2 - Michael Zach Raymond

652 Words
Dingin malam begitu menyeruak bercampur sedikit hembusan angin yang menyapu kepermukaan kulit, kerlap-kerlip lampuan di kawasan hunian mewah tampak begitu indah dan terlihat jelas dari atas lantai 4 hunian mewah milik keluarga Raymond itu Lelaki tampan yang nyaris luput dari kecacatan rambut hitam bercahaya, rahang bersiku dengan rambut-rambut halus menambah nilai tambahan ketampanannya, di tambah tubuh atletis yang terpahat sempurna menjadi daya tarik yang tidak bisa di tolak sebagian besar kaum hawa ketika melihatnya. Malam begitu pekat mungkin ini sudah pukul 12 dini hari,lelaki itu masih terjaga di sana ia membungkuk menyandar pada pagar stainless di balkon luas di luar kamarnya, ia mengedarkan pandangannya kesekitar menatap pada lampuan-lampuan yang indah di senyapnya malam. Sesekali ia mengudarakan asap dari benda yang ia hisap seraya menatap pada taburan bintang menikmati langit masih sedikit biru biru di kegelapan malam. Lelaki itu menarik sudut bibir nya kala ia mengingat pekatnya malam seakan sebanding dengan hidupnya yang begitu gelap Ia yang sudah kepala tiga setengah masih saja tenggelamdalam Ingar-bingar kegelapan dan kesendirian, sial apa kurangnya ia memiliki IQ di atas rata-rata, sukses dalam bisnis, pesona yang di berikan tuhan, harta,tahta, segalanya. Apa lagi setahun ini ia menjadi lebih sepi saat kedua sahabatnya bahkan tidak lagi sejalan, keduanya telah memilih jalan hidup menikah lalu mempunyai anak, sementara dia hanya menjadi penonton kedua sahabatnya dan menjadi pemeran utama di dunia gelap nya sendiri. Brrrrrrrr rrrrrr…. Mike terbuyarkan oleh suara seperti ceburan air, ia menoleh pada suara yang begitu jelas terdengar di senyapnya malam hari itu, netranya menajam pada permukaan kolam berenang di rumah lantai dua tetangga di seberang rumahnya kolam berenang di rumah itu bergelombang airnya yang tadi ia rasa tenang kini menjadi bergerak. Sial, apakah ini kesalahan kontruksi atau mereka salah mendesign rumah? Sebuah kolam berenang milik tetangga di depan kediaman Mike itu begitu tampak jelas dari lantai 4 rumahnya, ia yang sudah bertahun-tahuntinggal di sana bahkan baru kali ini menyadarinya. Kini Mike melihat bayangan hitam begerak di dalam kolam, Orang tidak waras mana berenang di tengah malam buta seperti ini? Lelaki itu mengulas senyuman itu rumah Dokter Maliq ya…rumahTasya mantan kekasihnya, Mike yang jarang pulang kerumah namun ia tidak akan pernah lupa rumah itu, tapi bukankah Tasya masih di London? Mike mendapatkan semangat baru sesuatu setruman mengimpuls ke dalam dadanya ketika ia melihat yang keluar membelah di tepian kolam berenang adalah seorang wanita berambut panjang berbalut pakaian renang hitam serba tertutup, namun kini gadis itu masuk dan bergerak lagi di dalam air. “Tasya? Dia kembali?” *** Sudah beberapa hari Adis kembali kerumah sejak kedua orangtuanya sedang perjalan kerja ke Surabaya, seperti biasa ia selalu tidak mampu terpejam jika berada dirumah. Adis naik lagi kempermukaan air memutuskan untuk duduk ditepian kolam dengan kaki yang masih menjulur kedalam air. Kejadian tadi siang masih membuatnya tidak habis fikir bahkan membuatnya sulit untuk bernafas mengingat Wafda kekasihnya bersama kakak sepupunya berada di antrean pemeriksaan kandungan. “Kak Mayra hamil? Atau konsultasi Kontrasepsi, ya Tuhan!” Rasa sesak kembali menyerang dengan air mata yang mulai merembes di pelupuknya. “Bisa-bisanya mereka tega mengkhianatiku.” Tidak ingin menuduh tanpa bukti walau jelas ia melihat dengan mata kepalanya juga sempat mengambil foto mereka, tapi jauh di hati kecil paling dalam ia masih berharap itu hanya kebetulan saja, sebab Wadfa merupakan tenagamedis seorang Dokter spesialis Ortopedi dan juga kak Mayra seorang perawat mungkin mereka ada keperluan kesana. Namun kenyataan seakan menuntutnya untuk menerima keadaan, benar Wafda Dokter spesialis Ortopedi dan juga kak Mayra seorang perawat tapi kenapa mereka ada di sebuah klinik yang bukan tempar mereka bekerja? Di tambah hal yang menohok mereka bepegangan tangan. Brrrrrrrrrrrrrrr Adis pun kembali lagi turun kedalam kolam berenang segala benang kusut dikepalanya benar-benar membuatnya ingin berteriak Ia benar-benar kesal, marah, kecewa. Seperti itu katamu sedang memperbaiki diri, menjadi pribadiyang lebih baik? Huh... Kau layaknya iblis. “Stop Adis bukankah terkadang apa yang kita lihat tidak seperti kenyataan yang ada, buktikan! Jika itu benar atau pun salah!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD