“Al…” Alroy segera mendongak setelah mendengar panggilan Almeera. “Alroy? Atau Kapten Al? Bagaimana aku harusnya memanggilmu?” tanya Almeera sambil menggaruk tengkuknya karena merasa canggung.
“Panggil aku sayang” Alroy tersenyum miring, semakin menggoda wanita yang sudah memerah wajahnya itu.
Almeera mendecak kesal. “Aku serius Al, bagaimana aku harus memanggilmu?”
“Kau memang bisa memanggilku sayang.”
Almeera mendecak tak suka mendengar panggilan itu. Sementara Alroy kembali sibuk membuat minuman dingin.
“Apakah itu penting? Dan bukannya kau sudah memanggilku dengan sebutan Al, belum lagi orang-orang di rumahmu memanggilku Mas Al.” Ia menghela nafas panjang, “Aku merasa seperti mas-mas tukang cicil panci di komplek perumahan orang kaya.”
Pria itu hanya mengangkat wajahnya sekil
