part 5

776 Words
Enam tahun berlalu... Gio meneliti penampilan dirinya yang berpakaian serba hitam . rambut tersisir kemas. cukup bergaya dan menawan. sesuai dengan umurnya yang telah mencecah tiga puluh empat tahun. masih jomlo, masih teruna ‘trang tang-tang'. bukan enggak ada yang mau , tetapi dia yang nggak layan hingga sukar mencari pasangan. vina yang setengah gila minat dia aja nggak dilayan, inikan pula yang udah gila. perfume disembur sebagai pelengkap dandanan. kunci mobil dicapai lalu dia melangkah keluar dari kamar. Gio menyanyi kecil walaupun sedar suaranya ibaratkan katak memanggil hujan. nyanyiannya terhenti tiba-tiba . bukan Kerna dia lupa lirik tetapi hairan campur terkejut. Maminya nggak pernah berkelakuan sedemikian. ‘ish, mami buat apa sih? kok menghendap-hendap di macam mengintip sesuatu aja. mami skodeng siapa itu? batin gio kalo mau dibilang mengintip jiran sebelah, setahu gue rumah sewa sebelah nggak ada penghuni. jadi apa yang menarik minat Maminya? nggak mungkin pak Dani Kerna Maminya nggak suka dikaitkan dengan pria itu. “Mami!" tiada respon. begitu asyik mami nesha memandang ke luar hingga tidak sedarkan kehadiran gio di belakangnya. “mami buat apa tu?" sergah Gio membuat mami nesha terlompat ke tepi. lompatannua tidak ubah seperti katak tua bersaiz besar, membuat Gio tertawa . “kurang ajar punya anak! nasib mami nggak ada sakit jantung. kalau gak , Gio kena buat makan-makan untuk mami," ujar mami nesha sambil mengurut dadanya. terasa melayang semangatnya apabila disergah begitu. Gio berhenti tertawa dan tersengih tanpa rasa bersalah. “mami intip pak Dani ya? daripada mami simpan rasa. lebih baik mami luahkan aja. mana tau, terbuka hati pak Dani pengen beristeri tua," usik Gio “mulut kamu jaga ya! suka banget padankan mami dengan pak Dani. Gio betul-betul pengen jadi anak tiri dia? nanti kalo dia jadi ayah tiri, tentu vina jadi adik tiri Gio. nanti... dia akan ikut Gio ke mana aja sebab udah jadi abang dia. Kami mau macam tu?" “gak mau... selisih malaikat empat puluh empat..." kepala Gio tergeleng-geleng Kerna teringat Savina atau vina senget. Savina dipanggil senget Kerna kadang-kadang dia mengalami masalah mental atau gangguan jiwa. vina senget sering mengekor dan mengajak Gio menikah dengannya, membuat Gio gak senang duduk. “kalo gak mau, jangan kasih pasang mami dengan pak Dani lagi." “okey mam. Gio nggak usik mami dengan pak Dani lagi." Gio mengangkat tangan seorang berikrar . mami nesha tersenyum senang. dia dan anak-anak sering bercanda dan selalunya dia nggak ambil hati atas gandaan anak-anaknya .padanya itu perencah kemesraan mereka dan pengerat kasih sayang. “apa sih yang mami tengok sampe nggak sedar Gio panggil?" tanya Gio sambil memanjangkan lehernya untuk melihat apa yang jadi raikan Maminya sebentar tadi. “coba kamu lihat gadis yang pakai baju pink itu. cantik orangnya. mami rasa sesuai dengan Gio." Gio melihat sekilas kelibat gadis berbaju pink yang ditunjuk maminya. bukannya dia anti wanita, tapi sebenarnya Gio tidak menyukai warna pakaian gadis itu. warna pink adalah warna yang dibencinya. “wanita begitu mami pengen buat menantu? gak usah la mam. bagi free aja Gio gak mau." “wah, sombong banget ya! free pun gak mau, yaa? okey , mami doain Gio bertemu jodoh dengan dia nanti," ujar mami nesha separuh geram. sakit hatinya apabila Gio berkata begitu. seolah diri Gio sangat sempurna. “eh mami kok doa suka hati sih. Gio gak mau mam . mami kan tau pendirian Gio kan ? kalo boleh Gio pengen wanita yang sentiasa patuh dan taat pada suami dan dapat menjaga mami. biar gak cantik tapi perkerti dia cukup cantik dan sempurna." Gio mengulangi pendirian. tetapi Maminya bagaikan tidak ngerti . pada Gio, mencari isteri bukan seperti mencari ikan di pasar . kalo cari ikan aja kena dipilih juga. bukan main borong aja. silap-silap terbeli ikan yang busuk di kepala. wanita pun macam ikan juga. Kena pilih, kena tengok. bukan main sambar Aja. takut terpilih yang sudah busuk atau sudah dirobek kucing peliharaan. sememangnya Gio seorang yang agak cerewet. tetapi bukan salah mami nesha bila Gio jadi begitu. semuanya salah wanita di luar sana. anaknya itu seolah serik dengan selingkuh wanita. “mami gak faham dengan kamu. Aurel , anak ustaz Fattah yang pulang dari Mesir tu bukan calang-calang orang. lulusan universiti . ustazah lagi. kalo Gio mau bisa mami lamar," ujar mami nesha berharap. “gio nggak mau orang hebat begitu. takut apa yang berlaku pada abang Ardo , jadi pada Gio pula." “gak semua macam Hanis. mungkin satu dalam seribu.gio gak bisa samakan Aurel macam itu. mami yakin Aurel anak baik dan bisa jadi isteri yang Solehah." “mula-mula memanglah nampak baik. kak Hanis dulu juga baik. pijak semut aja nggak mati . tapi dalam senyap boleh selingkuh dengan suami orang."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD