When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Ayah, nanti sore kami ingin nonton, boleh ya?" tanya Emira. Steven yang sedang serius dengan laptop di ruang kerjanya, hanya mengangguk saja. Beberapa minggu ini, Steven memang sangat sibuk, karena perusahaannya sedang membuka cabang di beberapa kota. Bahkan Steven jadi harus sering ke luar kota. "Terima kasih, Ayah. Ayah nggak ke kantor?" "Sebentar lagi," jawab Steven, dengan tatapan masih fokus pada laptopnya. Emira tahu, ayahnya sedang tidak bisa diganggu. Lalu ia ke luar dari ruang kerja ayahnya. Ia menemui Tiara yang membantu Bibi membersihkan bekas sarapan. "Ayah sudah memberi ijin kita nonton nanti sore." "Yang benar?" tanya Tiara, ditatap Emira. Kepala Emira mengangguk. "Swear!" Emira mengangkat dua jarinya, sambil tertawa. *** Sore harinya Dika, datang menjemput Emira, d