sampai kinipun masih terngiang di telinga

247 Words
Bahkan sampai sekarang, pun masih terngiang di telinga Koaran mulut mereka, dengan tajamnya kata-kata "TAK TAHU DIUNTUNG" Bangun pagi, berpakaian rapi, beragkat pagi, menyandang tas membawa lembaran kertas, Menuju kelas, Di atas jari-jari dan kaki-kaki 2 orang sijoli tua, mengais di atas tanah yang di garab, demi rejeki sesuap nasi Sakit, menyayat hati tajamnya kata2 mereka, seolah perjuangan itu takkan ada manfaatnya Menetes mengalir air mata menahan amarah dan luka lara. Sesekali merasa bersalah, kepada dua sijoli tua, yg terus berjuang, di panas teriknya matahari, menyangai punggung, menyambut tetesan air di atas kepala bahkan membasahi sekujur tubuh, dikala hujan turun dari langit yg kuasa, di atas tanah yg digarap Sentakan hati ini begitu kuat, yakin dengan doa akan diijabah yg kuasa Dan dengan kuasanya itulah Akhirnya sekarang dapat membungkam mulut mereka yg berkoar dg tajamnya kata kata Sekarang bisa mengubah putra putri kecil mereka dari para dua sijoli yg entah dari mana, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti apapun menjadi mengerti banyak hal Ya... merekalah, yg putra putri mungil, hingga mereka putra putri kanak-kanank akhir, yang memanggilku dengan sebutan ibu guru Lega dan ringan rasanya bisa membukam kata kata tajam mereka yg dulu sangat memilu yang dulu mereka anggap hanya menyusahkan orang tua semata kata-kata "TIDAK TAU DIUNTUNG Dengan semua yg maha kuasa beri sampai saat ini. Sekarang mereka bungkam walaupun sekarang masih bangun pagi berpakaian rapi, masih menyandang tad membawa kertas menuju kelas, tapi dengan suasana yang berbeda dulu belajar sekarang mengajar "Terimakasih Allah"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD