14

1488 Words

Nafas Grace memburu, matanya berkilat marah. Kemudian, tubuh Grace melemah, lalu wanita itu malah menangis sambil merosot ke lantai dan memeluk lututnya sendiri. "Aku pasti hamil," katanya di sela-sela tangisnya. "Jika tidak, kau harus kembalikan semua uangku." Rudolf mengusap wajahnya, pilihan yang sulit. Wanita itu juga wanita yang sulit. Rudolf ikut duduk di lantai, melepaskan dasinya dan membuangnya sembarangan. "Apa anda bahagia, Nona? Dengan selalu menekan saya, apa anda merasa bahagia? Hanya saya yang bertahan di sisi anda sampai detik ini. Saya juga bisa pergi kapan saja jika kesabaran saya menipis, masalah uang, bisa saja saya meminjam pada orang lain dan mengembalikannya pada anda." Grace tak menjawab, tapi dia bangkit dan kembali menyerang. Rudolf tak lagi menyerah, dia meng

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD