Sepuluh

1096 Words
Anya Joy Moretz juga mahasiswi hukum tahun ketiga, satu-satunya gadis yang pernah aku cintai. Ia mencampakkanku empat bulan yang lalu untuk mendapatkan seorang mahasiswa Lowa State University, yang juga merupakan ningrat setempat. Ia mengatakan padaku bahwa mereka adalah sahabat lama sejak sekolah menengah, dan entah bagaimana mereka kebetulan bertemu kembali pada libur Natal. Dan asmara itu kembali berkobar, dan ia benci melakukan hal itu padaku, tapi hidup terus berjalan. Ada desas-desus yang kuat beredar di aula-aula ini bahwa ia hamil, sementara aku muntah sungguhan ketika pertama kali mendengar itu. Aku kembali memeriksa polis Jack dengan State Farm Insurance, dan perlahan membuat catatan berhalaman-halaman. Polis itu bunyiya seperti bahasa Sanskerta. Aku mengatur surat-surat, formulir klaim, dan laporan medis. Untuk sementara ini Anya menghilang, dan aku tenggelam dalam klaim asuransi yang menjadi sebuah perkara dan makin lama terasa makin busuk saja. Polis itu dibeli dengan premi delapan belas dolar seminggu dari State Farm Insurance of Toledo, Ohio. Aku meliti setiap baris rincian yang ada di buku debitnya, jurnal kecil yang dipakai untuk mencatat pembayaran mingguan. Tampaknya si agen, Rock, memang mengunjungi pasangan Jack setiap minggu. Meja kecilku tertutup oleh tumpukan-tumpukan rapi berbagai dokumen, dan aku membaca semua yang diberikan Smith kepadaku. Aku terus memikirkan Noah Fieldman, seorang profesor tamu yang komunis itu, dan kebenciannya yang menggelora terhadap perusahaan asuransi. Mereka memerintah negara kita, katanya berkali-kali. Mereka mengendalikan industri perbankan. Mereka memiliki real estate. Mereka terkena virus dan Right Street akan mengalami diare selama seminggu. Bila suku bunga jatuh dan pendapatan investasi mereka terjerembap, mereka akan menoleh ke Kongres dan menuntut reformasi peraturan ganti kerugian. Gugatan-gugatan itu membunuh kami! teriak mereka. Pengacara-pengacara busuk itu mengajukan segala gugatan tak keruan dan meyakinkan juri yang bodoh agar kami mendermakan banyak uang. Kita harus menghentikannya atau kami akan bangkrut. Fieldman bisa begitu gusar, sampai melemparkan buku-buku ke dinding. Kami mencintainya. Dan ia masih mengajar di sini. Aku rasa kalau ia akan kembali ke Illinois akhir semester ini. Kalau bisa mengumpulkan keberanian, aku mungkin akan memintanya memeriksa kasus Jack melawan State Farm Insurance. la menyatakan dirinya sudah banyak membantu menangani kasus-kasus pengingkaran besar di wilayah Utara, tempat juri memutuskan menjatuhkan denda besar kepada penanggung asuransi. Aku mulai menulis ringkasan kasus ini. Aku mulai dengan tanggal polis itu diterbitkan, kemudian secara kronologis mendaftar peristiwa-peristiwa penting. State Farm Insurance secara tertulis menolak membayar pertanggungan sebanyak delapan kali. Yang kedelapan, tentu saja, surat bodoh itu. Aku bisa mendengar Noah Fieldman bersiul dan tertawa ketika membaca surat ini. Aku mencium bau darah. Aku harap kalau Profesor Fieldman juga bisa mengendusnya. Aku menemukan kantornya terselip di antara dua ruang penyimpanan di lantai tiga sekolah hukum. Pintunya tertutup selebaran perjuangan hak-hak kaum gay serta demonstrasi dan boikot melindungi spesies-spesies langka—perjuangan yang tidak banyak diminati di Southaven. Pintu itu separo terbuka, dan aku mendengarnya menyalak di telepon. Aku menahan napas dan mengetuk pelan. “Masuk!” teriaknya, dan aku perlahan-lahan menyelinap melewati pintu. la melambaikan tangan ke satu-satunya kursi di sana. Kursi itu penuh dengan buku-buku, berkas-berkas, dan majalah. Seluru ruangan itu seperti tempat pembuangan s****h. Barang rongsokan, puing, koran, botol-botol. Rak-rak bukunya bengkak dan melengkung lentur. Poster poster grafiti menutupi dinding-dindingnya. Serpihan-serpihan kertas bertebaran seperti kubangan di lantai. Waktu dan keteraturan tak punya arti bagi Noah Fieldman. Fieldman berusia enam puluh tahunan, berperawakan pendek kurus, dengan rambut liar acak-acakan berwarna jerami dan tangan tak pernah diam. la memakai jeans pudar, sweatshirt bergambar pelestarian lingkungan—seperti seorang environmentalist, dan sepatu olahraga tua. Bila cuaca dingin, ia kadang-kadang memakai kaus kaki. la begitu hiperaktif, sampai membuatku gelisah. la membanting telepon. "Pembuat roti!" "Cicero. Edward Cicero. Asuransi, semester lalu." "Benar! Benar! Aku ingat. Duduklah." la melambai kembali ke kursi. "Tidak. Terima kasih." la menggeliat dan mengaduk-aduk setumpuk kertas di meja kerjanya. "Jadi, ada apa, Cicero?" Noah dicintai oleh para mahasiswanya karena ia selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan. "Ehm... uh, apakah Anda punya sediki waktu?" Biasanya aku akan bersikap lebih formal dan memanggil "Sir" atau sesuatu macam itu, tapi Noah benci dengan sesuatu yang bercorak formalitas. la mendesak kami agar memanggilnya Noah. "Ya, tentu. Ada apa?" "Nah, saya mengambil mata kuliah Profesor Stephan," aku menerangkan, lalu melanjutkannya dengan uraian ringkas tentang kunjungan ke jamuan makan siang para manula, tentang Smith dan Eddy serta pertarungan mereka dengan State Farm Insurance. la tampaknya mendengarkan setiap patah kata. "Apa Anda pernah dengar tentang State Farm Insurance? aku bertanya. "Ya, aku pernah mendengarnya. Itu perusahaan besar yang menjual banyak asuransi murah pada orang-orang kulit putih maupun hitam di pedesaan. Benar-benar busuk." "Saya tidak pernah dengar tentang mereka.” "Kau tidak akan dengar. Asal kau tahu, mereka tidak pernah pasang iklan. Agen-agen mereka mengetuk pintu-pintu dan menagih premi tiap minggunya. Kita bicara tentang remah-remah busuk industri ini. Coba kulihat polisnya." Aku menyerahkan polis itu padanya dan ia membalikbalik halaman polis tersebut. "Apa alasan mereka melakukan penolakan?" ia bertanya tanpa memandangku. "Semua alasan dipakai. Pertama, mereka menolak orang yang jadi pertanggungan. Lalu mereka mengatakan leukemia tidak termasuk dalam tanggungan. Kemudian mereka mengatakan bocah itu sudah dewasa, jadi tidak lagi masuk ke polis orangtuanya. Mereka sebenarnya cukup kreatif." "Apa semua preminya dibayar?" "Menurut Mrs Jack, semua dibayar." "b******n. " la kembali membalik-balik halaman sambil tersenyum jahat. Tampak sekali kalau Noah menyukai ini. "Dan kau sudah mempelajari seluruh berkas ini?" "Ya. Saya sudah membaca semua dokumen yang diberikan klien. " la melemparkan polis itu ke meja. "Ini sangat berharga untuk diperiksa," katanya. "Tapi ingatlah, klien jarang memberimu segalanya di depan." Aku angsurkan surat bodoh itu kepadanya. Ketika ia membacanya, satu lagi senyum jahat merekah di wajahnya. la membacanya sekali lagi dan akhirnya memandangku. "Luar biasa!” "Saya juga berpikir begitu," aku menambahkan, seperti anjing pengawas tua terhadap industri asuransi. "Di mana sisa berkasnya?" ia bertanya. Aku meletakkan semua tumpukan dokumen itu di meja kerja. "Ini semua yang diberikan Mrs. Jack pada saya. Katanya anaknya akan mati karena mereka tidak kuat membayar pengobatan. Katanya bobotnya tinggal 50-an kilo, dan tidak akan hidup lama.” Tangannya jadi diam. "b******n," katanya lag hampir untuk diri sendiri. "b******n tengik." Aku sepenuhnya setuju, tapi tak mengucapkan apa pun. Aku melihat sepasang sepatu olahraga lain diparkir di sudut—Nike yang sudah sangat usang. Di kelas ia pernah menjelaskan pada kami bahwa dulu memakai Converse, tapi sekarang ia memboikot perusahaan itu karena kebijaksanaan daur ulangnya. la membiayai sendiri perang kecil pribadi melawan perusahaan Amerika, dan tak membeli apa pun jika pabrik itu sedikit saja menjengkelkan hatinya. Ia menolak membeli asuransi jiwa, kesehatan, atau harta benda, tapi menurut kabar angin keluarganya kaya raya, jadi ia bisa saja bertahan tanpa asuransi. Aku di lain pihak, karena alasan-alasan jelas, hidup dalan dunia kaum tak terasuransi.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD