72. Menjadi Kambing Hitam

1398 Words

Selama Renata mondar-mandir di dalam kamarnya, ia terlihat menggigit kuku jari tangannya karena kekesalannya masih belum teredam. Padahal ia berharap agar rencananya kali ini berhasil. Namun, sepertinya takdir sedang tidak berpihak kepadanya. Wanita itu menggerutu dengan kekesalan yang tengah memuncak. “Sial, sial, sial, sial.” Renata melirik botol yang ada di atas mejanya. Awalnya, wanita itu hampir saja melempar dan membuangnya ke tempat sampah karena menganggap obat itu tidak berguna sama sekali. Ia bahkan sempat mengumpat karena saking marahnya. Namun, ia mengurungkan niat untuk membuang botol obat tersebut. “Mungkin dosisnya yang kurang?” Renata mengambil botol tersebut lalu menatap isinya dengan saksama. “Aku tidak boleh mudah menyerah. Kali ini aku pasti akan berhasil,” ujar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD