuliah dulu kalian bermain dengan abla delin ya” “ tapi paman, ibu bilang kita menikah kalau sudah selesai sekolah……… apa paman tidak naik kelas” Aku tersenyum mendengar ucapan gadis bernama Melek “ paman Ihsan memang tidak naik kelas, jadi jangan ditiru anak-anak sini dengan paman suny saja nanti kita bermain sky” “ apa paman serius , aku takut paman bohong” “ paman serius Elif…… sini turun paman ihsan harus pergi nanti gurunya marah” Elif berlari kearah suny sedang melek berlari kearahku “ apa boleh bibi menggendongku…… Elif sangat gemuk aku takut jatuh kalau paman ihsan menggendong kami berdua” “ jangan digendong Melek…… kasian abla Delin keberatan nanti” ucap Ihsan Melek cemberut dan memalingkan wajah dari Ihsan “ tentu boleh melek, abla bisa gendong ……sini” ucapku yang sedikit paham jika anak ini minta digendong YEEEEY .Teriak melek Aku mengambil melek dari pangkuan Ihsan umurnya masih tiga tahun kurang lebih dia memang lebih kurus daripada elif dan lebih cerewet . “ Kalau sudah besar aku juga akan pakai penutup kepala begini……seperti abla” “ kalau begitu paman pergi dulu……tolong jaga abla Delin ya” Ihsan pun pergi dan tinggalah aku dengan kedua gadis kembar dan suny yang melihatku sedari tadi. “ jadi kapan kita bermain sky paman?” ucap Elif “ bukan sekarang ya……kita ijin ibu dulu” “Aku sudah tau paman ihsan akan berbohong, makanya aku minta abla yang gendong” bisik Melek Aku tersenyum mendengar bisikan gadis cerewet dipangkuanku “ paman dengar melek……” Suny membalikan badan nya dan mengedipkan mata kearah kami, maksudku kearah melek “ Melek……Elif………,Ayo bersiap mandi” Kulihat Emira memanggil kedua anaknya ,dengan cepat elif turun dari pangkuan Sunt sedang Elif masih dipangkuanku “ apa boleh kalau abla Delin saja yang memandikan aku “ “ melek……! Tidak ada bermain sky kalau tidak mandi dengan ibu” “ oke ibu “ Jawab nya singkat Gadis kecil itu turun dari pangkuanku dia berlari kearah ibunya mata centilnya mengedip kearahku dan melambaikan tangan sedang emira tersenyum sambil menggandeng kedua putrinya.Kini hanya aku dan suny orang yang berusaha paling aku hindari dirumah ini. “ apa tidak ada tempat lain untuk berpelukan?” Kata-kata ini keluar dengan lugasnya dari mulut Suny “ Menikah dengan seorang pelajar bukan dengan seorang pelaut , dia akan pulang sore hari jadi bisa dipeluk sepuasnya …… atau kalau butuh orang lain sebagai teman aku bisa menggantikan nya seperti dulu” Tidak terpikir kalimat ini keluar begitu saja dari suny, aku sedih mendengarnya tapi tidak bisa menjawab kalimat nya. “ kenapa diam……? Jangan bilang kamu lupa dengan semua yang kita lakukan” Sebelum kalimatnya bertambah jauh aku berusaha menghindarinya akan tetapi dia mengikutiku dari belakang, kulangkahkan kakiku lebih cepat tapi Suny masih mengikutiku dia dekat dan semakin dekat . “ apa yang kamu lakukan Suny!” bentak ku saat dia mengunci langkahku karena badanku sudah mencapai dinding pintu “ waw……, kamu benar berubah kemana sayangku yang dulu” Bisik nya ditelingaku membuatku merinding “Jangan salah paham , aku akan pergi ke kamarku dan kamu menghalangi jalanku ……ini pintu kamarku kita bertetangga” Aku membalikan badan dan baru mengingat ada dua pintu berdekatan yang baru kusadari, bertapa malunya aku saat ini dengan cepat aku menjauhinya dan membuka pintu disampingnya , kututup dan ku kunci pintu kamar rapat-rapat “ apa kita tetangga kamar?” Teriaku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD