“Ma,” sapa Shankara menatap layar ponselnya yang tengah menampilkan wajah Mamanya. “Shan,” balas Mamanya tersenyum lebar. “Kamu apa kabar? Lavanya juga apa kabar? Mama kangen.” “Kami baik, Ma,” balas Shankara yang saat ini sudah berjalan memasuki area dapur. “Dan kami juga kangen sama Mama.” “Kalau begitu, kapan kamu menikah?” tanya Mama Shankara yang membuat Shankara sontak berhenti berjalan. “Ma,” kata Shankara. “Nanti juga Shankara kabarin.” “Lavanya masih nggak setuju?” tanya Mamanya terlihat kehawatir. Shankara menganggukkan kepala. “Shan,” ucap Mamanya dengan ekspresi wajah serius. “Mama nggak keberatan buat jagain Lavanya di sini. Biar Lavanya tinggal sama Mama. Kamu nikah dan berkeluarga. Kamu juga perlu hidup untuk dirimu sendiri, Shan.” “Nggak segampang itu, Mama,” bala

