Prolog

430 Words
“Paman Rey, lihatlah Alinne. Dia terus menggangguku,” adu Jason kecil kepada sang paman. Reynart tersenyum, dia menghampiri kedua bocah berbeda bangsa ini. Reynart sedikit berjongkok untuk menyamakan tubuhnya dengan kedua bocah itu. “Jason, Aline, bisakah kalian sehari saja tidak bertengkar? Paman lihat kalian sering bertengkar setiap bertemu. Itu tidak bagus,” ucap Reynart dengan penuh kehangatan di sana. Dia sudah menganggap kedua bocah ini sebagai keponakannya sendiri. “Alinne yang selalu menggangguku, Paman,” kata Jason mencoba membela diri. “Itu karena Jason selalu tidak mau bermain denganku,” jawab Alinne kecil. Wajahnya mirip sekali dengan Frey. Putri kesayangan Frey dan Luc ini menjadi kesayangan juga bagi Axele, Bella, dan Luc. Fokus Reynart beralih pada Jason. Meskipun masih kecil, tetapi Reynart tahu mereka adalah anak-anak yang pintar. “Jason … bukankah Paman sudah menasihati kamu untuk bersikap lebih baik kepada Alinne? Bersikap acuh terhadap orang lain bukanlah sifat yang baik,” tegur Reynart. Jason mendengkus ketika lagi dan lagi dia disalahkan oleh para orang dewasa. Melihat sikap Jason ini membuat Reynart tidak terkejut. Jason mirip dengan Axele ternyata. “Tidak bisakah kau pergi dari hidupku? Menyusahkan saja,” cecar Jason tanpa berperasaan dan langsung pergi dari sana. Mendengar perkataan Jason membuat Alinne kecil menjadi sedih. Reynart mencoba menghibur putri dari sahabatnya ini. “Alinne, jangan kamu ambil hati perkataan Jason barusan. Kamu tahu kan kalau dia suka asal kalau bicara.” Alinne mengangguk, namun senyum belum muncul di wajah gadis kecil ini. “Alinne!” sebuah panggilan membuat Alinne dan Reynart menoleh. Luc mendatangi dua orang yang berbeda umur ini. “Kenapa kau sering bersama dengan Alinne akhir-akhir ini? Wah, aku jadi curiga kau menargetkan anakku sebagai pasanganmu. Wah, ini sungguh tidak mungkin kan, Rey? Dia masih kecil.” Luc tetaplah sama. Dia selalau bicara seenaknya dalam keadaan apa pun. “Sudahlah. Bicara denganmu membuatku pusing. Kau urus saja anakmu ini,” ucap Reynart yang memilih pergi meninggalkan Alinne bersama Luc. Dari balkon kamar tamu yang ia tempati, Reynart melihat betapa sempurnanya keluarga Luc dan Frey di mana sosok Alinne benar-benar menjadi kebahagiaan mereka. Lalu begitu juga dengan Axele dan Bella, di mana adanya Jason membuat kebahagiaan sahabatnya semakin bertambah. Namun, di satu sisi Reynart merasa sedih karena sudah sangat lama sekali dia mencari dan tak pernah bertemu dengan mate nya. Reynart yang terus meyakini bila sang mate masih ada di suatu tempat pun menjadi bimbang. Entah ini perasaan apa, yang jelas Reynart berprasangka jika mungkin mate nya masih berkelana dan belum bisa menemukan dirinya. Bagaimana perjalanan Reynart untuk menemukan mate nya? Silakan baca sampai akhir ya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD