BPIL - Wedding Plan!

510 Words
At Brazil City 07:30 PM. Aku tidak pernah tahu kalau sekarang berada di kota Rio De Jeaneiro. Iya sekarang ini aku berada di ibukota Brazil dan entah kenapa rasanya takut. Ini negara baru yang ku singgah selama ini. Hanya di Eropa aku merasa nyaman dan sekarang harus bagaimana? "Rosalicia," panggil Zeferino datar. "Iya Tuan," sahutku sopan. "Baca dan tandatangan!" perintah Zeferino mutlak. Aku mengambil map dan membukanya. Kuhembuskan napas pelan untuk konsentrasi. Dengan saksama membaca deretan kata mencengangkan. "Apa maksudnya ini Tuan Teixeita?" tanyaku retoris. "Kamu bisa membaca pasti tahu apa maksudnya," sahut Zeferino tampak santai. "Jangan bercanda Tuan!" marahku. Kurang ajar sekali Tuan ini. "Ayolah jalang, kamu hanya tandatangan surat kontrak itu lalu beres. Menikah kontrak selama 6 bulan dan selama itu kamu harus menurut padaku dan menjadi b***k s*x!" jabar manusia hina ini. "Tidak, saya menolak!" tegasku. "Kalau begitu bayar 20 Juta dolar sekarang atau mendekam di penjara seumur hidup. Jikalau menjual tubuh pun seumur hidup tidak akan mendapatkan uang sebanyak itu!" Aku tidak percaya ini. Aku harus bagaimana? "Anda gila? Pernikahan bukan untuk main-main, Mr!" sentakku. "Oh ayolah, sayang. Hanya 6 bulan kita menikah setelah itu cerai dan kamu bebas menjalani hidup," sahut Zeferino santai. Aku memalingkan wajah guna menghindari tatapan mata tajam itu. "Jawab dalam sepuluh detik. Jika kamu bersikukuh menolak maka aku pastikan para Bodyguard akan memerkosamu ramai-ramai!" gertakan paling menyedihkan. Aku menelan ludah kasar dan tanpa terasa air mataku luruh. "Aku terima!" cicitku. "Bagus, kita akan menikah 10 hari lagi," ucap Zeferino datar. "Kenapa harus aku? Bukanya aku ini seorang p*****r? Kenapa bukan gadis lain yang lebih baik?" tanyaku dengan suara bergetar menahan sakit. "Karena kamu jalang. Dengan menggunakan orang sepertimu maka semua beres." Ya Tuhan kenapa harus begini? "Kenapa harus menikah jika hanya 6 bulan?" tanya ku lagi dengan nada marah. "Gampang, aku ingin jadi pewaris Teixeita Corporation. Dan syarat menjadi pewaris adalah harus sudah menikah. Selama ini aku bekerja sebagai CEO dan aku mau lebih dengan menjadi komisaris. Dengan begitu kekuasaanku meningkat!" jelas Zeferino datar. Apa ini? Dia tamak sekali. Apa aku harus menikah dengan orang seperti ini? "Anda tahu, mungkin setelah tahu kita cerai maka perusahaan itu akan kembali pada pemilik aslinya," celetuk aku tanpa perasaan. "Bodoh, tentu saja perusahaan itu akan menjadi milikku selamanya. Dengan peralihan kekuasaan maka perusahaan itu jatuh di tanganku. Maka, hanya kematian yang bisa melengserkan, ku!" tegas Zeferino seraya menatap mataku tajam. "Anda serakah sekali Mr Teixeita," ejek ku. "Hm, mulai sekarang persiapkan diri menuju neraka pernikahan!" Setelah mengatakan itu, Zeferino berlalu begitu saja. Aku menangis tergugu, kenapa takdir begitu kejam? Apa sekarang aku benar-benar menjadi p*****r menjijikkan. Aku lebih baik bekerja di klub malam dari pada bebas, tetapi hidup bersama lelaki gila macam Zeferino. Rencana pernikahan apa ini Tuhan? Dulu aku pernah bermimpi punya Suami yang sangat baik dan mencintaiku dengan tulus. Tinggal di rumah sederhana namun memiliki kesan elegan. Lalu menghabiskan waktu sore hari di halaman belakang dengan bersandar di bahu calon Suamiku. Dulu Ray pernah menjanjikan itu sebelum semua pengkhianatan terjadi. Lelaki tampan dengan senyum manis yang sukses membuai agan. Harus bagaimana sekarang? 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD