episode 2

816 Words
Bian membukakan pintu mobil untuk Deolinda. dan Deolinda masuk ke mobil Bian. Bian menutup pintu mobil dan berputar ke depan dan membuka pintu mobil dan duduk di kursi kemudi, memakai seatbelt. Saat Bian akan menyalakan mobilnya, Bian menoleh ke Deolinda dan melihat Deolinda belum memakai seatbeltnya. Bian langsung mendekat ke Deolinda mengambil seatbelt di samping Deolinda. " Eh . . . . . ! ! " Deolinda spontan kaget menoleh ke kanan, dan hampir saja mereka berciuman. Abian tersenyum lembut pada Deolinda. " Tenang saja, Aku tidak akan macam - macam. Aku hanya ingin memasangkan seatbeltmu. " kata Abian " Oh . . . . . . . " jawab Deolinda mengangguk dan menundukkan kepala dengan wajah merah karena malu. " Hem . . . . . Ok. sekarang Kita bisa jalan. " kata Abian membuka pembicaraan Bian mengemudi sedang. suasana dalam mobil hening. Pikiran Deolinda campur aduk. Dia ingin cepat sampai rumah. " Ehem . . . . ! ! ! De, Kamu sudah berapa tahun kerja Mathew Group ? " Bian mengawali pembicaraan agar tidak terlalu hening. " Em . . . . . baru tujuh bulan Pak " jawab Deolinda " O . . . . . karyawan baru ya ?. lalu sebelumnya Kamu kerja dimana ? " tanya Abian lagi yang sedang memilki mood baik tidak seperti biasanya " Ehm . . . . . . asisten admin, Pak " jawab Deolinda " Em. Ini sudah di Jl Aksan, rumahmu di mana ? " tanya Bian " Oh iya Pak. Saya turun di sini saja Pak. terima kasih sebelumnya " jawab Deolinda buru - buru membuka pintu mobil namun tidak bisa. Bia yang melihat tingkah juga ekspresi Deolinda, hanya tersenyum. dan tahu apa yang di rasakan Deolinda. " Ehem . . . . . . ! " Bian bersuara berdeham Deolinda kaget dan tunduk malu. " Maaf. bisa membantu membukakan pintunya , Pak ? " kata Deolinda gugup dan ketakutan " Tenang saja De. rumahmu di mana, kenapa turun di sini ? " tanya Abian lagi " Sudah deket Pak dari sini, masuk di gang kecil itu. " jawab Deolinda sambil menunjuk gang kecil. Kemudian Bian memajukan mobilnya sedikit untuk memastikan apakah gang tersebut bisa di lewati mobil. Setelah memastikan keadaan gang tersebut. Bian berhenti dan keluar dari mobil membukakan pintu Deolinda. " Terima kasih banyak Pak, selamat malam " Kata Deolinda buru - buru " Tunggu ! Aku akan mengantarmu sampai rumah. jalannya sepi, bahaya kalau kamu jalan sendirian " kata Abian berjalan menghampiri Deolinda. entah setan apa yang merasukki Abian . sehingga bersikap sangat baik dan perhatian dengan Deolinda yang tidak di kenalnya. Deolinda terkejut melihat perlakukan manis dari Abian. Deolinda terdiam di tempat karena heran. sedangkan Joqueen sudah berjalan melewati dirinya. " Hey, kenapa masih berdiri di situ ? apa Kamu tidak jadi pulang ? " kata Abian " Eh..iya, maaf Pak. tapi saya pulang sendiri saja pak " jawab Deolinda terbata - bata. " Jangan menolak. aku tidak suka di tolak. dan situasi gang kamu ini sangat sepi. " kata Abian Deolinda berjalan berdampingan dengan Bian. Bian sesekali melirik kearah Deolinda. beberapa menit suasana hening. " Aku boleh panggil namamu De, kan ? " Deolinda menjawab dengan menganggukan kepala. Bian yang melihat Deolinda mengangguk rasanya ingin membelai rambutnya yang indah. " Apa Kamu setiap hari seperti ini ? " " Iya Pak. " " Kenapa Kamu pulang malam ? " " Tadi ada kerjaan di kantor yang harus selesai Pak. " " Lain kali jangan pulang malam sendirian, atau sebisa mungkin kerjaan yang urgent bisa di dahulukan dari pagi biar tidak pulang larut malam " Deolinda hanya mengangguk. Tinggal tiga langkah lagi sampai rumah Deolinda. " Ini Pak, rumah saya. Terima kasih sudah mau mengantar dan menemani saya sampai rumah. Maaf tidak menawarkan untuk singgah karena sudah larut malam. " Kata Deolinda tanpa memandang mata Abian. " Tidak apa - apa. Masuklah " Setelah Deolinda masuk rumah. Bian langsung pergi menuju mobilnya. Deolinda sudah membersihkan diri dan sekarang sudah di atas ranjang. Deolinda tidak bisa tidur. Entah karena kejadian bertemu dengan Bian atau karena kecapekan. Deolinda berrencana mencari tahu tentang Abian di kantor besok pagi. Rasa lapar Bian sudah hilang beberapa jam yang lalu. Akhirnya Dia langsung pulang ke Apartemennya. Sesampainya di Apartemen Bian segera membersihkan diri agar rasa capek di tubuhnya sedikit hilang. Bian merebahkan punggungnya di kasur mahalnya. Sekilas Bian berpikir tentang Deolinda gadis yang di antarnya pulang tadi. Namun pikiran tersebut menghilang. Kemudian Bian terlelap tidur tanpa Dia sadari. " Hoaaam . . . . . . . jam berapa ini ? Kenapa masih gelap" gumam Bian. Kemudian Dia melihat jam dan membuka korden kamarnya. " Pantas saja gelap. Ternyata hujan deras. " Bian bersiap - siap mandi untuk ke kantor. Walaupun hujan deras Dia adalah atasan yang disiplin dan bertanggung jawab. Setelah selesai mandi dan berganti baju memakai jas. Bian turun dan sarapan pagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD